Mengasuh

101 16 6
                                    

"Hinata-nee kenapa nii-san itu ada disini" tanya Sarada kepada Hinata. Gadis kecil itu menatap Shikamaru aneh.

"Dia teman nee-san Sarada. Namanya Shikamaru" Baruto hanya ber-oh ria sedangkan Sarada dan Mitsuki menatap tajam Shikamaru.

"Aku hanya ingin bermain dengan Hinata-nee saja" ucap Mitsuki. Sarada mengangguk. Shikamaru diam melihat perdebatan anak-anak itu mengenai dirinya.

"Tidak usah mengajak nii-san itu" Sarada menunjuk Shikamaru. Hinata hanya tersenyum kepada pemuda itu. Dia memberi kode biar dia yang menyelesaikannya. Sarada dan Mitsuki adalah tipe anak yang susah bergaul dengan orang lain berbeda dengan Baruto yang mudah akrab. Jadi butuh pengertian ekstra untuk berteman dengannya.

"Sarada dan Mitsuki dengarkan nee-san ya. Shikamaru nii-san ingin berteman dengan kalian masa ditolak sih"

"Shikamaru nii-san orang baik. Sarada dan Mitsuki tau kan kemarin saat onee-san hampir jatuh, siapa yang menolong? Shikamaru nii-san bukan?" Kedua anak itu mengangguk.

"Masa ada orang baik yang ingin berteman dengan kita, lalu kita tolak sih. Bukannya kita yang jahat kalau begitu" ujar Hinata menjelaskan.

"Iya Shikamaru nii-san baik" teriak Baruto. Anak itu kemudian memeluk kaki Shikamaru. Shikamaru tersenyum. Hinata pintar sekali merayu anak kecil. Sarada dan Mitsuki menatap Hinata sambil mengangguk. Mereka menerima Shikamaru untuk menjadi temannya.

"Bagus. Sini nee-san peluk" Sarada, Mitsuki dan Baruto memeluk Hinata. Hinata sangat menyayangi anak-anak itu. Mereka seperti hiburan baginya. Dia suka anak kecil dari dulu. Karena anak kecil itu jujur mengenai perasaannya. Tidak ada kebohongan dihati mereka tidak seperti orang dewasa. Maka dari itu Hinata lebih senang berteman dengan anak kecil.

Shikamaru berjongkok menatap ketiga anak itu. Terbesit sedikit pikiran nakal untuk menggoda mereka.

"Baiklah, sekarang giliran nii-san yang harus dipeluk oleh onee-san" ucap Shikamaru.

"TIDAK BOLEH" teriak mereka bertiga.

"Nii-san tidak boleh memeluk Hinata-nee" ucap Baruto sambil bertolak pinggang dihadapan Shikamaru. Hinata hanya tertawa kecil melihat kelakuan laki-laki itu. Shikamaru adalah pemuda yang lucu dan sulit ditebak.

"Kenapa tidak boleh? Kan nii-san juga ingin dipeluk" tanya Shikamaru.

"Nii-san kan sudah dewasa jadi tidak boleh" tambah Sarada.

"Kata siapa?" Tanya Shikamaru lagi.

"Nanti Hinata-nee hamil kalau dipeluk nii-san" ucap Mitsuki. Wajah Hinata dan Shikamaru memerah. Pemikiran dari mana itu. Seseorang bisa hamil jika dipeluk.

"Saat aku bertanya kepada ayahku kenapa seorang bayi bisa lahir, dia menjawab karena orang dewasa berpelukan"

"Jadi Shikamaru-nii tidak boleh memeluk onee-san" Hinata dan Shikamaru hanya menatap tidak menyangka. Shikamaru tersenyum sambil menatap Hinata. Hinata salah tingkah dan pipinya memerah. Kenapa pemuda itu menatapnya sambil tersenyum.

"Bukannya bagus ya kalau Hinata-nee hamil. Nanti kalian punya adik lucu" ucap Shikamaru. Muka Hinata semakin memerah.

"Tapi benar juga. Nanti nee-san punya bayi. Pasti lucu, iya kan?" Baruto menatap Mitsuki dan Sarada. Mereka berdua berpikir.

"Baruto sih setuju kalau Hinata-nee dipeluk nii-san" ucap Baruto.

Plakkk

"Sakit Sarada!" Sarada memukul kepala Baruto.

"Tidak bolehhhh. Sarada tidak mauuu. Nanti onee-san tidak ingin main lagi sama Sarada karena punya bayi" rengek Sarada.

"Siapa bilang? Nii-san pastikan Hinata-nee akan terus main dengan kalian meskipun punya bayi" Shikamaru sudah kelewatan. Hati Hinata sudah ingin meledak karena tingkahnya. Dia sangat malu. Kenapa mereka jadi berbicara soal bayi sih.

You Belong With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang