🍁Maple Leaf🍁
.........
.
.Siang itu selesai kelas, Karel dan juga Daren menjemput Hannah. Jam kuliah mereka kebetulan sama hari ini. Pukul 1 siang lewat 5 menit ketika mereka memutuskan makan di restoran Korea dekat kampus. Lagipula siaran radio Hannah masih 2 jam lagi, dan latihan basket kami 3 jam lagi, kata Karel sebelum ajakan makan siang disetujui.
Kali ini Hannah tidak sendiri di kursi belakang. Audrey, yang merupakan teman sekelasnya ada di sana. Audrey sempat pamit ketika melihat siapa yang datang tadi, tapi tangan Hannah dengan cepat mencegahnya. Daren dan Karel juga mengangguk setuju ketika Hannah mengusulkan Audrey ikut bergabung.
Satu-satunya orang Kanada asli di sana adalah Audrey. Sedang Daren memiliki setengah darah Korea, Hannah dan Karel pure berdarah Korea meski resmi menyandang warga negara Kanada. Daren sempat menawarkan untuk mengganti lokasi restoran, mencari resto yang menjual makanan yang biasa Audrey konsumsi, tapi katanya kali ini Audrey ingin mencoba ramen dan tteokbokki.
Jadi berakhirlah mereka kini duduk berempat memesan ramen. Hannah minta sepiring kimchi juga untuk menemani makannya.
"Ini." Daren menyodorkan sumpit yang siap pakai kepada Hannah.
"Terima kasih." sambut Hannah.
Setelahnya mereka asik makan sambil bercengkrama membahas banyak hal ; makanan kesukaan Hannah yang ternyata sudah sangat di hafal Karel, bagaimana takaran kopinya, coklat kesukaannya, atau sejauh mana ia bisa menahan pedas. Berikutnya mereka membahas tentang tim basket universitas mereka yang akan tanding musim panas nanti, dimana Karel bertanggung jawab sebagai kapten.
"Hannah, setelah siaran nanti kamu masih punya satu jam untuk melihat kami latihan." celetuk Daren.
"He'em." Hannah mengangguk seraya sibuk menyuap kue potong yang dipesannya sebagai makanan penutup.
"Sehabis makan" Karel menjeda, mengarahkan tangannya mengelap sisa kue di ujung mulut Hannah dengan tisu, "kami akan langsung menuju lapangan utama. Nanti kamu bawa saja mobil itu ke studio siaran."
Sekali lagi Hannah mengangguk tanda mengerti.
Pukul 2 siang lewat 19 menit ketika Hannah dan Audrey tiba di perpustakaan. Langkah mereka agak dipercepat.
"Aku harus menyusun beberapa kalimat untuk siaran nanti." kata Hannah setengah berlari.
"Hannah.." Audrey berbicara dengan berbisik saat mereka sudah duduk berhadapan, takut pengunjung lain terganggu.
"Hm?" yang dipanggil mengangkat kepala mengalihkan fokus dari buku.
"Kamu suka siapa di antara mereka berdua?"
Alis Hannah mengernyit tanda tak paham.
"Karel dan Daren."
"Oh.." Hannah terkejut.
"Aku suka keduanya." kata Hannah tanpa beban.
"Bukan begitu. Maksudku, kamu naksir siapa?"
Hannah memicingkan matanya.
"Jangan bilang kamu ingin mendekati salah satu diantara mereka, Audrey?" serang Hannah dengan sedikit senyum nakal.
"Tidak." wajah Audrey tampak serius sembil melambaikan tangannya.
"Kamu bilang kalian bertiga tumbuh bersama sejak 9 tahun lalu. Selain karena bertetangga itu juga karena kalian sama-sama punya darah Korea."
Audrey sedikit memajukan tubuhnya sebelum melanjutkan. "Bersama selama itu dengan mereka yang treat you like a princess, apa iya kamu tidak punya perasaan lebih dari seorang sahabat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Maple Leaf (Love & Life)
RomanceKarel, Hannah dan Daren dipertemukan dalam sebuah kisah yang tak sedetikpun mereka sesali. Memeluk sempurna bahagia, duka, tangis dan tawa layaknya memeluk diri sendiri.