Tiga

25 11 13
                                    

Setelah berjalan beberapa saat, kami sampai di tempat yang kami tuju, Sebastian menaruh buku-buku yang dia pegang di atas meja.

"Putri Amerta, kalau begitu saya permisi" ucap Sebastian

Aku hanya menganggukkan kepala kepada Sebastian tanpa mengucapkan sekata-kata pun, Sebastian meninggalkan tempat itu dengan melontarkan senyum tipis di bibirnya kepada Amerta.

Aku duduk di kursi dan kemudian mengambil satu-persatu buku lalu membacanya, sembari membaca terlintas di pikiranku di mana Leon dia sudah lama tidak terlihat

Aku lalu beranjak dari tempat duduk, pergi mencari Leon, walaupun ruangan perpustakaan sangat luas, aku tetap mencarinya

Di tambah lagi banyak buku-buku, yang berada di setiap rak yang tersimpan dengan rapi memenuhi seluruh isi perpustakaan

sembari berjalan aku melihat-lihat lukisan dinding perpustakaan, sepertinya lukisan-lukisan yang berada di dinding memiliki banyak sejarah kerajaan

aku terus melanjutkan berjalan sambil melihat-lihat tapi di suatu waktu mataku terpaku pada salah satu lukisan.

"Zamrud" Amerta menatap lukisan itu dengan mata yang berbinar

Lukisan yang aku lihat adalah lukisan sebuah zamrud berwarna hijau dengan banyak prajurit dan para penyihir yang seolah merebutkan zamrud tersebut.

Berpikir sejenak, kenapa banyak prajurit dan penyihir memperebutkan zamrud hijau itu?,
aku langsug melihat kearah kalung yang selama ini aku pakai.

Kalung  yang Amerta pakai adalah kalung milik ratu Adaline, kalung pemberian dari Adaline, sebuah kalung yang di lapisi emas dengan zamrud hijau terang yang berada di tengah-tengah kalung itu.

Karena rasa penasaran yang aku miliki, aku mencoba mendekat perlahan-lahan kearah lukisan

Tampak jelas, saat aku perhatikan lagi zamrud hijau yang ada di lukisan itu, benar-benar terlihat persis dengan zamrud dari kalung yang aku pakai

Sebelum aku semakin mendekat ke arah lukisan, terdengar suara Leon yang memanggilku

"Putri Amerta ini buku-buku yang aku bawa" Leon memegang beberapa lapis buku yang tingginya sejajar dengan kepalanya

Aku membalikkan badan dan menghadap kearah Leon.

Aku dan Leon lalu berjalan ke arah meja dimana aku menyimpan buku yang baru saja aku baca, setelah sampai Leon menaruh buku yang dia bawa di atas meja.

"Leon kau dari mana saja?"

"Tentu saja aku sedang mengambil buku untuk kau baca putri"

Amerta mengambil beberapa buku yang Leon bawa, lalu dia duduk sembari membuka beberapa lembaran buku

"Aku juga menemukan sebuah buku yang aneh, buku itu berdebu dan berada di rak paling atas yang membuatku sulit untuk menggapainya, jadi mungkin karena itu kau menungguku begitu lama"  ujar Leon

Leon lalu mengambil buku yang dia maksud dan memberikan buku itu kepada aku.

"Buku apa ini? tanya Amerta sembari melihat-lihat sampul buku yang berdebu

"Aku juga kurang tahu tapi bukunya tampak sudah lama tidak pernah di baca, jadi mungkin saja itu buku tua yang menyimpan sejarah kerajaan"

Sepertinya jawaban yang di berikan Leon membuat aku semakin penasaran tentang buku tersebut

Aku pun membuka buku tersebut, membaca halaman satu, disana tertulis 'Zamrud hijau', aku rasa buku itu ada hubungannya dengan lukisan yang aku lihat tadi.

"Leon apakah kau tahu tentang zamrud hijau?" tanya Amerta dengan penasaran

"Zamrud hijau?" Leon melihat kearah Amerta dengan kebingungan

"Sepertinya aku tahu, zamrud hijau adalah zamrud yang sangat spesial untuk kekuatan sihir, karena itulah yang membuat para penyihir mengincar zamrud tersebut"

"Zamrud itu berarti sangat spesial, tapi apa kekuatan dari zamrud itu?" Amerta sedikit berpikir menatap buku tersebut


















Serius sekali nih bacanya!

Gimana makin penasaran gak sama zamrud hijau? sama kok aku juga penasaran!

Terimakasih karena telah memberikan vote kepada cerita ini.

Amerta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang