Drarry One shoot

Hei, Profesor!

Jaguar F Type itu tampak melaju kencang menembus jalanan kota yang sepi pada malam ini, berkelok mengikuti arah jalan menuju pinggiran kota. Mobil berwarna hitam pekat itu melambatkan lajunya saat memasuki kawasan gedung pertokoan berbelok pada sebuah gang dengan penerangan temaram yang membawanya menuju halaman luas suatu gedung memarkirkan kendaraannya.

Seorang pria muda berusia kisaran 20an itu keluar dari jaguarnya, dengan kemeja hitam yang digulung hingga siku, celana denim hitam dan Nike Air Force membuat tampilan pria itu nampak kasual namun terdapat pesona elegan memancar dari dirinya, terlihat dari rolex mewah yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

Ia melangkahkan kaki jenjangnya memasuki gedung yang dari luar tampak biasa saja dengan dinding abu muda, di depan pintu terdapat dua bodyguard berbadan kekar yang berjaga. Pria itu tersenyum mengangkat sebelah tangannya menyapa mereka yang membukakan pintu seraya menundukkan kepalanya hormat.

Suara dentuman musik DJ menyapa telinganya begitu ia memasuki area dengan lampu temaram itu, ia berjalan menuju meja bar, mendudukkan dirinya di sebelah sesosok pria berkulit eksotis.

"Sudah lama disini Blaise?"

"Draco! Mann.. Sudah lama tidak bertemu!"

Pria yang mengenakan blazer hitam itu menepuk pundak sahabatnya dengan antusias.

"Jangan berlebihan, baru sekitar sebulanan aku tidak mampir club"

"Apa yang menahanmu selama itu? Biasanya hampir setiap akhir pekan kau menyempatkan diri datang"

"Hahh.. Akhir-akhir ini rasanya sangat melelahkan" pria berambut pirang itu menerima segelas wiski dari bartender dan menyesapnya pelan.

"Kenapa? Apa kekasihmu menuntut macam-macam"

"Aku tidak punya kekasih"

"Lalu Astoria? Kudengar perempuan cantik itu menempel padamu kemanapun"

"Bukan berarti hal itu menjadikannya kekasihku, aku masih ingin sendiri, Blaise. Sudah cukup hariku direpotkan dengan tugas akhir dan father yang mulai menjejaliku dengan berkas-berkas perusahaan" Draco memijat keningnya.

"Hahh.. Seharusnya kau bersyukur Drek, kau tak perlu lagi pusing nanti setelah lulus dari kampus"

"Hemm ya..." Draco memutar duduknya bersandar pada meja bartender di belakangnya, mengedarkan pandangannya pada lantai dansa yang cukup padat. Kedua sikunya menyangga pada meja sementara kakinya mengetuk-ngetuk mengikuti irama musik.

Sesaat pandangannya terpaku pada pria di seberang, tengah menari dengan seorang pria lain. Pria yang lebih tinggi memeluk pinggang pria yang lebih pendek darinya, berbisik di telinganya dengan cara sensual dengan tangan yang merambat turun berusaha meremas pantatnya. Pria itu menahan tangan yang lain dan mendorong dadanya pelan, tersenyum sinis dan meninggalkannya di tengah lantai dansa. Yang di tinggalkan hanya memandang datar, mengangkat bahu dan mulai mencari mangsa lainnya.

Draco terkekeh kecil melihat adegan tersebut, itu adalah hal yang wajar terjadi di club, bila kau menginginkan seseorang tinggal dekati saja mereka, dan bila cocok kalian bisa berlanjut ke tahap selanjutnya. Jika tidak, cari saja yang lainnya, orang-orang yang datang kebanyakan adalah mereka yang ingin melepas penat dari rutinitas mereka dan ingin melepaskan rasa stress nya dengan mencari hiburan sesaat.

Matanya terus mengawasi pria pendek tadi yang berjalan menuju ke meja bar tempat dimana ia duduk.

"Tolong beri aku cocktail"

Suara yang terdengar terasa begitu indah keluar dari bibir yang sedikit merah menggoda.

Merasa ada yang memperhatikan, pria berambut raven itu menolehkan kepalanya ke arah Draco dan tersenyum manis. Draco hanya menatapnya dengan tidak berkedip, terpesona pada kilau indah mata hijau jernih itu, sampai pria itu memutuskan kontak matanya karena minuman yang dipesannya telah jadi, menerima cocktail nya dari bartender dan memutar gelasnya ringan sebelum menyesapnya.