Semburan Cappucino

17 4 1
                                    


Umm, aku rasa yang ini agak pendek, karena sebenernya tuh mau aku jadiin satu part sama part sebelumnya. Tapi kok kaya kebanyakan jadi aku buat dua aja deh.

Okeyyy selamat membacaaa.....!!

______________________


Hari ini Kara merasa atasannya itu mendadak sangat aneh. Ia tahu Taehyung adalah manusia unik yang pernah ia kenal, tapi ini aneh yang kelewat aneh. Keanehan itu dimulai dari pagi, dimana Taehyung tiba-tiba sudah berdiri di depan pintu apartemennya namun tak memberitahu Kara sebelumnya. Katanya, ia sudah menunggu Kara sejak 20 menit yang lalu saat ia keluar dari apartemen dan mendapati si bos di sana.

Taehyung juga bilang, khusus hari ini ia akan menjemput Kara untuk berangkat ke kantor bersama, padahal biasanya tidak pernah. Taehyung tak pernah menjemputnya meski sering mengantarnya pulang. Kemudian, saat siang hari menjelang makan siang, Kara tiba-tiba dikejutkan dengan sebuket bunga yang diantarkan oleh kurir, katanya bunga itu untuknya. Dan saat Kara lihat siapa nama pemiliknya itu adalah atasannya sendiri. Taehyung hanya menjawab itu sebagai hadiah kecil.

Kemudian sekarang, entah ada angin apa tiba-tiba Taehyung memanggilnya ke ruangannya dan menyuruh Kara duduk santai sambil menyantap beberapa kue yang tampak menggiurkan. Di meja di depannya, tersedia 4 jenis kue dengan warna-warni dan aroma yang menggoda. Ada juga sebotol air dingin, dan secangkir cappucino. Taehyung bilang semua itu khusus ia pesankan untuk Kara karena sudah bekerja keras hari ini.

Kara mengembuskan napasnya panjang. Apakah ini adalah bagian dari pendekatan antara mereka? Tapi kenapa berlebihan sekali? Kara sudah pusing dengan deadline pekerjaan dan laporan yang menumpuk di mejanya. Ia harus memeriksanya lebih dulu sebelum diberikan pada si bos. Dan sekarang ia dipaksa memikirkan apa maksud dari semua keanehan dari si bos.

"Pak, ada yang mau Bapak jelaskan tentang keanehan Bapak hari ini? Sejak tadi pagi sikap Bapak aneh. Tiba-tiba menjemput saya, mengirimkan buket bunga yang besarnya melebihi komputer saya, dan sekarang ini..."

Taehyung yang sejak tadi duduk berseberangan dengan Kara membuang napasnya kasar, ia lantas menyandarkan tubuhnya pada sandara sofa. Ternyata Kara dapat menebak maksudnya dengan cepat.

"Kamis setelah jam makan siang kosongkan semua jadwalku dan jadwalmu. Kita harus ke Daegu." Ucap Taehyung tanpa basa-basi. Otaknya lelah jika harus berbelit-belit. Hal ini justru lebih menyita waktu dan tenaganya dari pada projek dengan klien.

"Astaga Pak, jadi hanya itu? Kenapa tidak langsung bilang saja seperti biasanya? Memang kali ini klien yang mana Pak? Seingat saya Bapak tak punya klien dari Daegu."

Itu masalahnya. Perjalanan kali ini bukan untuk menemui klien atau ada sangkut pautnya dengan pekerjaan. Makanya Taehyung kehabisan cara untuk mengatakan pada sekretarisnya.

"Kara, sepertinya Ibuku benar-benar serius tentang rencana perjodohannya. Kita diundang makan malam di rumah Nenekku. Dan kita ke Daegu untuk itu."

Sontak Kara yang sedang meminum cappucinonya menyemburkan cairan itu begitu saja. Sumpah, Kara benar-benar reflek dan tak bermaksud untuk menyembur Taehyung dengan cairan kopi dari mulutnya. Tapi posisi Taehyung yang tepat berhadapan dengan Kara, mau tak mau membuat kemeja dan jas Taehyung basah dan tentu bau kopi.

"Aduhh... Pak, ma-maafkan saya. Saya tidak berniat menyembur Bapak, sa-saya kaget sungguh."

Kara dengan cepat berjalan memutari meja menghampiri Taehyung yang sedikit meringis. Kopi itu sudah tidak begitu panas, tapi masih cukup hangat mengenai kulit dada dan lehernya. Kara dengan sigap meraih tisu dan berusaha membersikan baju yang dikenakan atasannya meski ia tahu itu percuma.

Try to Not Anti-RomanticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang