"rin, bekal kamu masih belum datang kan" gina merenggangkan badannya sambil menguap. sepertinya gadis berdarah jepang itu begadang lagi semalam. ternyata menjadi ketua pelaksana untuk festival yang akan diadakan 2 bulan lagi itu sangat menyita waktunya. "ntar kamu kekantin aja yuk"
aku menaikan jari tanganku. menghitung mundur, "lima, empat, tiga, dua.."
gina menolehkan kepalanya ke pintu kelas. Tok Tok Tok
aku bangkit dari kursiku. sambil sedikit menundukan kepala ke guru yang sedang mengajar. pamit untuk membuka pintu kelas.
seperti biasa pak musa selalu tepat waktu mengantarkan bekal makan siangku. fresh from the kitchen.
aku tertawa kecil melihat gina memajukan bibirnya kesal. "mau gimana lagi, mami masih was-was dengan kondisi pencernaan aku"
"masalah di perut kamu itu muncul karena stress rin. bukan karena makanan. lagian sih, orang liburan sekolah dia malah wara wiri ngekor perjalanan bisnis orang tua"
aku merapikan poni di rambutku yang tadi sempat tertiup angin. "salahin kak fany. sikap keras kepalanya bikin mami jadi over protektif ke aku"
gina menghembuskan napas panjang. tapi seulas senyum muncul di bibirnya. entah ide apa yang muncul di kepala kapten basket itu. aku lebih memilih untuk melihat keluar jendela.
aku merindukan kak fany. sudah 4 bulan lebih kami tidak bertemu. sejak pertengkaran terakhirnya dengan papi. kakak tersayangku itu tidak pernah menginjakkan kaki ke rumah lagi.
aku ingin memeluknya. aku ingin melepaskan semua keluh kesah yang kupendam selama menemani perjalanan papi & mami. aku ingin pulang ke rumahku. dan saat ini hanya kak fany yang benar-benar bisa kusebut rumah. karena dia memiliki perawakan dan sifat lemah lembut yang sama seperti bundaku.
sebenarnya aku masih bisa berkomunikasi via telpon dengan kak fany. tapi aku tau betapa sibuknya dia mengelola perusahaan kosmetik yang sedang dia rintis. sehingga aku segan menyita banyak waktunya dengan celotehan remajaku. yang bisa aku lakukan sekarang hanya bersabar menunggu dia pulang untuk memeluknya erat-erat.
"taraa~" yessica yang duduk di depan gina memamerkan layar hpnya. menunjukan tampilan gojek. dahiku berkerut tidak paham. "apa?"
"gina traktirin kita pizza" bisik yessica riang. "supaya kita bisa makan bareng kamu disini"
"monica & carissa udah duluan ke gerbang nungguin gojek datang" sambung gina. "nanti mereka gabung makan di kelas kita"
aku menatap gina terharu. dia memang selalu berupaya membuat aku 'merasa ada' di dalam sirkel kami. dari masa orientasi sekolah dulu hingga sekarang, dia selalu setia disisiku. menemani dan melindungi ku. sudah tidak terhitung berapa kali dia melakukan hal-hal manis yang membuat aku merasa beruntung memiliki sahabat seperti dia.
tak jarang perlakuan gina kepada ku membuat orang-orang berpikir kalau kami itu pacaran. tapi kami berdua yang paling tau perasaan kami masing-masing. jadi kami selalu mengabaikan rumor itu.
seandainya kantin sekolah gak punya banyak aturan, seharusnya tidak sulit bagi ku untuk makan bersama mereka di kantin. masalahnya pihak kantin melarang makanan dari luar masuk kedalam, dan melarang makanan kantin keluar dari area kantin. bukankah itu menyebalkan.
makanya tak salah jika kami dianugerahi kantin paling besar, lengkap dan luas di kota ini. karena sudah di setting untuk menampung semua murid yang ada.
beruntungnya bel istirahat berbunyi tepat saat kedua temanku sampai di depan kelas. "nica hampir numpahin minuman kita tadi" adu carissa saat memasuki kelas.