Bab 2: olahraga

997 48 22
                                    

Hawo hawooo!, Selamat datang kembali di cerita saya. Saya pengen bikin target deh kalau bisa hehe. Yaitu 30 vote dan juga 10 komen langsung up. Kalau gak tercapai sama kayak sekarang 5 hari ke depan up nya.
Makasih ya buat dukungan kalian lewat vote nya kemarin!

#Adwira_POV

Saat membuka mata aku langsung mendorong tubuh pardhan menjauh, masalahnya wajah kami berdua sangat dekat.

"n-ngapain lu hah!?" Aku langsung duduk di samping kasur dan menatap pardhan ngeri.

"g-gua yang harusnya nanya!, Ngapain lo deket-deket"

Aku melihat jam di meja belajar, sudah jam setengah empat. Aku langsung pergi ke air untuk melaksanakan shalat subuh.

Saat aku keluar kamar mandi pardhan malah main hp "ke air dan, bentar lagi mau adzan"

"g-gua punya hadas..." aku melotot mendengar perkataannya.

Aku langsung menghampiri pardhan dan menatapnya tajam "mes*m lu woi, Kapan lu begitu!?"

"t-tadi... , Orang gua mimpi basah!, Gak pernah gua begitu"

aku malah semakin kaget dan melihat ke arah kasur, dan langsung meraba seprai "kagak lah!, Kan gua make celana dua wira!"

"Awas lu, pokoknya sekarang lu mandi besar habis itu sholat jamaah bareng"

"Tapi dingin wir" pardhan menatap ku memelas.

"Nggak!, Pokoknya lu ke air sekarang terus mandi titik"

Pardhan berdiri malas dan pergi ke kamar mandi "iya iya!, Bawel..."

*****

Setelah melaksanakan shalat berjamaah, aku langsung menyalimi pardhan. Karena memang umurnya beda dua tahun dengan ku "wir, gua laper hehe..."

Aku geleng-geleng dan tersenyum tipis "ibu gua belum masak jam segini, bikin mie instan aja?"

"Boleh tuh, cabe nya yang banyak wir"

Aku memukul bahu pardhan pelan "gila, masih pagi ganteng. Lu udah minta makan pedes?"

"Hehe iya terserah lu aja lah"

Aku tertawa pelan "kita makan di bawah aja, gak boleh makan di kamar. Sekalian bantuin gua, jangan enak makan aja lu"

"Siap komandan!"

Kita berdua langsung turun ke bawah, ternyata ayah ada di dapur sedang memasak kopi "udah bangun kalian?, Tadinya ayah mau bangunin. Udah pada shalat?" Tanya ayah sembari menuangkan air panas ke dalam gelas.

"Udah ayah, ayah mau ngopi dimana?"

Ayah menatap ku dan tersenyum manis "di teras aja kak, kalian mau ngapain ke dapur"

"Ndan laper om pengen masak mie hehe..." jawab pardhan dengan santainya.

Ayah geleng-geleng kepala dan tertawa "yaudah nanti kalau udah jadi, makannya di teras aja. Sekalian ngobrol" ayah pergi ke luar membawa kopi dan juga makanan ringan.

Aku mengambil stok mie di dalam kulkas dan memasak air "gua mau nanya wir"

Aku menoleh ke arah pardhan yang sedang duduk di meja makan "nanya apaan?"

"Ayah lu umurnya berapa sekarang?"

"Antara 39 sama 42, gak tau gua. Lupa hehe..."

Pardhan langsung menatap ku tak percaya "ah yang bener lu, kirain gua 50 an"

"Ketuaan itu mah, keluarga gua mukanya emang pada dewasa semua. Contohnya gua, lu kira gua udah punya ktp kan?. Padahal 17 tahun aja belum"

Pardhan mengangguk singkat dan lanjut bermain hp, aku memasak dua mangkuk mie instan. Pedes?, Tentu nggak. Ini masih pagi...

Serdadu [MxM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang