"Sean?"
Aku tidak bisa berkata-kata, melihat Sean dengan penampilan yang berbeda dari dirinya saat lima tahun yang lalu. Kini, ia sudah tidak lagi memakai kacamata tebal yang biasa bertengger di pangkal hidungnya, tubuhnya semakin tinggi, rambutnya dipotong ala kekinian dan itu rapi. Dan yang terpenting, selera pakaiannya juga berubah, benar-benar tipikal seorang pria perkotaan yang selalu mengikuti trend anak muda.
"Boleh aku duduk di sebelahmu?" tanyanya kepada Alisha.
"Oh iya, silakan!" jawab Alisha dengan antusias.
"Terimakasih ...." jawabnya. Sean menutup payungnya kemudian meletakkannya di sudut ruangan sebelum bergabung bersama kami. Dia duduk di sebelah Alisha, aku tidak tahu mengapa ia meluangkan waktunya hanya untuk duduk bersama kami sedangkan mungkin saja dia hendak pergi ke suatu tempat.
Sedangkan Alisha, sudah kutebak reaksinya pasti akan berlebihan. Dengan sengaja, dia menendang-nendang kakiku di bawah meja dengan wajah tersenyum tanpa dosa. Aku menghela napas sebelum mendengarkan suara Sean kembali.
"Bagaimana kabarmu?"
"Baik, bagaimana denganmu?"
"Yah, aku baik-baik saja seperti yang kau lihat. Ngomong-ngomong dia ..." Sean melihat Alisha yang duduk di sebelahnya.
Dengan cepat, Alisha mengulurkan tangannya dan berkata, "Namaku Alisha. Ngomong-ngomong, apa kau pacar Stella? Wajar, dia tidak mau memberitahuku tentangmu, aku tidak tahu jika pacarnya adalah pria yang sangat tampan sepertimu!"
Seketika itu, mataku membola, "Dia bukan pacarku, Alisha!"
Sean tertawa kecil. "Apakah aku terlihat seperti pacarnya?"
"Iya, kalian terlihat sangat serasi walaupun aku baru saja bertemu denganmu hari ini! Eh, jadi kalian benar-benar berpacaran?"
"Hey, apa kau tidak mendengarkan perkataanku? Kukatakan sekali lagi bahwa dia bukan pacarku, kami hanya teman lama."
"Oh ya?"
"Benar kan, Sean?"
Aku menatap Sean sembari memelas, kuharap dia mau bekerja sama denganku untuk kali ini.
"Stella benar, kami hanya teman lama. Tapi doakan saja agar kami bisa segera menjadi sepasang kekasih!"
Aku hampir tidak bisa berkata-kata, aku menatap Sean tak percaya. Dia benar-benar berubah, sama sekali tidak terlihat seperti Sean yang selama ini kukenal.
"Sean, jangan bercanda!"
"Aku memang sedang tidak bercanda!"
"Ap-apa?"
Alisha tersenyum lebar, "Apa-apaan ini? Kalian membuatku iri!"
"Alisha, berhenti membicarakan omong kosong!"
Percayalah, aku sedang tidak dalam keadaan ingin berdebat di tengah hujan seperti sekarang ini.
"Hahaha, maaf-maaf, aku hanya bercanda. Kami hanya teman lama, lagipula Stella pasti sudah punya pacar!"
"Benarkah? Aku saja tidak tahu siapa pacarnya!" Alisha menatapku dengan sinis.
Sean terkekeh. "Stella dulu adik kelasku waktu SMA."
Alisha dengan cepat menumpuk salah satu lengan tangannya di atas meja dan mencondongkan tubuhnya ke arah Sean. "Boleh aku memanggilmu Sean?"
Sean terkekeh. "Iya, tentu saja boleh. Itu memang namaku!"
"Kulihat kau tadi habis keluar dari klinik hewan, apa kau bekerja di sana?" tanya Alisha lagi.
"Iya, aku bekerja di sana!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Rain (Pindah Noveltoon)
RomancePada mulanya, sebuah payung kecil yang melindunginya dari tetesan hujan, kini berubah menjadi sebuah sangkar. Kapankah ia akan terlepas dari itu semua? Credits: Cover from Naver (Bukan novel terjemahan. Ini adalah novel karangan saya sendiri. DILARA...