PART TUJUH

18 8 0
                                    

Dinner yang disiapkan Jesse benar-benar berlebihan menurutnya. Jika ditanya apakah dia suka? Dia akan menjawab dengan lantang dia sangat suka. She love it, but if this romantic dinner is prepared by the person she like. Tentu saja pria itu menyiapkan dinner romantis seperti apa yang dirinya pikirkan—bukan dirinya geer, berita tentang pria itu selalu menjadi teratas, salah satunya dinner romantis yang sering dilakukan oleh Jesse dengan wanita-wanita sebelumnya.

Sorcha menghela nafasnya pelan, menatap laut yang tenang—dinner romantis di dalam cruise tentu bukan hanya mereka ada beberapa pasangan lain yang juga ada di sekitar mereka.

"Kita cuman mau makan malam, kenapa lo harus persiapin kaya gini? Lo buang-buang uang, Jesse." Kata Sorcha pelan.

"Lo nggak suka?" Tanya Jesse pelan.

Sorcha menggeleng, "Bukannya nggak suka, siapa yang nggak suka sama dinner kaya gini. Tapi ini too much untuk kita yang lagi masa pengenalan."

"Nggak ada salahnya, anggep aja ini pengenalan versi gue." Kata pria itu santai.

Lagi-lagi wanita itu hanya bisa menghela nafasnya pelan. "Gue nggak bisa minum wine." Kata Sorcha saat melihat hampir semua meja disekitar mereka berisi wine.

Jesse menatap wanita di depannya bingung. "Lo bercanda? Kalau gitu kenapa lo pilih wine?" Kata pria itu pelan.

Sorcha menghendikan bahunya pelan. "Orang sekitar nggak ada yang gelasnya isi minuman lain."

"Ya nggak ada hubungannya sama pesanan lo, gue ganti sparkling water aja." Kata Jesse gemas, pria itu dengan cepat memanggil waiters untuk meminta sparkling water.

"Gue tahu lo nerima perjodohan ini pasti ada alasannya." Sorcha memulai obrolannya setelah mereka berdua selesai dengan makanan mereka masing-masing.

Jesse tersenyum menatap wanita di depannya yang juga ikut menatapnya. "Heemm.... alasan? Nggak ada alasan untuk nolak, kalaupun ada gue mungkin bakalan memilih untuk merima ini. Kayaknya nggak buruk juga hidup selamanya sama orang kaya lo." Kata Jesse nakal.

Sorcha menatap kesal wajah pria dihadapannya. Jesse sedang bermain-main dengannya. Kini Sorcha akan membalas pria itu, wanita itu dengan santai menopang dagunya menggunakan tangannya dan menatap pria di depannya dengan senyum paling manisnya. "Nggak buruk? Let's see, hal baru apa yang bisa gue lakuin untuk lo. You wanna play, right? Gue terima permainan lo."

—————

"Nak, kamu kalau memang mau nolak nggak apa. Mama ngomong sama papa kamu." Kata Rachel—mamanya.

"Mam, aku nggak apa. Untuk kali ini mungkin jalanin dulu, kita nggak langsung nikah kok. Kalau memang nggak cocok aku bisa batalan." Kata Sorcha tenang.

"Kalau memang kamu nggak suka dan ngerasa nggak cocok bilang ke mama ya, nak. Mama usahain ngomong sama papa kamu," Kata Rachel bersungguh-sungguh.

Sorcha tersenyum pada mamanya. "Iya, Ma. Aku bakalan bilang apapun itu sama mama." Dirinya hidup lama bersama mamanya jadi dia memang cenderung dekat dengan mamanya dan apapun yang ia rasakan ia akan ceritakan pada mamanya. Tidak semua, tetapi dia akan selalu mencari mamanya.

"Kamu juga kelihatan lebih kurusan sekarang, kamu jangan terlalu diet-diet gitu ya, nak. Nanti kamu sakit, makan ya makan jangan sampai lupa makan."

"Iya, Ma. Aku makan kok, cuman mungkin karena aku jogging bareng Paloma jadi berat badanku juga turun."

"Tapi jangan berlebihan ya dietnya, jaga pola makan sama olahraga secukupnya ada. Jangan dipaksa," Rachel benar-benar khawatir dengan Sorcha. Anak perempuannya itu sudah mulai bisa menata kehidupannya sendiri dan sesekali meminta pendapatnya yang mungkin hanya dianggap angin lalu, tidak seperti sebelum-sebelumnya Sorcha akan selalu bercerita tentang hari-harinya.

"Iya, ma." Kata Sorcha pelan. "Mama kapan ke Paris?" Ia ingat tentang rencana mamanya yang akan ke Paris untuk acara lelang yang diadakan salah satu teman mamanya.

"Dua hari lagi mama berangkat, ada yang kamu mau?"

Sorcha menggeleng. "Nggak, ma." Percakapan mereka cukup singkat kali ini. Mungkin karena Sorcha yang memang malas dengan topik-topik yang sebelumnya di bahas oleh mamanya—tentu saja tentang perjodohannya dengan Jesse. "Ma... jangan mikirin yang belum terjadi oke. Mama hidup bahagia aja sekarang, seperti apa yang mama ingin dari dulu." Kini wanita itu tersenyum dengan tulus sambil menatap mamanya.

Rachel ingin menangis mendengar putrinya mengatakan itu padanya, "Mama bahagia kalau kamu bahagia, nak. Kamu juga harus bahagia ya, apapun pilihan kamu kalau memang itu buat kamu bahagia mama akan dukung kamu dan berdoa untuk kebahagian kamu." Keduanya kini tersenyum dan memilih untuk membahas hal lain tentang mereka berdua.

Gue diparkiran.

Sorcha membaca pesan yang masuk dan kaget melihat Jesse sudah menunggunya diparkiran.

Mau kedalem? sekalian ketemu mama.

Entah mengapa ia menjawab pesan Jesse dengan kalimat tersebut, bisa saja mamanya tidak menyukai Jesse apalagi mamanya paling menolak perjodohan ini. Tetapi tidak ada balasan lagi hanya saja pesan itu sudah terbaca dan Sorcha bisa menebak bahwa pria itu akan menyusulnya.

Dan benar saja, lima menit setelahnya Jesse masuk ke dalam restoran dan masuk ke dalam ruangan yang ia dan mamanya tempati. Jesse tersenyum melihat Sorcha dan juga mama dari wanita itu.

Rachel menatap bingung anaknya karena tersenyum pada sesuatu yang ada di belakangnya. Wanita itu ikut menoleh kearah tersebut. Pria yang sering kali ia tonton di televisi, entah tentang prestasi ataupun scandal-scandal.

"Ma... ini Jesse." Kata Sorcha pelan saat Jesse sudah berdiri di samping mamanya dan tersenyum dengan sopan.

Rachel sedikit gelagapan, "Oh, hallo. Saya mamanya Sorcha." Kata wanita itu ramah.

"Hallo, tante. Saya Jesse, salam kenal." Balas pria itu ramah.

Rachel tersenyum kecil menerima uluran tangan pria itu. "Kalian ada acara?" Tanya Rachel.

Sorcha menggeleng. "Nggak ada, Ma. Setelah ini aku langsung balik ke apart."

Rachel kembali mengangguk. "Kalau gitu mama juga mau balik aja." Wanita itu bangkit dari kursinya. "Mama, balik ya. Nanti kalau kamu mau cerita atau butuh sesuatu harus hubungin mama duluan ya."

Sorcha tersenyum dan mengangguk. "Pasti, Ma."

"Jesse saya titip anak perempuan saya ya. Langsung ajak pulang ya." Kata Rachel ramah.

Jesse mengangguk, "Tante nggak mau saya anterin juga?" Tanya pria itu menawarkan.

Rachel menggeleng. "Oh nggak usah, saya bareng supir saya." Kata wanita itu dan berpaminta pada pasangan tersebut.

"Kamu benar-benar mirip sama mama kamu ya. Kamu versi muda dari mama kamu." Kata Jesse yang masih takjub melihat gen dari Sorcha dan Rachel.

"Of course! Were twins!" Kata Sorcha sambil mengibaskan rambutnya.

Jesse tersenyum. "Mau balik?" Tanya pria itu lembut.

Sorcha tersenyum dan mengangguk. "Iya!"

I DIDN'T MEAN TO FALL IN LOVE WITH YOU || Celebrity #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang