Haikal pagi pagi sekali sudah rapi dengan memakai kaos hitam dan celana jeans selutut. Hari ini ia memiliki janji akan bertemu dengan seorang teman bersama Jovan di sebuah café yang berada di pusat kota.
Haikal bergegas memakai helm dan menjalankan sepeda motornya membelah kepadatan kota Jakarta yang ramai waktu itu.
Di sisi lain tepatnya di Café Dream, Jovan sudah berada disana ditemani dengan segelas es coffe latte nya. Ia tidak sendirian, ada Aluna & Karin yang duduk di depannya.
“ Haikal mana sih, lama banget “ gerutu Aluna.
Mereka sudah disana hampir satu jam sedangkan oknum yang ditunggu tunggu belum dateng juga.
“ Sabar Lun, bentar lagi juga nyampe kok “ ucap Karin.
“ Lo udah ngomong gitu sebanyak 7x “ sahut Aluna.
Jovan? Ia hanya menyaksikan perdebatan dua perempuan didepannya itu.
Tak lama pintu café terbuka menandakan ada pelanggan yang masuk, kebetulan orang itu adalah Haikal.
“ Lo muterin Jakarta dulu ye, lama amat nyampenya “ sindir Aluna.
“ Santai mbak, tadi gue kesiangan bangunnya “ jawab Haikal kemudian duduk dihadapan Aluna.
“ Jadi, kalian mau ngomongin soal apa? “ tanya Karin. Pasalnya kemarin tiba tiba Aluna menelfonnya dan mengatakan kalau hari ini Haikal mengajak mereka bertemu untuk membicarakan sesuatu.
“ Soal Amara “ jawab Haikal.
“ Amara? Amara kenapa? “ tanya Aluna.
“ Gue yakin, kalian pasti udah dikasih tau sama Amara. “ ucap Jovan.
“ Masalah kak Raka? “ tanya Aluna lagi yang diangguki oleh Jovan.
“ Amara ga percaya sama kalian “ ujar Karin.
“ Gue tau kalo dia ga percaya omongan gue sama Jovan, tapi apa yang kita omongin itu bener “ ucap Haikal.
“ Gue maupun Karin ga bisa dukung kalian kalo ga ada bukti yang jelas. Begitupun juga Amara, dia ga akan percaya omongan kalian kalo kalian ga nunjukkin bukti “ ucap Aluna.
“ Kita emang belum punya bukti karena Raka tau kalo gue sama Jovan udah tau kelakuan dia jadi dia mulai berhati hati “ ucap Haikal lagi.
“ Jadi? Apa yang kalian rencanain? “ tanya Karin
“ Kalian yang nyari bukti “ jawab Haikal
“ Lah kok kita? “ ucap Karin dan Aluna secara serempak.
Mereka saja tidak tau apa yang diucapkan Haikal benar atau tidak ini malah disuruh nyari bukti.
“ Raka ga akan tahu kalo kalian yang nyari bukti, sedangkan kalo gue sama Haikal yang nyari pasti bakal langsung ketauan “ jawab Jovan.
“ Gue tahu kalian juga penasaran “ tambah Jovan lagi.
“ Tapi gimana caranya? “
Kemudian Haikal dan Jovan memberi tahu cara yang telah mereka diskusikan semalam bersama Angga dan Rendy. Walaupun mereka sudah dilarang oleh Amara ikut campur namun baik Haikal maupun Jovan tidak akan tinggal diam melihat Raka menyakiti Amara.
Selesai mendengarkan rencana Haikal & Jovan sejujurnya Karin ragu apakah cara ini berhasil atau tidak. Ia takut kalau Amara sampai tahu jika Karin & Aluna ikut campur bisa dipastikan ia akan marah besar. Tapi Aluna berusaha meyakinkannya bahwa semua akan baik baik saja. Entah kenapa Aluna tiba tiba menjadi percaya dengan Haikal, pasalnya dulu awal awal Amara dan Raka menjalin hubungan saja Aluna sudah tidak setuju.
“ Kalian tenang aja, kita berdua juga bakalan tetep nyari bukti kok. Kita juga belum tau siapa cewe selingkuhannya Raka itu karena kita cuman lihat sekilas “ ucap Haikal.
“ Tapi yang pasti cewe itu satu sekolah sama kita “ tambah Jovan. Kenapa ia begitu yakin karena sewaktu ia melihatnya bersama Angga, perempuan itu memakai seragam yang sama dengan Raka. Itu berarti dia satu sekolah dengan mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salam untuk senja [SUDAH TERBIT]
FanficAmara yang tidak percaya perkataan sepupu dan sahabatnya sendiri mengenai kekasihnya yang berselingkuh. Amara berpikir jika mereka hanya tidak menyukai kekasihnya sehingga membuat berbagai cara agar Amara bisa berpisah dengannya. Namun suatu hari, A...