Terjadi keheningan cukup lama setelah Lingga mengatai Daffa tadi, Daffa yang masih kesal dengan Lingga dan Lingga yang tidak perduli dengan sekitar.
"Gak cape lo kayak gini terus?" tanya Lingga serius.
"Gak, biasa aja tuh." ujar Daffa cuek, setelah itu dia mengambil botol air mineral yang diberikan Lingga dan meminumnya hingga tersisa setengah. "Bye the way, makasih Ga," lanjutnya sambil tersenyum tipis.
"Hm, Sama-sama."
Mendengar itu Lingga hanya bisa menghela napas kasar, selalu seperti ini Daffa tidak pernah memikirkan kondisi tubuhnya yang membutuhkan istirahat. "Sore nanti Daddy pulang, katanya pengen disambut sama bungsunya,"
Daffa sedikit tergelak mendengarnya, 'bungsu' bahkan keluarga saja ia seperti tidak memilikinya. "Ah, hari ini ya. Sore nanti gue harus pergi Les sampai jam 8, kalau gitu habis pulang Les gue langsung kerumah deh."
"Lo yakin bakalan dibolehin pergi setelah pulang Les? Bukannya lo harus sampai rumah tepat waktu, Ck! kayak anak perawan aja lo," ucap Lingga dengan senyum mengejek.
"Enak aja lo bilang gue anak per--"
"Lagi ngomongin apaan sih, serius banget kayaknya?" ucap Zean dari pintu kelas memotong perkataan Daffa.
"Tau tuh, si Lingga. Masa gue dibilang anak perawan, orang gue ganteng gini juga." kesal Daffa, dengan memajukan bibirnya yang membuat mereka gemas melihatnya.
"Lah, gue kira apaan tadi." jawab Shaka cengo setelah sampai dibangku mereka.
"Lo belum makan siang?" tanya Edgar membuat mereka berempat mengalihkan perhatiannya kearah Daffa yang sedang menyandarkan tubuhnya kesandaran kursi sembari memejamkan matanya.
Daffa yang mendengar itu seketika menegakkan badannya, membuka matanya dan melirik kearah Edgar, "Udah kok." bohongnya, sedari pagi dia belum memakan apapun.
Sedangkan Lingga yang mendengar itu hanya memutar bola matanya malas, apa yang Daffa makan? Bahkan dia sejak tadi pagi tidak beranjak sedikitpun dari kursinya dan tidak ada niatan untuk meninggalkan buku-buku kesayangannya.
Bell sudah berbunyi lagi, yang artinya semua siswa-siswi segera memasuki kelas lagi untuk memulai pelajaran kembali.
"Perhatian!" seru Dean, sang Ketua kelas.
"Ada apaan?" tanya seorang gadis cantik, Vania Elvita Maheswari. Saudari kembar dari Arshaka, salah satu sahabat Daffa.
"Hari ini Bu Friska gak bisa datang, dan dia juga gak ngasih tugas. Gue cuma mau bilang hari ini KITA JAMKOS!" terangnya dengan tersenyum bahagia.
Berbeda dengan apa yang dilihat dari luar mungkin mereka terlihat sangat ambis dalam belajar, tapi jika melihat langsung suasana kelas itu jauh berbeda dengan apa yang orang lain pikirkan. Mereka terlihat sangat santai, bahkan mereka seperti tidak perduli dengan nilai karena mereka sudah yakin sekeras apapun mereka belajar yang akan menjadi yang pertama tetaplah dia dan tidak akan ada yang bisa menandinginya.
Daffa yang mendengar itu hanya menghela nafas lega setidaknya ada sedikit waktu untuknya beristirahat,memilih memejamkan matanya dan menelungkupkan kepalanya diatas meja dengan berbantalkan hoodie milik Zean. Berbeda dengan teman sekelasnya yang sudah heboh sendiri, Zean malah asik mendekati sang pujaan hati yang sangat sulit untuk didekati apalagi mengajaknya berkencan.
""Hai, neng Fira." sapa Zean, dengan tersenyum manis.
"Mau apa lo, hah!" sinis Fira.
"Eh, enggak cuma mau nyapa aja hehe." cengirnya, sambil menggaruk belakang kepalanya gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAFFANDRA
Novela JuvenilDaffandra Kenzio Alexander, hanyalah seorang anak yang menginginkan kebahagiaan dan kasih sayang seperti seorang anak pada umumnya. Hidupnya yang selalu dituntut untuk sempurna dalam segala hal, membuat dia lelah tapi tidak pernah berfikir untuk men...