crazy

1.5K 132 10
                                    

"nanti malem mau karaokean ngga? ucap salah satu wanita yang tiba tiba nimbrung diantara beberapa mahasiswa yang tengah serius membahas sesuatu.

"apa apaan, dateng dateng ngajak karokean. nyari target lu yak?"

Arian mendapat jitakan karena mulut lossnya yang tidak pandang bulu itu. wanita itu adalah Hana, teman satu kelas mereka yang terkenal super extrovert nan friendly. sementara beberapa orang lainnya tampak serius menunggu jawaban dari pertanyaan konyol Arian

"kaga anjir, yakali gue kenal mami karaoke" jawab Hana

"lah... kok lu tau di karaoke ada mami mami" Arian kembali mendapatkan jitakan dikepalanya

"becanda ssat. kalian gimana? mau ngga?"

beberapa dari mereka mengedikkan bahu

"boleh juga sih, kita abis ujian emang harus refreshing" ucap Julian

"kalo Vaness ikut, gue juga ikut" tambah Zara

"lah kok gue?" Vaness menatap mereka bingung

"gue juga" Julian mengagguk setuju

Hana langsung tersenyum kegirangan dan membuka sesuatu di Handphonnya lalu menunjukkan pada mereka salah satu tempat karaoke recomended di sekitar sana.

"gue belum bilang setuju ya" ucap Vaness

"oke guyss BAYYYY. nanti malem jangan lupa yah" Hana melenggang pergi dengar berlari ala anak SD pulang sekolah

mereka tadi memang sedang membicarakan tentang tempat Healing yang akan mereka kunjungi setelah semua Ujian Final usai. mereka belum memikirkan rencananya matang matang, ntah menjadi wacana atau bagaimana

"mau gua anter pulang ngga Ness?" tanya Julian

"perasaan lu tiap hari nawarin si Vaness pulang. dia ada mobil bre. mending nganter gua" Julian menggeleng malas mendengar celetukan temannya tersebut.

mereka akhirnya meninggalkan tempat itu dan kembali pada kesibukannya masing masing. jam baru menunjukkan pukul satu siang, masih banyak hal yang harus dilakukan. sementara itu dilain tempat, Gadis itu menikmati makan siangnya sendiri di balkon kamarnya

saat sebelum memakan suapan terakhirnya, Raya langsung melempar garpu yang ada di tangannya kearah belakang. ia memalingkan wajahnya kearah pintu kamarnya, disana berdiri sosok wanita yang paling ia benci

"siapa yang ijinin lo masuk kamar gue?" ucap Raya berdiri dari kursinya dan memandang marah kearah mama tirinya

"papa sama kakak kamu ada urusan penting, jadi mereka ngga bakal pulang sampai besok lusa" ucap Michael lembut

"ok. so, get out!" Raya mengambil air lalu meminumnya
"nunggu apa lagi? keluar sekarang!" sahutnya lagi

bukannya keluar, Michael malah berjalan masuk dan mengusap lembut lengan Raya yang tentunya langsung dihempas oleh sang empu.
"kamu cepet banget gedenya, kayaknya dulu kita sama tinggi deh. sekarang aku keliatan kecil banget didepan kamu" kalimat itu meluncur bebas dari bibir Michael yang sedikit tersenyum

"jangan pernah lo berani nyentuh gue seenaknya, 'mama'!" tangan Raya bergetar, mendorong wanita didepannya itu hingga berhasil membuatnya keluar dari kamar dan langsung menguncinya. buru buru ia menenggak habis air minumnya untuk menetralkan perasaan aneh yang selalu muncul di situasi seperti itu.

"calm down Raya, she can't hurt you anymore" raya membakar gulungan tembakaunya untuk menengangkan perasaannya

tok tok tok

tok tok tok

DUKDUKDUK

suara ketukan yang sedari tadi Raya hiraukan terdengar semakin kencang. bukan lagi diketuk, lebih seperti dipukul sesuatu. muak mendengar itu, Raya dengan emosinya langsung membuka kasar pintu kamarnya

"lo gila ya? jadi sinting ditinggal sehari sama bokap gue?" ucap Raya sambil menunjuk Michael dengan jarinya yang mengapit sebatang rokok yang ia hisap tadi

"saya nggapapa ditinggal seminggu juga, kan ada kamu, 'anak mama':)"

"najis"

"kenapa kamu jadi kayak papa kamu gini?" Raya menaikkan sebelah alisnya, bingung mendengar ucapan Michael. belum sempat mengoceh, Raya dibuat terkejut karena mamanya tersebut yang langsung menerobos masuk dan mengambil sesuatu diatas nakas

"jangan drama lagi, simpen balik!" Raya berjalan mendekat

"ngga!" Michael kekeuh tidak ingin mengembalikan sesuatu yang ia ambil itu dan menyembunyikannya di balik bajunya

"beneran udah sinting nih orang" Raya terlihat benar benar sudah muak dengan tingkah wanita setengah tapir itu

"balikin kunci mobil gue Chael" Raya hanya menyodorkan telapak tangannya, dia ogah jika harus berusaha merebut dan berujung harus menyentuh kulit ular mama tirinya

"ambil sendiri nih" Michael seoalah menantang, ia membusungkan dadanya, dimana kunci mobil Raya terselip di lembahnya
"kalo aku ngga ambil, kamu pasti bakal langsung balik ke kost kamu" sambungnya

"terserah elo deh" ia menghisap tembakaunya dalam dalam lalu membuang puntung yang masih lumayan panjang itu. Raya mengambil tasnya, merogoh laci dan mengambil kunci motornya. ia berjalan keluar kamar

"Ray... RAYA" Michael mengikuti langkah besar Raya

"please jangan pergi dulu ya" ucapnya masih sambil berjalan. Raya tak menghiraukan, ia malah mempercepat langkanya dan keluar dari rumah tersebut

Motor ZX-4RR yang sangat jarang ia gunakan kini harus menjadi sahabatnya lagi untuk beberapa minggu kedepan. persetan dengan kunci mobil, ia bahkan sudah menahan mual dari tadi, hanya karena melihat wajah mamanya tersebut

"MOBILNYA BUAT LO AJA" ucap Raya setelah melajukan motornya, tidak lupa menaik turunkan gasnya saat tepat didepan Michael membuat wajah cantik itu terlihat kesal. motor itu melaju kencang tanpa beban. "lumayan juga"

Heal Me [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang