07 - pain and irritation

23 4 1
                                    

-HAPPY READING

-TYPO TANDAIN

-SELAMAT MEMBACA
._____________________________________.

si sebuah ruangan serba hitam nampak seorang paruh baya yang sedang berkutat dengan komputer nya.

"ben. segera siapkan semua nya, aku benar - benar sudah menahan ini semua, dan akan aku akhiri ini dengan tangan ku sendiri"

ben mengangguk lalu mengeluarkan beberapa file dari kantong nya.

"istri dari tuan derik adalah anak haram keluarga fred, musuh nya sendiri"

"bagus dengan begitu kita bisa memanfaatkan keluarga fred dan yoise yang menjadi musuh bebuyutan derik"

"benar tuan. kita bisa meminta tuan muda mendekati anak dari keluarga fred, ku dengar dia memiliki anak tiga perempuan dan dua laki-laki"

kennan merengutkan kening nya. "siapa yang masih sendiri?"

"anak keempat dan kelima, tuan"

"baiklah. kita tunggu setelah alka sembuh" ucap nya sambil meninggalkan ruangan.

"baik tuan, lalu bagaimana dengan ini" sambil mengangkat berkas berisi informasi mengenai seseorang.

"simpan di brangkas"

ben mengangguk. "baik"

_-_-_-_

Feria membuka mata nya perlahan.

kepala nya tak sepusing tadi tapi rasanya tubuh nya sekarang seperti tertindih sesuatu.

eungh

"kamu sudah bangun" ucap kennan.

feria menatap kennan dengan datar. "hm, daddy kenapa disini, gaada kerjaan emang?"

kennan menggeleng. "daddy mau jaga kamu. makan dulu ya, daddy suapin" sambil menyodorkan bubur ke hadapan feria.

feria hanya menerima suapan itu sampai habis.

"dad. gimana sama anak daddy"

"masih di cari. tapi yang pasti adik kamu sekarang masih ada di negara ini"

feria menghembuskan nafas pelan. "jangan pikirkan adik aku dad, pikirin aja anak daddy"

pluk

"dasar kamu ini, tenang aja walau pun daddy leha - leha mereka pastinya bakal nemuin secepatnya"

feria hanya mendengus lalu melirik ke arah ponsel nya yang berdering.

"dad. keluar sana, aku mau angkat telpon" usir nya.

kennan menatap datar feria. "hadeh kamu ini, jangan sampai kamu bucin sama musuh sendiri" sambil bangkit dan berjalan ke luar.

"iya aku faham" elak nya.

setelah kennan keluar feria segera mengangkat telpon itu.

"alka. kamu kemana aja, aku dari tadi nungguin di sekolah tapi kamu ga dateng - dateng"

"aku sakit"

"ihh... kamu sakit apa, kok ga bilang sih, terus kamu sekarang dimana"

"di rumah"

"udah minum obat belum, aku kesana ya, aku khawatir banget sama kamu"

"ga usah. udah mendingan juga"

"gamau pokoknya, aku tetep mau datengin kamu"

"tunggu disana, aku jemput"

"ga boleh. apaan sih kamu kan lagi sakit, kirimin aja alamat nya, aku kesana sebentar lagi"

I'm that villain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang