13

21.3K 1.9K 38
                                    

Setelah perjuangan yang panjang dan melelahkan, Kapten Jevan berhasil mengarahkan kapalnya melalui angin kencang.

Melewati malam hari itu membuat Jevan tidak bisa istirahat sebentar. Itu membuat staminanya turun dan mengantuk.

Untuk menghilangkan kantuk Jevan berkeliling kapal. Ia ingin mencari udara segar. Jevan juga memerintahkan ke pada salah satu rekannya untuk menggantikan tugasnya sebentar sebagai navigasi.

Jevan meninggalkan ruang setir. Ia pergi ke dek samping kapal yang mana itu tempat favorit Jevan untuk mencari udara segar setelah melewati badai atau angin kencang.

Mata Jevan menyipit saat melihat seseorang anak kecil yang berjongkok. Saat anak itu berdiri Jevan mengenalnya. "Michael?"

Anak yang di panggil langsung menoleh karena mendengar orang yang memanggil nama nya.

Jevan tersenyum. Ternyata itu benar-benar Michael, ia menghampiri Michael.

Setelah sampai di hadapan Michael Jevan menunduk melihat Michael. Jevan tersentak saat melihat mata Michael yang berwarna merah.

Jevan mengingat bahwa hanya keturunan Duke Xavier yang memiliki mata merah. Dan pria yang menolak ajakan makan siang nya dengan Celica matanya merah.

"Apa Michael anak pria itu?"

"Kenapa?" Jevan tersentak saat mendengar ucapan Michael.

"Apa yang kau lakukan di sini? Di mana Celica?"

"Tidak tahu." Michael melanjutkan jalan nya. Jevan langsung menahan bahu Michael.

"Tunggu! Michael tersesat?"

Michael tidak memperdulikan ucapan Jevan. Ia menyingkirkan tangan Jevan yang berada di bahunya dan berjalan tanpa menoleh ke arah Jevan.

Jevan yang di tinggal mengendus kesal. Ia memegang pembatas kapal dan menghirup udara segar dan menikmati angin laut.

Setelah puas Jevan berjalan pergi untuk ke tempat stir kapal, karena akan sampai di pulau Bilc.

Dalam perjalanan menuju tempat stir kapal Jevan bertemu dengan Celica.

***

"Jangan pernah sentuh wanita ku!" Ucap Riel menatap tajam Jevan.

Jevan menatap mata Riel. Dan tersenyum miris karena mata Michael dan Riel memiliki warna yang sama.

"Tuan Duke lepas!" Riel melepaskan tangannya. Ia tidak mau membuat Celica risih dan membencinya.

"Jev apa kau melihat El?" Jevan mengangguk.

Melihat anggukan Jevan Celica tersenyum. "Di mana?" Tanya Celica tidak sabar.

"Apa dia baik-baik saja?"

"Tenanglah dia baik-baik saja. Ikutlah denganku aku tahu di mana Michael." Jevan mengulurkan tangannya.

"Mama."

"Celica."

Ucap Michael dan Riel secara bersamaan yang menghentikan tangan Celica yang hendak memegang tangan Jevan.

Celica langsung berlari ke arah Michael dan langsung memeluknya erat. Michael membalas pelukan Celica.

Puas memeluk Michael, Celica melepaskan pelukannya. Ia menyamai tinggi Michael dan memegang ke dua pundaknya.

Celica Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang