"Ace sudah dibawa ke rumah sakit, Luffy. Dia masih hidup." Luffy melonggarkan cengkramannya pada jas Law. Dia menghela napas panjang, itu sudah cukup untuk meredakan gemuruh ketakutan di dalam dirinya, meski hanya sedikit, tapi sekarang Luffy bisa mengontrol tubuhnya. Dia berniat meninggalkan ballroom yang sudah berantakan itu.
Namun, telinganya mendengar teriakan-teriakan. Luffy tidak bisa mengabaikan itu, dia berlari ke sumber suara. Entah kenapa Law pun mengikutinya. Mereka berdua melihat Sanji dan Zoro yang tengah bertengkar.
"Zoro, Sanji, apa yang kalian sedang lakukan?" tanya Luffy
Bukannya menjawab, Zoro malah mendelik tidak suka. "Ini semua gara-gara kau, Luffy!" Zoro menunjuk-nunjuk wajah Luffy dengan kasar, dia tidak peduli pada status sosial keluarga Luffy yang berada di atas keluarganya. "Kau membuat Sanji ... kau merenggut kebebasan Sanji!" Intonasinya kian menanjak tajam.
Zoro terlihat menyeramkan, ekspresi itu selama ini hanya diperlihatkan kepada musuh-musuh yang menghalangi jalan kaptennya untuk mencapai impian menjadi seorang raja bajak laut, tapi saat ini, ekspresi itu ditujukan untuk kaptennya sendiri dan ... rasanya cukup menyakitkan. Sebelumnya tak sekali pun Zoro bersikap kasar pada Luffy.
"Zoro, kita tidak sedang membahas hal itu. Aku hanya ingin mengakhiri hubungan kita. Apa—" Kalimat Sanji terpotong oleh reruntuhan yang tiba-tiba saja jatuh di sekitar mereka. Luffy segera mendongak. Dia melihat lampu besar yang tadinya berkilauan itu bergoyang.
Tanpa berpikir panjang, Luffy meraih lampu itu dengan tangannya. Iya, Luffy menggunakan kekuatan buah iblisnya. Dia sama sekali tidak peduli dengan ekspresi ketiga orang yang berada di sana. Dengan tangan karetnya, dia bisa meraih lampu dengan mudah, seperti sedang memetik buah mangga. Lelaki itu menyelamatkan Sanji yang berdiri tepat di bawah lampu.
"Ka—kau? Apa yang ..." Zoro tidak bisa melanjutkan kalimatnya. Luffy lebih dulu menarik tubuhnya, melilitnya dengan tangan yang aneh itu, ternyata luffy tidak melupakan bagaimana caranya membuat seorang Zoro trauma. Mereka bertiga kini melayang di udara, mengikuti gerakan Luffy, beruntung dia tidak melemparkan Zoro, Sanji dan Law.
Mereka berempat mendarat di tempat yang cukup jauh dari kebakaran di ballroom. Sanji dan Law terbatuk, sedangkan Zoro langsung bangkit untuk menarik kemeja Luffy. "Apa kau berniat membunuhku, Luffy?" tanyanya geram.
"Maaf, Zoro." Luffy nyengir lebar, dia tidak punya pembelaan apa pun, selalu saja begitu, di dunia bajak lautnya pun Zoro sering menjadi korban kekuatan buah iblis sang kapten.
"Luffy, apa yang terjadi dengan tubuhmu?" Pertanyaan ini membuat Zoro melonggarkan cengkramannya. Luffy menoleh kepada Law. Sementara Sanji memaksa Zoro untuk menyingkirkan tangannya dari baju Luffy.
Meski kuat, tapi akhirnya Zoro mau mengalah. Luffy sedikit maju, mendekati Law. "Aku sebenarnya memakan buah iblis jadi tubuhku memiliki kekuatan seperti karet, bisa melar." Luffy memberikan contoh, dia menarik pipinya hampir sejajar dengan panjang tangannya. Lalu dia melepaskannya secara tiba-tiba dan wajahnya bergetar benar-benar seperti karet, elastis.
"Sejak kapan kau mendapatkan kekuatan ini?" Sebenarnya Law itu orangnya sangat berpikir logis, tapi kali ini dia melihatnya sendiri, Law tidak bisa menyangkal bahwa itu hanyalah imajinasi Luffy.
Sejak kapan? Haruskah Luffy menjawab sejak si rambut merah shanks datang ke desa Fusha? "Aku tidak tahu, mungkin karena ingatanku masih belum pulih sepenuhnya." Luffy tidak pandai berbohong. Hal yang paling mudah dilakukan di dunia ini adalah mendeteksi kebohongan Luffy. Lihat saja matanya yang bergerak ke kiri dan kanan, Luffy menghindari kontak mata dengan Law.
"Katakan saja, Luffy. Aku tidak akan mengataimu sebagai orang gila." Zoro ikut mendesaknya. Pun dengan Sanji, meski tidak berkata apa-apa, tapi tatapannya mengatakan demikian, bahwa dia juga penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shambles || Lawlu
Fanfiction⚠BxB Lawlu⚠ Kacau. Luffy tak berhasil menyelamatkan Ace di Marineford, dia terluka parah, Luffy tak sadarkan diri selama beberapa hari, tapi saat membuka mata dia malah berada di dunia lain. Dunia yang sangat asing. Di sana tidak ada lagi bajak laut...