Bab 1: Malam baru?

1.3K 55 10
                                    

Nih sebagai permintaan maaf saya, langsung up dua bab. Jangan lupa follow akun saya ya agar dapet notif ketika up cerita soalnya suka mendadak tapi kayaknya bakalan teratur terimakasihhh :3

#Adwira_POV

Aku duduk di samping bang reza dan menyantap makanan yang di pesan tadi, bang reza cuma senyum-senyum menatap ku "coba liat ke atas dek..."

Bang reza mengelus dagu ku pelan "wih udah gede adek eza, udah ada janggut nya Haha!"

Aku cuma tertawa pelan dan lanjut makan "sebenernya udah wira cukur, cuma numbuh lagi. Cepet ternyata hehe..." aku meminum jus mangga "abang mau nginep di rumah?"

Bang eza menatap ku dan tersenyum tipis "iyaa, mungkin ada seminggu abang cuti. Nanti kita jalan-jalan bareng. Oke?" Ucap bang eza sembari mengacak-acak rambutku, aku tersenyum bahagia. Entah sejak kapan aku jarang bermain lagi dengan bang eza. Dulu sepulang sekolah kita sering main sepeda dan juga basket bersama.

"Cuma, kayaknya kali ini personil nya nambah satu bang Hahaha!" Ayah menepuk pundak pardhan dan tertawa lepas.

"Hahaha! Iya juga, gak papa lah ayah. Biar gak berduaan aja" bang eza merangkul pundak ku dan pardhan sembari tersenyum bahagia.

*****

Setelah selesai makan aku dan pardhan gak langsung pulang, melainkan pergi ke alun-alun untuk sekedar nongkrong dan juga jajan.
Awalnya bang eza pengen ikut, cuma dia harus beres-beres baju dan juga istirahat karena baru sampai.

Aku membeli segelas kopi dan juga roti bakar, pemandangan lampu taman di malam hari dan juga kendaraan yang berlalu lalang membuat suasana menjadi damai.

"Lu mau nonton gak?" Pardhan duduk di samping ku sembari membawa kopi dan juga kue tradisional.

"Emang ada film baru yang keluar?"

Pardhan menggedikkan bahu dan meminum kopi "ya..., kalau gak ada kita jalan-jalan aja ke mall"

"Bjir, yang ada abis duit jajan gua sebulan kalau jalan-jalan di mall. Nggak udah!, Jajan di sini aja" sial, mana aku harus nabung buat beli sepatu yang baru lagi. Karena sepatu lari ku kemarin jebol dan carbon nya patah.

"Yaelah tenang aja, gue bayarin"

"Nggak, udah kita nunggu bang eza aja. Katanya dia mau nyusul kesini" pardan mengangguk singkat dan menyantap kue pasar yang di beli.

"Kok lu bisa tau rencana keluarga gua?" Aku menyeruput kopi sembari menatap mata pardhan.

"Hah?..., Oh ulang tahun lo?. Orang ayah lu yang bilang sih" pardhan tersenyum dan menyuapi kue tradisional "gua udah rencanain juga semuanya dari awal hehe..."

Bang eza datang menaiki mobil dengan baju casual yang ketat di badan menampilkan lekuk tubuh nya yang indah "mau kemana sekarang?" Tanya bang eza sembari duduk di samping ku.

"Udah lah bang kita diem di sini aja, wira lagi males jalan-jalan. Lagi ngumpulin uang juga hehe..."

Bang eza nampak heran dengan ucapan ku "emang lagi ngumpulin beli apa, kok gak minta ke ayah aja?"

"Pengen beli sepatu bang, buat lari. Soalnya kan sepatu yang kemarin udah jebol jadi pengen ganti lagi deh"

bang eza mengangguk mendengar perkataan ku, dia langsung tersenyum ke arah pardhan dan menarik lengan nya agar menjauh dari ku "sini dulu dan, abang mau ngomong..."

Aku memperhatikan keduanya dari kejauhan, mereka tampak tertawa lepas sembari melihat ku dan kembali dengan senyuman misterius "kenapa?..."

"Oh nggak kok, nggak ada apa-apa..." bang eza tersenyum dan menarik lenganku naik ke dalam mobil "ikut abang dek"

Serdadu [MxM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang