7. Sick

77 9 0
                                    

Megumi sakit??

Anak berusia 8 tahun itu terbaring di ranjang kamarnya dengan peluh yang membasahi dahi serta balakang tubuhnya. Suhu yang sejak semalam tinggi nyatanya tidak menurun meskipun sudah diberi obat oleh sang kakak.

"Ha'i, sejak semalam tubuhnya sangat panas namun dia selalu mengeluh kedinginan"

"..."

"Ha'i Sensei, aku mengerti"

Telepon itu dimatikan, Tsumiki menoleh ke arah Megumi kecil yang tertidur dan sebuah handuk kecil putih di dahinya.

Menghela napas pelan, Tsumiki akhirnya mengganti kompres itu dengan yang baru.

"Sabar ya Megumi, Sensei akan datang sebentar lagi" gumam Tsumiki sembari dengan sabar mengusap keringat Megumi.

Sekitar pukul 7 malam, mobil hitam itu akhirnya tiba di ujung gang dan menampilkan seorang pria dengan blutan pakaian gelap khasnya.

Tsumiki segera membukakan pintu begitu mendengar suara ketukan.

"Konniciwa, Tsumiki-chan"

Gojo Satoru, pria setinggi 190 cm itu tersenyum dan mengangkat paper bag yang dia bawa.

"Konniciwa, Sensei. Arigatou"

Satoru mengelus kepala Tsumiki dengan lembut. Senyumnya merekah seolah mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.

"Bagaimana kabar Megumi?"

Mereka berdua masuk ke rumah dan berjalan menuju kamar Megumi sembari Tsumiki menceritakan kondisi Megumi.

"Hmmm, dia tidak mau makan?"

Tsumiki menggeleng, wajahnya muram mengingat bagaimana Megumi selalu memuntahkan makanannya.

Satoru meletakkan jarinya di dagu seolah sedang memikirkan sesuatu.

"Apa dia di ganggu kutukan lagi Sensei?"

Memiringkan kepalanya, Satoru menatap Megumi yang pulas tertidur meskipun matanya tertutup kain hitam.

"Tidak, mungkin dia hanya kelelahan -"

Satoru mengangkat tubuh kecil itu dengan mudah, "aku akan membawanya ke rumah Shoko, mungkin akan menginap beberapa hari. Kau keberatan jika sendirian?"

Tsumiki menatap Megumi yang berada di gendongan Satoru selama beberapa detik sebelum akhirnya dia menggeleng.

"Tidak apa-apa, asalkan Megumi segera sembuh"

Satoru mengulurkan tangannya sedikit kesusahan untuk mengusak rambut Tsumiki lagi.

"Dia akan segera sembuh, Shoko adalah dokter terbaik. Percayalah"

Tsumiki mengangguk, "aku percaya kepada kalian"

"Cha, aku akan segera membawa Megumi. Hati-hati di rumah ya, telfon aku atau paman ijichi jika ada apa-apa"

Gojo keluar dari rumah dengan Megumi berada digendongannya dan Tsumiki yang melambai dari pintu, mengantarkan dua orang yang berharga bagi Tsumiki.

"S-sensei?"

"Hmm? Ada yang sakit?"

Megumi hanya menggeleng dan menyamankan dirinya di gendongan Satoru. Jujur saja kepalanya serasa berputar dan sangat berat. Perutnya juga seperti diaduk dan matanya mengkabur.

"Tidurlah, kita akan segera sampai" ucap Gojo dan langkahnya berhenti.

Melirik sebentar ke arah Megumi, bocah itu ternyata kembali ke alam mimpinya. Bisa Satoru rasakan bahwa suhu tubuh Megumi sangat panas meskipun terhalang dengan baju panjang.

"Tuan?"

Ijichi heran ketika Satoru berhenti di depan pintu mobil yang sudah dia buka.

"Aku harus segera ke tempat Shoko" gumam Satoru dan akhirnya tersenyum

"Kau pulang sendiri saja, besok pagi jemput aku di tempat Shoko"

Alih-alih menggunakan mobil, Satoru lebih memilih untuk terbang dan melesat membelah udara malam. Meninggalkan Ijichi yang melongo sendiri.

"Hah~ ditinggal lagi"

***

Ranjang putih itu kini terisi dengan seorang anak, siapa lagi kalau bukan Fushiguro Megumi. Anak angkat dari Gojo Satoru yang mendadak demam kemaren dan membuat Satoru harus segera kembali dari misinya.

"Dia keracunan makanan, entah apa yang dimakannya tapi itu membuat tubuhnya bereaksi. Beruntung tidak sampai fatal"

Ucapan Shoko tadi masih terngiang di kepala Satoru, dirinya heran apa yang Megumi makan hingga membuat dia demam seperti ini.

'Apa dia makan di pinggi jalan yang tidak higienis? Kenapa dia makan disana? Apa uang yang aku berikan kurang?' Berbagai pemikiran kini hadir di kepala Satoru.

"Tapi dia terlihat imut jika tertidur seperti ini" Satoru memandang wajah pulas Megumi yang kini benar-benar tertidur. Tidak seperti saat di rumah, Megumi hanya menutup matanya karena kesakitan.

Gojo Satoru menemani Megumi hingga terbut fajar sebelum akhirnya dia beranjak dari kursinya. Memegang dahi Megumi, dia merasakan suhu tubuh anak itu sudah menurun. Senyum puas nampak terlihat di wajahnya.

"Kau akan pergi?"

Shoko memasuki ruangan dengan stetoskop di lehernya, berniat memeriksa pasien ciliknya.

"Yaa, urusanku sebenarnya belum selesai. Bisa kau urus Megumi selama aku tidak ada? Aku akan kembali sore ini" Pinta Satoru sembari mengotak atik ponselnya.

"Pergilah, Megumi aman bersamaku"

"Baiklah, jaa naa"

Satoru melenggang keluar dan melambaikan tangan kanannya yang hanya dibalas tatapan datar Shoko dan helaan napas pelan.

"Untung saja kau Gojo Satoru" gumam Shoko tak habis pikir ketika mengetahui Gojo pergi ditengah misinya hanya karena mendengar kabar bahwa Megumi sakit.










Extra Clip

'Cekrek'

Ponsel itu menangkap gambar seorang anak yang tengah dipeluk oleh 2 ekor anjing dengan perbedaan warna yang kontras. Matanya terpejam dan tangan kanannya yang diulurkan. Bahkan kedua anjing yang memeluknya juga memejamkan mata seolah ikut ketakutan.

Shoko yang awalnya masuk ruangan dan berniat untuk memberikan suntikan obat kepada Megumi, harus berhenti di tengah jalan melihat pemandangan itu.

Matanya mengerjap bingung sebelum mengulas senyum tipis ketika mendengar lirihan Megumi

"Disuntik itu tidak sakit, disuntik itu tidak sakit"

Mendengus sebentar, Shoko akhirnya paham kenapa Satoru selalu bertemu dengan Megumi ketika merasa suntuk atau lelah.

"Anak ini memanggil shikigaminya hanya untuk menemaninya yang akan disuntik?" Shoko berucap tak habis pikir, namun tangannya tetap merogoh kantong dan mengabadikan momen tersebut untuk dia berikan kepada sahabatnya.













Happy Reading~~~

Oneshoot MyGummyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang