𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰!
Sion memandang tajam kearah salah satu pamannya, Jay.
Tiada rasa takut yang dirasakan oleh Sion, terkecuali percikan amarah yang besar terhadap apa yang dilakukan oleh kedua pamannya yang sempat ia sayangi pada ayah-serta ibu nya.
Jay yang menyadari ekspresi keponakannya yang dianggap menyebalkan itu, membuatnya muak. Belum lagi wajah tengil nya itu benar-benar wajah Sunoo seratus persen.
Jay mengingat kembali ketidak-akurannya dengan Sunoo sewaktu kecil. Berbagai masalah selalu dilakukan oleh adiknya itu, hingga ia yang terlalu sering terkena dampaknya hingga pernah suatu saat ayah mereka-menghukum habis-habisan Jay.
Oleh karena itu, Jay selalu mempunyai niat buruk untuk membuat Sunoo hancur telak. Meski ia tahu, jika Heeseung kakak tertua mereka, yang akan lebih dulu bertindak, sebab dendam lama yang masih tersimpan dengan baik.
"Hei bocah. Meski kau keponakan ku, aku sama sekali tak mengharapkan keberadaan mu. Jangan pernah berpikir jika aku benar-benar menganggap mu. Karena ayah mu, sosok yang paling ingin ku hancurkan sejak dulu. Ck wajah mu itu-mengingatkan betapa tengil dan menyebalkan nya ayah mu sewaktu kecil." Jay benar-benar tak bisa menahan isi hati nya. Padahal Sion masih sangat terlalu kecil untuk menerima kata-kata menusuk nya tersebut.
"Ayah Sion selalu yang terbaik dan terhebat! Siapapun paman, tidak akan bisa mengalahkan ayah!" Nyatanya, anak sekecil Sion tak ingin mengalah.
Jay terkekeh. "Yeah seperti dugaanku, bahwa kau sangat pandai. Sebenarnya aku tak ingin mengakui nya. Tetapi, buah memang tak jauh jatuh dari pohon nya." Ia sempat geming sesaat sambil menjilati bibir nya sendiri, lalu beralih menatap Sion yang masih berani berekspresi kesal padanya, "Aku sudah tidak sabar untuk merobek tubuh-bahkan mengeluarkan jantung serta hatimu dari tubuh kecil yang tidak ada apa-apa nya itu. Jadi, bagaimana menurutmu jika aku memulainya sekarang?"
Gertakan demi gertakan Jay berikan. Meski ia kesal setengah mati terhadap mental anak kecil seperti Sion, tidak mudah diruntuhkan begitu saja.
Sunoo, keturunan nya benar-benar membuat Jay mencemaskan kehidupannya selanjutnya.Anak kecil ini, bukanlah anak kecil biasa.
Sion malah terkikik bak anak kecil pada umumnya. Seolah-olah tindakan Jay sejak tadi-ialah hal yang lucu.
"Wah... Kau menertawakan ku?" Jay menggertak rahangnya.
Sion mengangguk. "Karena paman begitu pengecut."
Jay mendesah kesal sambil mengusap wajahnya. "Sial*n. Kau-"
"Paman Heeseung!" Teriak Sion ketika pintu ruangan terbuka, menampilkan sosok Heeseung bersama anak buah nya.
Jay menoleh ke belakang.
"Kau menyakiti nya?" Tanya Heeseung ketika Sion berlari ke arahnya berakhir menggendong anak kecil tersebut.
Entah apa yang dilakukan oleh Heeseung hingga Sion mendadak mengantuk dan tertidur di gendongan nya.
Jay terkekeh sinis. "Apa kau berubah pikiran?"
Heeseung sempat geming memperhatikan wajah Sion dan mengusap nya lalu beralih pada Jay. "Tidak. Tetapi aku akan membawanya terlebih dahulu pada ibu nya."
"Untuk apa?" Jay semakin kesal.
Heeseung mendengus. "Melihat nya untuk yang terakhir kali."
"Bukankah itu terlalu berlebihan? Jangan bertele-tele Heeseung. Kau-tak memiliki niat lain, selain ingin memakan mereka."
Heeseung terkekeh dan bersiap hendak keluar dari sana bersama Sion yang sudah tertidur pulas. "Ya tentu. Darah dan daging mereka, pasti sangat nikmat bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed || 𝐒𝐔𝐍𝐎𝐎 𝐄𝐍𝐇𝐘𝐏𝐄𝐍✔
Vampiros↷✦; w e l c o m e ❞ sʜᴀɴ sᴜɴᴏᴏ ʙᴜᴋᴀɴ ᴍᴀɴᴜsɪᴀ. ᴛᴇᴛᴀᴘɪ ᴠᴀᴍᴘɪʀ ʏᴀɴɢ sᴀɴɢᴀᴛ-sᴀɴɢᴀᴛ ᴛᴇʀᴏʙsᴇsɪ ᴘᴀᴅᴀ ᴍᴜ. ᴅᴀʀᴀʜ, ᴛᴜʙᴜʜ, sᴇʀᴛᴀ ᴄɪɴᴛᴀ ᴍᴜ. [𝐒𝐇𝐎𝐑𝐓 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘] 𝟏𝟖+ ➤; 𝐕𝐚𝐦𝐩𝐢𝐫𝐞 - 𝐃𝐚𝐫𝐤 𝐅𝐚𝐧𝐭𝐚𝐬𝐢 - 𝐑𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞.↶