"ACE ..." Luffy berteriak sangat kencang sampai suaranya hampir habis. Tubuhnya yang terbalut perban itu melompat menghancurkan tempat tidurnya, kesadarannya sudah membuat keributan yang sangat besar.
"Dokter, pasien mengamuk!" Sang perawat panik, dokternya berlarian ke arahnya sembari memegang jarum suntik. Luffy mencabut masker oksigen yang menutupi mulutnya, kaki-kakinya menapak di lantai, matanya awas menatap sekitar.
"DI MANA ACE!" Bagai seorang monster mata Luffy berkilat tajam, dia meraung kesakitan, sang dokter malah mundur menghindarinya. Luffy meraih benda apapun yang ada di sekitarnya, lalu dia melemparkannya asal, seketika ruangan itu berantakan.
Luffy tidak akan berhenti kalau saja telinganya tidak menangkap suara kedatangan orang lain. "Cih, dasar pencari perhatian!" Orang itu bergumam kesal, suaranya tidak terdengar senang, tapi mampu membuat Luffy membuka matanya lebar-lebar.
"A-ace?" Tatapannya bergetar, lelaki yang sedang berjalan ke arahnya itu memang Ace, Luffy tidak mungkin melupakan wajah kakaknya. Saat ini Luffy tidak bisa mengendalikan dirinya, pandangannya memburam, air menetes dari matanya yang bulat, seketika tangisnya pecah.
"Ace ... Aku sangat senang kau selamat." Tanpa basa-basi lagi, Luffy melompat ke arahnya, dia memeluk tubuh Ace sangat erat. Tangannya mengusap punggung Ace pelan, syukurlah tidak ada lubang lagi di sana, Ace-nya benar-benar baik-baik saja.
Ace menghela napas kasar, dia memberikan isyarat kepada para tenaga medis yang ada di sana untuk meninggalkan mereka berdua. Sepertinya Luffy tidak lagi membutuhkan mereka. Semua perawat termasuk sang dokter mengangguk paham, tentu mereka akan menurut sebab Luffy adalah pasien naratama.
"Lepas, Luffy! Ada apa denganmu?" Ace berusaha melepaskan pelukan adiknya, dia hampir tidak bisa bernapas, tapi bukannya terlepas, kulit Luffy malah melar, tangannya memanjang.
"Waaa, apa yang terjadi dengan tanganmu?" Ace berteriak panik, itu bukanlah tekstur tubuh orang normal.
"Ada apa, Ace? Tubuhku memang seperti ini." Tanpa menghiraukan ekspresi kebingungan Ace, Luffy meloncat ke atas sofa, lalu tangannya meraih kulkas yang jauh di sana. Luffy mengayunkan tubuhnya kian kemari. "Aku ini manusia karet, yuhuuu!"
"Luffy ... sejak kapan kau jadi seperti ini?" Wajah Ace memucat, dia hampir pingsan, baru kali ini dia melihat monster tepat di depan matanya.
Si monster itu menghentikan gerakannya, kali ini dia menaruh perhatian lebih kepada Ace, matanya memandang Ace dari ujung kepala hingga kaki. Penampilan kakaknya kenapa sangat berbeda? Ace memakai setelan jas hitam, rambutnya ditata rapi, dia tidak memakai topi.
Namun, yang paling berbeda adalah tatapan matanya, itu terasa dingin dan sedikit asing. "Ngomong-ngomong bagaimana kau bisa selamat dari angkatan laut, Ace? Apa bapak tua Shirohige menyelamatkanmu? Wah ... bajak laut itu memang sangat kuat."
"Apa yang kau bicarakan, Luffy? Bajak laut? Tidak ada bajak laut di zaman modern ini."
"Heh? Bagaimana mungkin tidak ada bajak laut? Kita 'kan bajak laut, Ace."
Keduanya sama-sama bingung. Ace tiba-tiba mencengkram bahu Luffy. Tangannya yang satu lagi mencubit pipi Luffy yang langsung melar seperti karet. Luffy memang merasa ada yang aneh, tapi Luffy tidak tahu apa yang salah, apa Luffy sedang bermimpi? Tidak, meski cengkraman Ace tidak terasa sakit, tapi sentuhannya sangat nyata, Luffy bisa merasakannya. Lalu apa?
Apa yang membuat obrolan mereka tidak pernah nyambung.
"Luffy ..."
"Ace ..." Keduanya masih saling tatap, sepertinya mereka mendapatkan kesimpulan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shambles || Lawlu
Fanfiction⚠BxB Lawlu⚠ Kacau. Luffy tak berhasil menyelamatkan Ace di Marineford, dia terluka parah, Luffy tak sadarkan diri selama beberapa hari, tapi saat membuka mata dia malah berada di dunia lain. Dunia yang sangat asing. Di sana tidak ada lagi bajak laut...