"Aku menemukannya bos"
Shikamaru langsung menyambar dokumen yang dibawa oleh Jugo. Dia membuka dokumen itu lembar demi lembar. Membacanya dengan serius. Shikamaru tersenyum.
"Kerja bagus Jugo"ucap Shikamaru.
'Akhirnya aku menemukanmu Hyuuga Hinata'
"Memangnya dia siapa bos? Kenapa bos mencarinya selama bertahun-tahun?" Tanya Suigetsu. Shikamaru sudah mencari Hinata selama 3 tahun terakhir ini. Entahlah, begitu banyak pertanyaan yang selalu muncul dibenaknya seperti kenapa Hinata tidak pernah menulis surat untuknya lagi. Shikamaru sudah mencoba untuk menghiraukannya dan bertahun-tahun berlalu sosok Hinata tidak pernah meninggalkannya ingatannya dengan pasti. Apalagi saat Shikamaru menatap langit.
"Hanya sahabat lama" jawab Shikamaru singkat. Suigetsu menatap Jugo. Jugo hanya mengangkat bahunya.
"Kalian boleh pergi" Suigetsu dan Jugo memberi hormat kemudian meninggalkan ruangan Shikamaru. Pemuda itu menatap foto Hinata.
"Akhirnya aku bisa melihat wajahmu Hinata" Pemuda itu menatap sendu. Apakah perempuan ini masih mengingatnya. Atau hanya dia yang terlalu berlebihan menanggapi kenangan masa kecil mereka. Apakah Hinata menatap langit sambil mengingatnya seperti yang perempuan itu katakan dulu? Masihkah dia melakukan itu.
Shikamaru meletakan foto itu dimeja dan mengusap wajahnya dengan gusar. Pernikahannya sebentar lagi namun dia malah masih mengurusi perempuan lain. Iya, dia akan menikah empat bulan lagi dengan seorang model terkenal bernama Yamanaka Ino. Mereka dijodohkan oleh kedua orang tuanya dan Shikamaru hanya bisa menurut. Karena akan terlalu merepotkan jika menolak. Ayahnya akan memarahinya habis habisan. Pernikahan mereka bukan hanya sekedar menautkan dua insan namun juga menggabungkan dua perusahan. Bisa dibilang pernikahan itu adalah pernikahan bisnis. Shikamaru mengambil ponselnya.
"Siapkan aku satu tiket ke Jepang untuk malam ini"
Shikamaru harus menemui Hinata. Sehingga dia tidak akan dihantui lagi oleh pertanyaan-pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh perempuan itu. Dia harus segera menyelesaikannya.
______________________________________
Shikamaru tiba di jepang pagi hari. Dia langsung menuju alamat yang sudah di berikan oleh Jugo."Apa dia sakit?" Shikamaru tampak aneh kenapa Jugo memberikan alamat rumah sakit padanya. Apa perempuan itu sakit sehingga dia ada disana.
Shikamaru menatap jalanan Jepang. Tempat ini masih sama seperti terakhir kali dia meninggalkannya. Hanya ada beberapa perbedaan dari segi bangunan. Yang mungkin dulu ada kini telah terganti atau ada gedung baru yang sudah dibangun. Dia seperti pulang dari perjalanan jauh. Shikamaru tidak menyangka dia akan kembali ke negara ini hanya untuk menemui sahabat penanya semasa SD dulu. Konyol memang namun itulah kenyataannya. Dia jauh-jauh dari Australia demi kenangan itu. Demi sahabat penanya yang bernama Hyuuga Hinata.
"Onee-san kenapa kepalamu botak?" Tanya Baruto kepada Hinata.
"Iya onee-san kemana rambutmu?" Sarada menatap kepala Hinata yang tidak ditumbuhi rambut. Hinata hanya tertawa sambil menyentuh kepalanya.
"Onee-san malas untuk keramas jadi onee-san potong semuanya deh" jawab Hinata santai. Baruto, Sarada dan Mitsuki melihatnya dengan aneh.
"Tapikan perempuan jelek kalau gak ada rambutnya" ucap Baruto. Hinata hanya tertawa dengan kalimat anak itu.
"Onee-san tetap cantik kok walau botak" ujar Mitsuki. Dia kesal dengan Baruto yang ceplas ceplos.
"Iya aku tau tapi onee-san akan lebih cantik lagi kalau ada rambutnya" Sarada memukul Baruto.
"Diam kau Baruto"
"Sakit tauuu" Baruto memegangi kepalanya yang sakit.
"Sudah-sudah" Hinata melerainya. Dia tersenyum melihat tingkah ketiga bocah itu. Selama di rumah sakit hanya itulah hiburan baginya. Dia sering menjaga anak-anak dokter di rumah sakit ini karena bosan jika harus tinggal terus dikamarnya. Untungnya orangtuanya mengizinkan tetapi dengan catatan dia jika lelah dia harus berhenti dan kembali.