"Halo Fann, lo dimana?"
"Di tempat gym, kenapa Ray? U need something?"
"Masih lama?"
"Engga kok, gua udah siap siap mau balik ini" ucap Fanny sembari memasukkan tumbler kedalam tasnya
"Ke kost gue ya, bawain vitamin. Gue pusing" Raya berbaring diranjangnya dengan tangan kanan yang sibuk memijit kasar pelipisnya, berharap rasa pusingnya bisa mereda
"Lo sakit Ray?" Nadanya terdengar khawatir
"Sini aja Fann" Raya mematikan sambungan telfonnya. Entah kenapa setelah sampai tadi, ia langsung tepar. Untung saja ia bisa sampai dikostnya dengan utuh
20 menit kemudian, terdengar suara pintu yang dibuka, Raya sengaja tidak mengunci pintu kostnya. Disana sudah ada sahabatnya, Fanny yang langsung masuk kedalam kamarnya sambil menenteng kantok plastik putih berisi obat obatan
"Badan lo panas" ucap Fanny setelah menyentuh kening Raya dengan telapak tangannya
"Dari rumah bukannya sehat bugar malah tepar, abis cekcok sama mama lo?" Lanjut Fanny. Raya enggan menjawab, ia duduk dan langsung meminum obat yang dibawa Fanny tadi"Gue pusing banget Fann" ucap Raya meremas rambutnya
"Udah lo tiduran aja, gue pijitin" Fanny duduk bersila dan Raya tidur dengan kedua kaki Fanny sebagai bantalnya. Tangan lentik itu dengan lihai memijat kedua pelipis Raya. Tak ada obrolan, keduanya hanya saling diam, tangan Fanny beralih mengusap kedua alias Raya yang terlihat mengernyit
Beberapa menit setelahnya, Raya sepertinya tertidur. Menyadari hal itu, Fanny mengangkat pelan kepala Raya dan memberinya bantal. Fanny meluruskan kakinya, itu sudah kesemutan sedari tadi
Drttt drttt drttt
Fanny menjawab panggilan masuk dari handphonnya. Ia terlihat terburu buru setelah melakukan percakapan dengan orang di telfon itu.
"Gue balik dulu Ray, lo baik baik" ucap Fanny sedikit berbisik lalu pergi meninggalkan tempat itu
.
.
.
Dentuman suara musik yang sangat keras diiringi dengan melodi indah dari nyanyian Arian, suaranya seperti indukan bebek yang ingin segera kawin. Mereka semua terlihat fine fine saja dengan suara keramat itu"Gue balik duluan ya, udah jam sebelas nih" ucap Vanessa setelah melihat jam tangannya
"Aelah Ness, lo kan ngekost. Gabakal dicariin juga" ucap Hana sambil memilih milih musik mana lagi yang akan mereka rusak
"Gue kan anak penurut, ga dibolehin sampe tengah malem" ucap Vanessa dengan nada bercanda
"Nanggung ini sisa sejam lagi loh" sambung Julian, sementara disampingnya, Arian masih terus bernyanyi dengan kepercayaan diri penuh
"Gapapa kalian lanjut aja ya, gue takut tiba tiba ditelfon nyokap" Vanessa berusaha meyakinkan, padahal di jam jam seperti ini mamanya tidak pernah menelfon. Dan asal kalian tau, Vanessa anak yang sangat bandel. Dia sering keluyuran dan membuat orang tuanya khawatir dengan tingkah lakunya. Tapi entah kenapa sekarang ia hanya ingin berbaring malas di kasur kostnya yang empuk
Teman temannya akhirnya mengiyakan untuk Vanessa pulang lebih awal. Saat keluar, Vanessa baru menyadari kalau cuaca kurang bagus, gerimis dan sepertinya sebentar lagi akan hujan. Benar saja memasuki mobilnya, hujan langsung turun dengan deras. Mau tidak mau ia harus memelankan laju mobilnya dan mempertajam penglihatan dibalik kaca mobilnya. Setengah perjalanan sudah dilalui, Hujan semakin deras dan membuat jarak pandangnya memendek
Dengan laju mobilnya yang lumayan pelan, Vanessa melihat seseorang di pinggir jalan sedang menuntun motornya yang sepertinya sedang mogok. bermaksud ingin menyalip, Vanessa semakin memelankan mobilnya agar genangan air tidak mengenai orang tersebut, walaupun nyatanya orang itu sudah basah kuyul oleh hujan. Tepat saat posisinya sejajar, Vanessa memandang lekat wajah orang itu yang sepertinya ia kenal
KAMU SEDANG MEMBACA
Heal Me [ON GOING]
Teen FictionWanita tanpa gairah hidup itu sepertinya memiliki gairah lain Dia tidak populer sama sekali, tidak bergaul, tidak terkenal, namun satu hal yang tidak diketahui orang lain.... dia bisa membuatmu menatapnya sayu dari bawah sana "she's fucking...HOT" ...