801-810 mimpi, kompetisi balap, kecelakaan

71 9 0
                                    

🧨801🧨

Hampir tanpa disadari, Shen Li segera bangkit dari tempat tidur dan mundur dua langkah, menjauh dari tempat tidur. Saat dia melihat ke tempat tidur yang luas dan empuk, dia merasakan pelipisnya berdenyut-denyut, dan dia merasa tidak enak.

Apakah dia sudah mengucapkan kalimat itu?

Bagaimana dia bisa mengucapkan kalimat itu?!

Gelombang udara panas tiba-tiba muncul dari lubuk hatinya, memanaskan pipinya dan membuat kepalanya pusing.

Bagaimana… bagaimana bisa–

Dia berdiri terpaku di tanah, mencoba menghilangkan kalimat itu dari pikirannya. Namun, dia menyadari bahwa semakin dia ingin melakukannya, kalimat itu semakin menyita perhatiannya.

Tak hanya itu, bahkan ingatan akan pemandangan saat itu berangsur-angsur mulai semakin jelas!

Oh, pada saat itu, Lu Huaiyu-lah yang memberitahunya bahwa sudah waktunya pulang.

Jadi dia mengangkat kepalanya dan kalimat ini adalah jawabannya.

Dia berkata, “Pulanglah.”

Dia bertanya, “Apakah kamu tidak akan membawaku kembali ke tempat tidur?”

Beberapa saat yang lalu, Shen Li berpikir bahwa tidak ada adegan yang lebih memalukan daripada adegan dia merangkak ke pelukan pacarnya di depan ayahnya sendiri.

Namun, dia sekarang menyadari bahwa memang ada.

Di depan ayahnya sendiri, dia bertanya kepada pacarnya mengapa dia tidak menggendongnya kembali ke tempat tidur.

Shen Li menahan napas. Meski kamar tidurnya luas, tiba-tiba terasa sempit hingga membuatnya sulit mengatur napas.

Dia mengeluarkan ponselnya dan membuka kotak dialog dengan Lu Huaiyu lagi untuk memeriksa catatan obrolan mereka.

Sebelum dia meninggalkan ruangan, dia tidak berpikir ada yang salah dengan ruangan itu.

Namun, sekarang setelah dia melihatnya lagi, dia merasa bahwa setiap kata yang dikirim oleh Lu Huaiyu memiliki makna yang mendasarinya.

'Selamat malam, leluhur kecil.

'Apakah Anda tidur nyenyak tadi malam?'

Mengingat apa yang dia lakukan tadi malam, Shen Li bahkan bisa membayangkan ekspresi Lu Huaiyu saat dia mengetik kata-kata itu!

Tangannya sedikit gemetar saat dia melakukan panggilan suara.

Setelah satu dering, panggilan itu diangkat dari ujung yang lain.

Suara rendah dan lesu pria itu terdengar dari gagang telepon.

“Ah Li?”

Nada malas yang familiar terdengar biasa saja.

Namun, di telinga Shen Li, itu berbeda dari biasanya.

Tenggorokannya kering saat dia mengepalkan telepon erat-erat dan merendahkan suaranya.

“… Kakak Kedua.”

Lu Huaiyu berhenti sejenak, seolah dia bisa mendengar ketegangan dalam suaranya, dan langsung tertawa terbahak-bahak.

"Apa?"

Tawanya tidak membantu Shen Li bersantai sedikit pun.

Dia menguatkan dirinya.

“Kakak Kedua, aku… aku mabuk kemarin…”

“Ya, dengan meminum dua gelas anggur persik VL enam derajat.” Nada suara Lu Huaiyu sangat santai, berbicara seolah setiap kata sangat berharga. “Anggur bulan Maret lalu, dari Fiya Winery.”

🧨Lu Huaiyu and Ning/Shen Li (√)🧨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang