suara girang tertahan terdengar halus di seluruh penjuru sekolah saat bel istirahat berbunyi. aku merenggangkan tangan dan kepala sebelum bangkit dari kursi. aku tepuk bahu nisa sebagai tanda pamit keluar. seperti biasa nisa membawa bekal.
sambil berjalan menuju pintu, aku pasang sebelah earphone ke telingaku. ada lagu lawas yang belakangan ini aku suka. aku pertama kali mengetahui lagu ini dari konten youtube bang rian,basis di band kak temi. dia mengcover alunan bass dari lagu tersebut dan aku langsung jatuh cinta pada pendengaran pertama.
aku pencet tombol play sebelum keluar dari kelas.
setelah berhari-hari selalu kekurangan anggota karena jadwal latihan klub. akhirnya hari ini jagoan neon berjalan menuju kantin dalam formasi lengkap.yona berjalan di depan beriringan dengan zuha dan rumi. mereka membahas pertandingan AFF u-19 tadi malam. binar-binar bangga tersirat jelas di mata mereka.
sedangkan di belakang mereka ada mika dan ujin yang sedang mendiskusikan tugas biologi yang harus mika kumpulkan lusa. mika berencana menggunakan materi yang tidak jadi ujin pakai. karena dia tidak punya waktu untuk mencari materi baru. jadwalnya sangat padat. dan dia mengaku kewalahan.
setelah bergabung ke klub yang sama. aku baru tau kalau mika ternyata 1 tahun lebih muda dariku dan dia seorang pianis muda profesional.
bang faisal, ketua klub kami sangat girang menyambut mika. dan dalam waktu singkat dia sudah tergabung kedalam tim inti yang akan tampil di malam puncak festival sekolah tahun ini. mika akan memainkan piano pengiring paduan suara.
"apanya yang cuma bisa 'dikit' kamu bahkan layak jadi pelatih disini" bisik ku ke telinga mika setelah dia memamerkan skill dewanya di depan seluruh anggota klub. mika hanya membalas sindiranku dengan senyum tipisnya.
zuha tiba-tiba melemparkan bola basket yang dia pegang kearah ujin. akhir-akhir ini mereka sering melakukan latihan passing tanpa mengenal tempat. tanpa mempedulikan reaksi orang lain, zuha lanjut menimbrung obrolan yona dan rumi.
ujin pun dengan santai menangkap operan bola zuha, lalu dia melemparnya kebelakang. seolah olah dia sedang mengoper buah apel.
"yak!" tegurku kesal sambil menyambut bola itu dengan mulus dalam bekapanku. "kalau kena orang lain gimana"
"gak ada yang kena kan" jawab ujin santai sambil menghampiri rumi. topik kiper yang dibicarakan rumi memang terdengar menarik. ujin ikut menggebu-gebu menyuarakan pendapatnya.
"sini aku yang pegang" tawar mika.
"thanks" ucapku setelah bola berpindah tangan.
"kamu mau bawain apa di audisi nanti?" tanya pianis itu penasaran.
aku menghembuskan napas panjang. ingin rasanya mangkir dari audisi itu. tapi aku akan terancam di keluarkan dari klub jika tidak berpartisipasi. kak carissa sudah dua kali mengirimkan kalimat ancaman itu di dalam group chat klub musik.
karena hari festival tahun ini lebih lama dari sebelumnya, klub musik jadi punya beberapa slot kosong yang bisa di isi. jadi para senior memutuskan untuk mengadakan audisi untuk menentukan siapa yang akan mengisi slot tersebut.
"mungkin gitar akustik"
"kenapa gak gitar elektrik? rumi bilang jari kamu lihai di gitar elektrik"
"terlalu mencolok gak sih"