"Aku datang karena mendengar adikmu sudah sembuh, Ace. Aku membawakan sedikit makanan." Kata kunci untuk memanggil monster di dalam tubuh Luffy sudah disebutkan, matanya berbinar dipenuhi gambar daging, tangannya gesit langsung meraih bingkisan yang baru saja ditaruh Law di meja makan.
Ace hanya menggeleng saja melihat tingkah laku Luffy. Dia baru saja menghabiskan lima piring makanan yang dimasak Sanji, kini dia bisa memakan lagi kue yang dibawa oleh Law? Memangnya perut Luffy terbuat dari apa? Kenapa tak kunjung meledak ketika menampung muatan yang berlebih?
"Ace ..." Mulut Law menganga, waktu terakhir kali dia bertemu dengan Luffy, anak itu masih normal, bahkan bicaranya sangat sopan dan setahunya Luffy itu tidak punya selera makan. Kalau makan bukanlah kegiatan untuk bertahan hidup, maka sepertinya Luffy tidak akan melakukannya. Luffy makan bukan karena ingin, tapi sekadar menggugurkan kewajiban.
"Jangan heran, Law. Kurasa ke depannya dia akan terus bersikap aneh. Dokter bilang ingatannya terganggu, tapi bukan amnesia sepenuhnya, dia masih mengenali orang-orang di sekitarnya."
Ketiganya tidak lagi berbicara, Luffy tentu fokus kepada makanannya, sedangkan Ace dan Law saling tatap, seakan sedang berbicara tanpa kata-kata. Lalu Law tersenyum. "Itu bagus, Ace. Bukankah kita bisa menipunya?" bisiknya pelan, tapi Ace menggeleng pelan. Menipu yang dimaksud Law mungkin tentang pertunangan dia dengan Luffy.
"Aku sudah terlanjur memberitahunya. Kau akan tetap bertunangan dengan Luffy," jawab Ace tegas.
"Tapi kenapa, Ace?"
"Kau tak mau mengacaukan rencana besar keluargamu, kan, Law? Maka bertunangan dengan Luffy adalah satu-satunya cara yang efektif." Titik, Ace tidak perlu menjelaskan lagi tentang hierarki kekuasaan di negerinya. Ada tiga kekuasaan yang saling bersinggungan. Pertama, pemerintah resmi, kedua konglomerat, ketiga dan yang paling berkuasa adalah raja.
Raja tidak punya pemerintahan sendiri, tapi dia menguasai seluruh sektor kehidupan di negeri ini, raja bahkan bisa menggerakkan pemerintah untuk keperluannya sendiri, raja tidak pernah terlihat, hanya terdengar namanya saja, menggema di antara kegelapan, bergerak dalam bayangan paling kelam. Raja yang dimaksud adalah ayahnya Luffy.
"Tapi kau juga bagian dari keluarga ini, Ace." Sudah jelas Law tidak mencintai Luffy. Sebaliknya dia malah menginginkan Ace. Akan tetapi kedudukan Ace dan luffy di rumah ini tidaklah sama. Ace lebih mirip seperti asisten pribadi daripada saudaranya Luffy, maka Law tidak akan mendapatkan apa-apa dengan menikahinya.
"Tentu, aku juga akan ikut membantu kalian." Law berdecak sebal mendengar jawaban Ace, bukan itu yang dia inginkan. Masalahnya adalah Luffy tidak akan membiarkan mereka berdua memiliki hubungan. Luffy bahkan membuat drama bunuh diri dengan dalih hanya dirinya yang bisa melindungi Law.
"Torao, kenapa kita bertunangan?" Pertanyaan itu berhasil menarik perhatian keduanya. Luffy sepertinya tidak ingat bagaimana keras kepalanya dia waktu meminta kepercayaan Law, tapi sampai saat ini pun Law tidak kunjung memberikannya.
"Berhenti memanggilku seperti itu, namaku Trafalgar." Law protes.
"Kenapa? Menurutku Torao lebih bagus. Bukankah itu terdengar seperti panggilan spesial?"
"Kau sedang menggodaku, Luffy?" Luffy tertawa, tentu saja tidak. Dia hanya mengatakan apa yang ada di pikirannya. Luffy tidak paham arti cinta, hubungan pertunangan, apalagi pernikahan.
"Law, aku harus pergi." Kalimat Ace berhasil menghentikan tatapan tajam Law. Dia menoleh ke arah Ace, satu-satunya orang yang dianggap Law sebagai teman. Bahkan dia ingin lebih dari itu. Ace mengangkat telponnya, lalu pergi sembari berbicara dengan orang itu. Ace selalu sibuk, dia mengurusi banyak hal. Meski bukan putera kandung di keluarga ini tapi dia lebih berguna daripada Luffy.

KAMU SEDANG MEMBACA
Shambles || Lawlu
Fanfiction⚠BxB Lawlu⚠ Kacau. Luffy tak berhasil menyelamatkan Ace di Marineford, dia terluka parah, Luffy tak sadarkan diri selama beberapa hari, tapi saat membuka mata dia malah berada di dunia lain. Dunia yang sangat asing. Di sana tidak ada lagi bajak laut...