'Home'

2.8K 210 6
                                    

sebuah rumah mewah dengan nuansa full putih disetiap penjurunya. Terlihat beberapa anggota keluarga tengah berkumpul diruangan yang terlihat hangat. Setelah kedatangan seseorang sedari tadi mereka tunggu terlihat senyum simpul tercetak dari wajah cantik milik seorang wanita dengan kisaran usia tiga puluh tahun.

Wanita itu berdiri menyambut putrinya yang baru saja melewati pintu utama rumah mereka.
"nggausah sok akrab" ucap Raya saat wanita itu hendak memeluknya. Betul, orang yang baru saja datang itu adalah Raya, sedangkan wanita yang menyambutnya tersebut adalah mamahnya yang hanya terpaut usia sembilan tahun darinya. Wajah yang tadinya tersenyum hangat kembali hilang dari raut wajah wanita bernama Michael itu

"mulut lo Ray" tegur kakaknya yang juga ada diruangan tersebut. Raya hanya mengedikkan bahunya acuh dan duduk di dekat kakaknya. Masih pagi dan semangat hidupnya sudah ditumbuk habis habisan. Semalaman Raya tidak bisa tidur sama sekali, ia hanya duduk bersandar dibalkon kamarnya, entah berapa batang yang sudah ia hisap selama beberapa jam terakhir, namun tidak mampu membuatnya tenang sedikit pun

Disana, sudah ada sang tuan rumah alias papanha, Tn. Jhonny Skyler yang daritadi membisu melihat interaksi yang terlalu aneh jika disebut keluarga. "telat kamu, kita udah sarapan. Kelamaan, sok ngartis si kalo dipanggil pulang" ujar papanya yang sedang santai menghisap cerutunya.

"sok asik lo tua" celetuk Raya tanpa menoleh. "gimana kuliahnya sayang? Lancar?" tanya Michael yang sudah terduduk disamping suaminya. Michael merupakan wanita yang dinikahi Jhonny lima tahun yang lalu disaat ia masih berkarir sebagai seorang aktris dan sekarang memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya tersebut atas keinginan sang suami. Pernikahan mereka tak pernah diterima baik oleh anak anaknya terutama Raya.

"biasa",  jawab Raya singkat sambil ikut membakar rokoknya dengan santai.  "biasanya kamu balik tiap minggu, kok ini udah sebulan lebih ngga pulang? Sibuk banget emang?" tanya Michael lagi. "serek nih, pen minum" balas Raya tanpa menghiraukan pertanyaan mama tirinya.

"yang sopan dikit bisa ngga sih ray? Mau sampe kapan kamu bersikap kek gitu ke mama kamu?" ucap sang papa. Raya menghela nafas malas dan menatap jengah wanita itu.

"nggapapa sayang. Yauda aku ambilin minum dulu buat Raya, kalian ngobrol aja". Walaupun disana mereka memiliki ART namun Michael suka menyiapkan minuman untuk 'anaknya' sendiri.

Jhonny sebenarnya sudah lelah untuk meminta Raya untuk menerima keberadaan Michael ditengah keluarga mereka, namun ia kasihan pada Michael, istrinya itu seringkali menangis saat mendapatkan kata-kata pedas yang ditujukan Raya padanya. Ia pun tak tahu apa alasan khusus yang dimiliki anaknya itu hingga ia sebenci itu pada Micael. Padahal jika dilihat dari sikap dan perhatian yang istrinya berikan sangat baik. Awalnya  Rafaez, anak sulungnya juga tidak menerima Michael, namun lambat laun ia mulai terbiasa dengan sosok mama tirinya, atau mungkin sudah bodo amat. Entahlah yang penting Rafa tidak separah Raya

"besok ada kesibukan ngga" tanya Rafa dijawab gelengan pelan dari adiknya itu. "yaudah lu baliknya lusa aja" ucapnya lagi. "ogah" ucap Raya spontan
"lu kenapa sih anjir" Rafa sama sekalli tidak bisa mengerti isi batok kepala Raya. "masih nanya kenapa? Ya tu cewe lu suruh minggat baru gw betah disini" jawabnya santai tanpa takut dengan tatapan mematikan papanya.

"kamu ngga kangen sama papa Ray? Papa udah tua gini bukannya diluangin banyak waktu" Jhonny batuk dramatis seolah ia adalah tokoh kakek-kakek yang sudah diambang kematian. Walaupun ia tidak suka dengan kalimat yang dilontarkan Raya, ia juga tau kalau memarahinya tidak berpengaruh sama sekali, makanya ia hanya sering menanggapinya dengan celotehan jokes ala bapak-bapak

"yaudah papa aja yang pindah ke kost Raya, kita tinggal bertiga disana. Biar banyak waktu kan". Ucapan Raya membuat Rafa menggeleng tak habis pikir. "bocah keras kepala" ucap papanya.
Tak lama setelah itu Michael datang dengan secangkir kopi susu dan meletakkannya di meja depan Raya. "diminum, jangan rokok mulu" ucap Michael dengan nada bercanda, tangannya mengusap lembut bahu Raya yang langsung dihempas oleh sang empu

"suami lu juga ngerokok"
"ini Cerutu" ucap papanya
"ini tembakau impor" celetuk Rafa setelah menggulung tembakaunnya

Raya berlalu pergi meninggalkan mereka bertiga dan masuk ke kamarnya yang sudah lama kosong, biasanya jika pulang, dia tidak akan menginap. Ia membuka kaos luarnya dan menatap dirinya di cermin. Tiba tiba rasa mual muncul, Raya langsung berlari ke kamar mandi. Ia tidak memuntahkan apa apa, hanya rasa mual itu membuatnya pusing.

"sialan"

Heal Me [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang