Tidak terlalu menghabiskan waktu, setelah membeli apa yang Ayanna butuhkan, keduanya pun langsung kembali pulang ke-rumah."Makasih untuk hari ini, dan untuk barang-barangnya Om, jadi? Totalnya berapa tadi?" Serngitnya.
Jemarinya membuka dompet kecil, dengan warna hitam penuh, ditambah stiker lucu, yang berisikan uang tunainya. Uang yang ia dapatkan dari peninggalan orangtuanya.
"Simpan uang kamu, saya traktir" Ujar Gavin, langsung menaruh belanjaan gadis itu diatas sofa, dan ia langsung merebahkan tubuhnya disofa panjang.
"Gamauu, Aya bisa bayar sendiri Om!" tolaknya, sungguh dengan merepotkan Gavin saja sudah membuatnya tidak enak, apalagi sampai semua barang-barang nya juga, Gavin yang bayar.
Gavin tidak merespon, ia menutup matanya, dengan lengan kekarnya. Mengabaikan Ayanna.
Merasa diabaikan, Ayanna menghentakkan kakinya kesal, ia berjalan menuju samping sofa, hendak mengambil barangnya, tapi ia urungkan, gadis itu memilih duduk selesehan diatas karpet berbulu lembut .
Lalu mengeluarkan semua belanjaannya.
"Ih, ini bukunya gambar cewe, masa dipake sama om Gavin"
"Ih ini juga, botolnya kok polos, om Gavin gak bisa milih sihh"
Celotehan gadis itu tak luput dari pendengaran dan penglihatan Gavin, semenjak tadi ia bisa melihat pergerakan gadis itu, dan siapa sangka sekarang gadis itupun duduk didepannya, membelakangi dirinya..
Bisa ia lihat Ayanna tengah memisahkan beberapa barang, padahal itu semua adalah miliknya.
"Hmm, semuanya lucuu, bisa gak sih notebook nya buat Aya aja? Masa om Gavin yang layaknya tembok itu Makai buku gini? Hhh aneh" Kikiknya.
"Ayanna"
DUK
Ayanna beringsut kaget, sehingga dirinya yang akan bangun dari duduknya tidak jadi, karena lututnya malah menseruduk meja tempat ia memindahkan belanjaannya.
Gadis itu meringis, lalu menatap ke-belakang, ternyata Gavin juga tengah menatapnya dengan ekspresi aneh, dan posisinya juga sekarang sudah duduk.
Ayanna menatapnya kesal, "Jahat banget, ngagetin gitu" cebiknya.
Ia mengusap lututnya yang terlihat jelas sekali kemerahan, dengan bibir mengerucut, meniup-niupnya pelan agar rasa perihnya menghilang.
"Maaf"
"Dimaafin, soalnya udah beliin Aya banyak barang,"
Gavin tersenyum tipis, lalu dirinya ikut mendudukan bokongnya diatas karpet, duduk menghadap kearah Ayanna, menyodorkan sesuatu didepan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gavyaa
RandomGimana rasanya dicintai secara ugal-ugalan oleh Abang angkat sendiri atau mantan tetangga? Yang emang belum ia anggap sebagai Abang. Panggilan nya aja masi pakai 'OM', Awalnya si cewe juga takut, tapi makin dewasa kok makin berani juga nantang si Om...