4. aku dan karate

158 20 6
                                    

menurut ku menjadi murid SMA itu rasanya tidak jauh berbeda dengan SMP. rutinitas harian yang aku jalani kini rasanya sama persis dengan yang aku jalani dulu.

bangun pagi. mandi. sarapan. pergi sekolah naik sepeda. upacara di hari senin. belajar. ke kantin. belajar. nungguin rumi/ujin kelar ekskul atau work out di gym star. pulang ke rumah naik sepeda. mandi. makan malam. ngobrol sebentar di ruang keluarga. bikin PR. main hp. tidur.

ternyata jadi murid SMA gak se-special yang orang-orang bilang.

"eh, win? mau kemana? kok belum pulang?" pertanyaan cherry menghentikan langkah kakiku. gadis supel ini teman sebangku rumi di kelas 10c. dia pernah beberapa kali ikut makan bareng jagoan neon di kantin.

"masih nungguin duo cecunguk itu kelar ekskul nih" kulirik jam di tanganku dan lanjut mengayunkan kakiku di koridor "aku ke belakang dulu, cher" pamitku sambil sedikit melambaikan tangan. ingin segera mengakhirisapaan basa basi ini. soalnya batrai sosialku sudah kosong. aku ingin rebahan di basecamp.

"win tunggu!"

yah, gagal

"ya?" ku lihat cherry mendekat sambil menggandeng tangan temannya.

"sebentar, ini ada yang mau kenalan sama kamu, masker kamu dibuka dulu dong" ujar cherry saat berdiri di hadapanku.

dengan berat hati aku menuruti permintaan cherry. "oh.. o-oke" aku tatap kikuk gadis asing yang tersenyum manis di samping cherry.

"kenalin ini kak isana, senior kita kelas 12 IPS"

hah? aku terkejut. ngapain senior ngajak aku kenalan?! jangan-jangan ini istilah baru sebelum dilabrak. wah, apa tanpa aku sadari tindakanku ada yang bikin senior marah ya.

"aku windu kelas 10b, salam kenal kak"

kak isana menyambut uluran tanganku. "ih kamu beneran gak ingat sama kakak ya?" dia sedikit merengut. "padahal kita udah tukeran nomor di parkiran GOR"

dahiku berkerut bingung.

"itu loh, kurang lebih 3 bulan yang lalu setelah kamu bikin sepupu kakak k.o. di pertandingan final karate. kamu lupa?"

ah, god.. aku menyengir kaku. damn, bisa-bisanya di sekolah ini ada yang tau 'windu versi atlit karate' selain sahabat-sahabatku. sisi lainku yang ingin aku kubur dalam-dalam.

"kakak udah hubungi nomor yang kamu kasih, tapi yang angkat malah tukang sedot wc" dia mengeluh sambil mengayun-ayunkan tanganku yang masih betah dia genggam.

pelan-pelan aku melepaskan tanganku "maaf kak, teman aku emang suka iseng" yap benar sekali, rumi lah yang menyodorkan nomor itu, dalam upaya melindungi aku dari 'gangguan' orang-orang asing.

cherry tertawa kecil. "kamu harus tau gimana hebohnya kak sana pas liat aku duduk satu meja sama kamu di kantin"

setelah sedikit mengobrol singkat dengan mereka, aku jadi tau kalau kakak kandung cherry itu ternyata teman satu sirkelnya kak isana. dan dari gelagat mereka sepertinya sirkel kak isana cukup populer di sekolah ini.

errr.. kak isana mengaku kalau dia sering membicarakan aku di depan teman-temanya. mereka bahkan pernah begadang mencari akun sosial media ku yang kenyataannya memang tidak pernah ada.

dan ehmm... kak isana juga dengan bangganya memamerkan wallpaper hp nya yang berisi foto candid ku saat tertawa memegang mendali. yang menurut dia sangat cute, sexy (ugh) dan rupawan. aku benar-benar gak tau harus bereaksi seperti apa sekarang. bisa gak foto itu hilang aja dari dalam hpnya.

keringat dinginku mulai mengucur saat kak sana mengatakan ingin mengenalkanku ke teman-temanya yang lain. biar mereka paham alasan dia menggila beberapa bulan terakhir. jadi besok pagi dia meminta ku untuk datang ke kelasnya.

aku & kak karinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang