Setelah sekian lama tidak bertemu, akhirnya setelah 5 tahun keduanya bertemu,kembali. Bahkan dihari pertama bertemu sudah terjadi hal yang tidak terduga."Marah huh?" Celetuk Gavin saat sudah berada didalam mobil.
Setelah kejadian tadi, Gavin sama sekali tidak meminta maaf, malah ia langsung membawa gadis itu keluar dari Bar walau Ayanna menolak.
Gadis itu menatap ke-arah lain, ia marah dan malu kepada Gavin atas kejadian tadi. Seharusnya Gavin sedikit merasa bersalah, batinnya.
Gavin benar benar ingin tertawa sekarang,memang benar secara penampilan dan fisik gadis itu banyak berubah, tapi sikapnya tetap sama. Polos dan masih bocah.
"Mau diantar kemana? Tidak mungkin mama ngizinin kamu ke tempat pesta seperti ini" Ucapan Gavin memang benar, Ayanna telah berbohong dan mungkin inilah akibatnya, ia hampir dilecehkan.
Rasa bersalah mulai muncul dari hatinya, rasa tidak tenang membuat jantungnya berdetak kencang, mata gadis itu mulai memanas.
"Kemana aja, asal jangan rumah" balas Ayanna tanpa menatap Gavin, ia mengeratkan kemeja Gavin yang dipakainya.
Gavin melirik sedikit, lalu kembali fokus membelah jalanan yang mulai terlihat sepi, karena malam juga sudah mulai larut. Ia hanya punya satu tujuan yang mungkin nanti membuat gadis itu terkejut.
Butuh 30 menit hingga mobil Gavin bisa sampai ditempat tujuan, setelah memarkirkan mobilnya dengan benar, ia melirik Ayanna yang tengah menatapnya juga.
"I-ini kita dimana? Disamping bukannya rumah Mama Atey?" Bingung gadis itu, lalu membuka pintu mobil tanpa menunggu jawaban Gavin.
Dan benar saja, disamping tempat mereka parkir ini, disamping nya bertetangga dengan rumah Mama ateynya.
Gavin menyusul, lalu mendekat kearah gadis itu, "tidak mau masuk? Nanti kalau tiba-tiba Mama lihat kamu bagaimana?" Bukannya menakuti, tapi memang benar kalau dilihat dari balkon mungkin mereka akan kelihatan.
"Gak mau disini, nanti ketahuan, mau pergii" rengeknya.
Sekarang ia benar benar takut, kenapa bisa juga Gavin membawanya untuk berada didekat rumah sih!
Laki-laki itu menghela nafas lelah, lalu tanpa aba-aba, ia mengangkat tubuh gadis itu layaknya karung beras, kepala gadis itu sudah berada belakang punggung lebarnya
"Gak mau! Lepasin gueee, Lepasin gue Om Gavin! Gak mau!" Berontaknya, persetan dengan bahasa 'kakak', dari dulu ia lebih suka memanggil Gavin dengan sebutan Om.
BRUKHH
Walau dijatuhkan disofa yang empuk, kepala gadis itu tetap terasa pusing kerena posisi terbaliknya tadi.
"Ahh anjing" umpatnya tanpa sadar akibat rasa peningnya.
Gavin yang tengah meletakkan barang barang gadis itu seketika menatap tidak percaya gadis itu, bibirnya sedikit ia gigit sembari menatap Ayanna yang tengah memegang kepalanya.
"Mulut cantik kamu minta disumpal Ayanna? Dengan senang hati saya akan melakukannya" smirk Gavin.
Gadis itu menatap nyalang Gavin, "Tadi aja Om belum minta maaf ya sama aku! Sekarang apalagi?" Kesalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gavyaa
RandomGimana rasanya dicintai secara ugal-ugalan oleh Abang angkat sendiri atau mantan tetangga? Yang emang belum ia anggap sebagai Abang. Panggilan nya aja masi pakai 'OM', Awalnya si cewe juga takut, tapi makin dewasa kok makin berani juga nantang si Om...