PART DUA BELAS

16 7 0
                                    

Berapa kali dirinya pernah merasakan patah hati?

Entalahlah—tapi patah hati bukan hanya tentang lelaki sajakan? Kalau begitu jawabannya banyak kali.

Pertama saat perceraian orang tuanya, tentu saja dia kecewa—walaupun ia harus mendengar cek-cok dari kedua orang tuanya tetap saja ada rasa kaget dan kecewa karena dia belum mempersiapkan pilihan ini dan selanjutnya kata-kata yang muat dirinya bimbang. "Sorcha, kamu mau ikut sama mama atau papa?" Itu pertanyaan sulit yang sampai saat ini dia tak pernah jawab dan pilihannya untuk tinggal dirumah itu tanpa kedua orang tuanya—hanya bersama pengasuhnya dan beberapa art yang membentunya.

Kedua saat pernikahan papanya, salah satu momen yang membuatnya mengerti bagaimana dirinya bisa ada di dunia ini. Ia berusaha mengerti, papanya ingin bahagia.

Ketiga saat pernikahan mamanya, patah hati ini sudah tidak terlalu besar lagi karena sebelumnya dirinya sudah merasakan hal yang sama jadi dirinya masih bisa mengendalikan perasaannya kali ini. Ya, setidaknya mama juga harus bahagia.

Keempat saat harus putus dengan pacarnya yang pertama karena orang tuanya dan kakek-neneknya tidak setuju dirinya berpacaran dengan orang tersebut. Tidak terlalu buruk kali ini, mungkin karena sudah terbiasa dengan patah hati.

Kelima?

Sejujurnya dirinya takut untuk memulai semuanya.

Perjodohan? Hal gila apalagi yang harus ia lewati setelah ini? Drama kehidupan yang berkepanjangan dan kini pasanganpun dirinya harus dicarikan.

Menerima dengan konsekuensi dirinya bisa saja tidak bahagia.

Jesse—pria itu mulai berani mendobrak pertahanannya dari seorang pria. Rasa takut, panik, bimbang, dan gelisah perlahan menyerangnya. Ia takut akan merasakan patah hati yang kesekian kalinya. Berusaha untuk membatasi dirinya dan berusaha agak pikiran dan tubuhnya bisa diajak kerja sama.

Jesse tipikal pria yang bisa dengan cepat menggaet wanita sangat cepat, selain wajah yang mendukung, pria itu termasuk pria yang bergerak berdasarkan aksi—tidak hanya berbicara saja. Kadang Sorcha kewalahan dengan semua itu.

Di dalam hatinya, ia menikmati perasaan tertarik ini.

————

Sorcha sengaja mematikan ponselnya saat Jesse memposting sebuah foto di instagram pribadi pria itu—tentu saja dirinya tahu akan banyak pertanyaan dari Paloma dan juga dari para sepupunya maka ia memilih untuk mematikan ponselnya dan langsung beristirahat.

Sejujurnya kemarin saat mereka berdua sudah kembali dari studio Jesse, keduanya sempat berdebat masalah postingan. Sorcha yang tidak mau jika Jesse memposting foto yang baru mereka ambil dan Jesse yang ingin memposting itu.

"Aku nggak mau ya kalau kamu posting foto itu." Kata Sorcha sengit.

Jesse lagi-lagi mendesah pelan. "Kenapa? Muka kamu nggak kelihatan kok." Kata pria itu masih sabar.

"Pokoknya nggak mau ya, titik." Kata Sorcha masih keras kepala.

Oh tentu saja Jesse tidak mengalah kali ini. "Nggak mau aku posting pokoknya." Kata pria itu acuh.

Sorcha mendelik marah, "Kamu jangan main-main ya, nanti kalau jadi berita bagaimana?!" Kesal wanita itu.

"Ya nggak masalah, lagian muka kamu nggak kelihatan. Palingan yang digosipin aku." Jesse tidak mengalah.

"Nggak mau, jangan posting pokoknya." Kata Sorcha lagi.

"Nggak! Aku mau posting, lagian di instagram aku, kalau aku minta kamu posting di instagram kamu baru kamu marah."

I DIDN'T MEAN TO FALL IN LOVE WITH YOU || Celebrity #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang