Chapter 6 : Cinta yang Hilang

512 74 5
                                    

| PILIHLAH AKU! JANGAN ANAK YANG MENGGEROGOTI NYAWAMU ITU! |

Entering Claude's POV

1 bulan setelah insiden di taman Kaisar

Kantor Kerja Kaisar

"Yang Mulia!" teriak Felix yang langsung masuk ke kantorku tanpa izin terlebih dahulu. Tidak sopan.

"Kenapa?," ketus ku, "memangnya apa yang terjadi sampai kau berani masuk tanpa izin dariku?"

"Ini gawat, Yang Mulia! Kerajaan Aeolus di selatan perbatasan sedang merencanakan perang terhadap kita!"

"Itu saja? Kirimkan pasukan untuk bertempur, kau boleh ikut jika mau"

"Tapi mata-mata kita mengatakan bahwa 3 kerajaan di perbatasan lain juga sedang merencanakan hal yang sama, sepertinya mereka akan menyerang kita di saat yang bersamaan"

Aku cukup tidak senang dengan informasi itu, apalagi sebentar lagi anak ku dengan Diana akan lahir. Tapi aku juga tidak bisa ikut tempur, karena aku ingin melihat wajah satu-satunya anak yang aku sayang.

"Kirimkan 4 pasukan ke seluruh setiap perbatasan" titah ku.

"Tapi-"

"Ini perintah ku" titah ku.

Aku tau apa yang akan Felix katakan, pasti tentang aku yang harus ikut pertempuran. Andaikan saja aku bisa mengirim anak itu...

"Baiklah," pasrah Felix, "ada satu hal lagi, Yang Mulia"

"Apa itu?"

"Lady Diana ingin bertemu anda, di Istana Ruby"

Mendengar hal itu aku sangat senang, akhirnya aku bisa menemui Diana dan berbincang lagi dengannya setelah terjebak di kantor ini.

Sesampainya di Istana Ruby

Setelah sampai, aku langsung pergi ke kamar Diana untuk menemuinya. Sekarang aku sudah berada di depan kamarnya dan mengetuk pintu, menunggu orang yang aku cintai membukanya untukku, hanya untukku.

"Yang Mulia... Selamat datang" sambut Diana dengan senyumannya yang indah.

Entah kenapa suaranya terdengar sangat lesu dan matanya sembab, seperti ia baru saja menangis. Tapi siapa yang membuatnya menangis? Siapa yang berani mengusik Diana? Seorang Diana yang sangat di cintai Kaisar?

"Diana... Apa yang terjadi" tanyaku dengan khawatir.

Setelah aku bertanya, tiba-tiba saja Diana menangis, ya itu benar... Diana ku sedang menangis.

Aku langsung memeluknya dan bertanya, "Katakan, siapa yang membuatmu menangis? Aku tak akan mengampuninya"

"Ti-tidak a-ada, Yang Mu-mulia" balasnya masih dengan sesenggukan.

Aku langsung membawanya masuk dan menutup pintu, agar tidak ada yang melihatnya menangis.

"Katakan Diana, katakanlah apa yang terjadi... Aku mohon..." tanyaku dengan lebih khawatir.

'Apakah ada yang melukainya? Menghinanya? Atau hal lain? Serangga mana yang berani' pikirku, masih memeluk erat tubuh Diana.

"Anak ini... Anak yang aku kandung dapat membunuhku" ungkap Diana.

"Omong kosong, siapa yang memberi tahumu hal itu?! Berani beraninya dia!" balasku, aku sangat marah dengan hal ini. Orang bodoh mana yang berani' mengatakan hal itu tentang anakku?!

"Pe-penyihir Istana"

"Baiklah" aku langsung melepaskan pelukan kami, berpamit kepada Diana, dan mencari Penyihir sialan itu.

I am the Rightful Heir! (TCF X WMMAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang