dua minggu berlalu sejak pertemuan pertamaku dengan windu. dan sampai sekarang aku masih belum percaya windu benar-benar kembali lagi kedalam hidupku.
kuraih diary coklat yang tersimpan rapi di laci paling bawah meja belajar ku. kado ulang tahun dari windu dulu.
'hari ini windu memberikan aku jelly dinosaurus. dia bilang itu jelly terenak yang dia punya. aku bertanya kenapa diberikan kepadaku. dia jawab aku pantas mendapatkan yang terbaik. dan itulah hal terbaik yang dia punya. mulai hari ini kami menjadi teman'
'aku tau kak temi itu pacar kak fany. tapi aku pura-pura terkejut dan sedih supaya windu memeluk dan menghibur ku. aku suka pelukan windu. hangat seperti bunda. matanya juga menatapku penuh kasih. seperti ayah. aku suka windu. ayah. ibu. bolehkah karin jadi pacar windu?'
aku tersenyum membaca coretan yang di tulis si karin kecil di dalam diary itu. dulu dia menuliskan semua pertemuanya dengan windu secara detail setiap harinya. bahkan setelah berpisah dengan windu, si karin kecil masih selalu mencurahkan rasa rindunya di dalam diary ini. rindu kepada cinta pertamanya.
"hahaha" aku tertawa. "tau apa kamu soal cinta, karin" gumamku pelan sambil meletakkan diary itu kembali ke tempatnya.
windu kecil punya sisi hangat dan tulus yang membuat karin kecil sangat terikat dengannya. windu kecil juga sangat lihai memperlakukan karin seperti princess. dia juga selalu berupaya untuk membuat karin tertawa. tak heran dalam waktu singkat dia berhasil merebut hati si karin kecil.
tapi siapa yang menyangka bocah polos, gemoy dan penuh kasih sayang itu kini tumbuh menjadi remaja keren yang sangat atraktif.
ah tapi mengingat dia sempat menangisi kondisi ku saat di luar negeri. aku rasa dia masih memiliki sisi lembut di balik skin cool-nya.
jujur saja saat pertama kali mengetahui ada murid baru bernama windu di sekolahku. aku sudah punya rencana untuk mencari tau dan mengawasinya dari jauh. aku juga berniat pura-pura lupa dengan windu. supaya aku bisa menilai bagaimana perlakuan windu kepada ku setelah sekian lama kami terpisah. dan juga sepertinya plan 'pura-pura lupa' itu akan seru untuk dijalankan.
namun di luar rencanaku, kami malah bertemu langsung face to face lebih cepat dari perkiraan. sosok windu yang tingginya hampir menyamaiku. wajah terkejutnya saat melihat ku dan kemunculan kak isana di antara kami membuat aku memutuskan untuk membatalkan plan ku. windu sangat berbahaya. aku gak bisa menggunakan baby step dengannya. aku harus langsung tancap gas.
"kok bisa kamu jadi seganteng ini.." gumamku saat memandangi fotonya yang diam-diam aku ambil saat di cafe dulu. dia hanya menatap ornamen kafe dengan tatapan kosong. tapi cukup untuk membuat jantungku berdegup kencang. tidak ada yang pernah membuat jantungku seperti ini sebelumnya. bahkan mantan-mantan di masa lakuku sekalipun.
rahangnya yang tegas dan tatapan mata yang tajam sangat kontras dengan pipinya yang sedikit tembem seperti mochi. tapi hal itu yang membuat dia sangat atraktif. sepertinya itu sudah bawaan lahir dari para sadewa. yaitu wajah imut namun tampan.
apalagi saat di tersenyum tipis dengan bibirnya yang kecil itu. membentuk seringai yang bisa membuat semua wanita bertekuk lutut. pantas saja primado kelas 3 ips sampai tergila-gila kepadanya. seingatku mantan terakhir kak isana dulu seorang atlit basket sekaligus model yang kini berkecimpung di dunia akting. standarnya sangat tinggi dan sekarang dia aktif mengejar windu.
windu juga punya vibe tenang namun melindungi seperti gina. mungkin karena dia juga seorang atlit bela diri. aku yakin dia memiliki tubuh yang atletis. aku bisa menilai itu dari leher dan lengan tangannya. aku yakin windu pasti rajin work out.