Sebuah Kata Bernama Perpisahan

106 19 2
                                    

Hinata tidak sabar menunggu surat balasan dari Shikamaru. Apa yang akan laki-laki itu katakan ya. Hinata mencoba menerka nerka isi surat yang akan Shikamaru tulis untuknya.

"Hyuuga Hinata" akhirnya surat itu datang. Hinata dengan cepat membuka surat itu.

Hai Hyuuga Hinata

Benarkah? Aku bisa membayangkan isi surat Naruto untuk temanmu. Pasti merepotkan bukan? Dan aku juga bisa membayangkan kamu tertawa dengan temanmu itu.

Terimakasih sudah mengatakan aku lucu. Tidak pernah ada orang yang mengucapkan itu sebelumnya. Terimakasih banyak.

Oh ya Hinata mungkin beberapa hari lagi aku akan pergi ke Australia dan akan menetap disana. Aku harap kita akan bertemu suatu hari nanti. Tapi Hinata aku ingin berteman lebih lama lagi dengan mu. Bisakah aku terus mengirimmu surat meskipun tidak lagi karena tugas sekolah?

Langit ya? Baiklah aku akan mencoba melihat langit. Apa aku akan merasakan hal yang sama sepertimu?

Nara Shikamaru

Hinata sedih karena laki-laki itu akan pergi sangat jauh. Dan disisi lain dia senang Shikamaru ingin terus menjalin komunikasi dengannya. Perasaannya campur aduk. Mengapa dia sangat kehilangan Shikamaru padahal dia hanya dua kali bertukar surat tapi rasanya mereka sudah menjalin komunikasi itu sangat lama. Dia harus membalas surat Shikamaru dengan sungguh sungguh.

Untuk Shikamaru

Aku sangat sedih ketika kamu mengabariku bahwa kamu akan pergi. Australia? Entah aku tidak tau itu dimana. Mungkin sangat jauh sekali.

Terimakasih karena ingin terus bertukar surat denganku. Sehingga aku tidak merasa terlalu kehilanganmu. Meski kita belum pernah bertemu mari berjanji untuk bertemu nanti.

Selamat jalan dan hati-hati. Jangan terlalu banyak tertidur. Aku tahu mimpi sangatlah lebih indah daripada kehidupan nyata namun kamu tidaklah hidup disana.

Mari menatap langit seolah-olah kita bertemu. Sejauh apapun kita, kita berdua masih dibawah langit yang sama kan Shikamaru?

Hyuuga Hinata

Alamat rumah: xxxxxxxxxxxxx
Itu alamat rumahku kamu bisa mengirimnya kesana.

"Hinata kenapa kamu menangis?" Tanya Sihon. Mengapa dia sangat sedih ketika Shikamaru berkata dia akan pergi jauh. Padahal Hinata belum bertemu dengannya. Dia ingin berterimakasih karena Shikamaru satu-satunya teman laki-laki yang dia punya. Yang tidak canggung berbicara dengannya. Biasana anak laki-laki sangat menyebalkan tetapi Shikamaru berbeda. Hinata nyaman bertukar surat dengannya.

Sihon membaca surat dari Shikamaru. Ternyata Hinata menangis karena itu. Sihon sedih juga. Dia tau apa yang Hinata rasakan. Pasti dia sangat kehilangan Shikamaru.

"Dia akan terus memberimu surat Hinata meski dia pergi jauh" Hinata menghapus air matanya. Sihon benar Shikamaru akan mengirimnya surat lagi meski tidak lewat gurunya.

"Dia senang berteman denganmu Hinata" ucap Sihon mengibur Hinata. Hinata mengangguk. Sesegera mungkin dia memberikan suratnya kepada gurunya. Dia ingin Shikamaru cepat cepat membaca surat darinya.
______________________________________
Seperti kemarin Hinata menunggu anak laki-laki pemilik payung yang dia pegang. Dia melihat kanan kiri takut dia kecolongan. Dia ingin mengucapkan terimakasih karena anak itu sudah meminjamkan payungnya untuk Hinata.

'Kok dia tidak ada ya?' Hinata cemberut. Berapa lama lagi dia harus menunggu.

Hinata terus melihat orang yang berlalu lalang pergi berharap anak itu muncul. Namun sudah satu jam Hinata menunggu anak itu tidak kunjung menampakan diri. Hinata menghela nafas. Mungkin sebentar lagi dia keluar ucap Hinata dalam hati.

You Belong With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang