Chapter 3 : Kebencian dan Pertemuan

609 83 6
                                    

| Tugasmu adalah menjadi Putra Mahkota |

"Acel," ujar Anthanasius, "Menurutmu, kenapa tiba-tiba Yang Mulia memanggilku?" tanyanya sambil berjalan menuju Istana Kaisar.

"Saya kurang tau, Pangeran" balas Acel.

"Dia tidak akan membunuhku kan?" cetus Anthanasius.

"Semoga tidak, karena anda adalah sumber uang saya" celetuk Acel.

"Kurang ajar" gerutu Anthanasius.

Akhirnya mereka melanjutkan perjalanan ke Istana Kaisar. Di depan Istana Kaisar, mereka bertemu dengan Felix. Felix mengantarkan Anthanasius ke ruangan Claude, sementara Acel tetap berada di luar.

Sesampainya di ruangan Claude,

"Yang Mulia, saya sudah mengantar Pangeran Anthanasius," ujar Felix, "kalau begitu saya mohon undur diri"

'Oh, berarti aku hanya akan berdua dengan tiran ini?' pikir Anthanasius

Claude yang sedang duduk di sofa dengan pakaian ala Yunani menjawab, "Ya, pergilah"

Claude yang sedang duduk di sofa dengan pakaian ala Yunani menjawab, "Ya, pergilah"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendengar itu Felix langsung pergi meninggalkan ruangan.

"Salam kepada Matahari Obelia" sapa Anthanasius.

"Duduk" titah Claude sambil menunjuk sofa di depannya.

Anthanasius langsung pergi duduk ke sofa yang ditunjuk Claude,

"Apa yang anda inginkan dari saya, Yang Mulia?," tanya Anthanasius, "seharusnya ada alasan khusus sampai anda memanggil serangga menjijikan seperti saya kemari" ujarnya.

"Ya, memang ada alasan khusus," balas Claude, "tempati posisi Putra Mahkota" ungkap Claude.

Mendengar hal itu, Anthanasius cukup kaget, ia tidak menyangka akan semudah ini menjadi Putra Mahkota.

"Mengapa? Mengapa saya harus menjadi Putra Mahkota? Bukankah saya anak dari selir penjilat? Itu yang anda katakan" tanya Anthanasius bertubi-tubi.

"Jika kau menjadi Putra Mahkota, para bangsawan licik yang selalu mengurusi urusan orang lain akan diam, aku benci mendengar ular mendesis" jawab Claude.

"Begitu," gumam Anthanasius, "baiklah, saya siap menjadi Putra Mahkota" sahutnya.

"Bagus, tapi ingat, aku tidak akan pernah menganggap mu sebagai anak ku," ungkap Claude, "mendengar namamu saja aku sudah merasa jijik, keabadian, Sesuatu yang tidak pernah aku dapatkan, tapi serangga sepertimu memilikinya," lanjut Claude, tapi ia tak berhenti di situ, "apalagi wajahmu, wajah menjijikan yang sama seperti kakak ku, jadi jangan mengharapkan kasih sayang"

Anthanasius yang mendengar itu hanya bisa menahan amarahnya,

Anthanasius yang mendengar itu hanya bisa menahan amarahnya,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I am the Rightful Heir! (TCF X WMMAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang