Hari ini Amara berangkat sendiri ke sekolah. Theo pagi pagi sekali sudah berangkat ke kampus dan Bunda sepertinya sangat lelah. Awalnya Amara ingin berangkat bersama Raka, namun ketika Amara menelponnya panggilan terus menerus sibuk seperti sedang melakukan panggilan dengan orang lain. Dengan siapa Kak Raka telfonan pagi pagi gini pikir Amara. Namun ia tidak ingin ambil pusing dan memilih menaiki bus.
Sesampainya di halte, Amara menunggu sekitar 10 menit hingga bus menuju sekolahnya datang. Hari ini terbilang lumayan banyak penumpang, hampir semua kursi terlihat penuh. Saat Amara memasuki bus, ia dapat melihat seorang siswa laki laki yang sangat tidak asing berdiri di depannya. Dia adalah Jovan.
“ Buruan masuk mbak “ tegur sopir bus membuyarkan lamunan Amara. Ia segera berjalan ke belakang bus dan memegang salah satu pegangan bus supaya tidak jatuh.
Amara tahu Jovan memperhatikan gerak geriknya dari awal ia naik bus hingga sekarang, tapi Amara mencoba untuk menghiraukannya.
Bus berhenti di halte selanjutnya. Amara menganga tak percaya melihat banyaknya penumpang yang menaiki bus tersebut. Hingga lama kelamaan, tubuh Amara semakin terdorong ke belakang dan menabrak Jovan. Untung saja Jovan memeganginya kalau tidak mungkin ia sudah terinjak injak.
Jarak Amara dan Jovan terbilang sangat sedikit. Mungkin hanya berjarak 5 cm saja. Entah kenapa tiba tiba Amara merasa gugup padahal sebelumnya ia tidak pernah seperti ini. 25 menit berjalan, akhirnya bus yang mereka tumpangi sampai di halte sekolah. Amara buru buru turun yang diikuti Jovan di belakangnya.
Setelah turun, Amara melihat Raka yang baru saja memasuki pekarangan sekolah dengan menaiki motornya. Ia segera menghampiri kekasihnya itu.
“ Kak Raka “ Raka menoleh ke arah Amara yang memanggilnya.
“ Kakak baru nyampe? Aku kira udah sampe daritadi “ tanya Amara.
“ Iya, kenapa? “ tanya Raka balik
“ Tadi aku mau ngajak berangkat bareng tapi telpon kakak sibuk terus “ jelas Amara membuat Raka gugup tanpa perempuan itu sadari.
“ Trus kamu berangkat sama dia? “ tanya Raka dengan menunjuk Jovan yang entah sejak kapan sudah berada di samping Amara.
“ E-eh engga, aku tadi naik bus kok “ jawab Amara
“ Gue juga naik bus “ tambah Jovan. Amara meliriknya dan diam diam mengumpat dalam hati.
“ Kakak ke kelas dulu “ ucap Raka dan diangguki oleh Amara. Sebelum pergi, Raka sempat berkontak mata dengan Jovan sebentar.
“ Lo ngapain ngikutin gue sih? “ kesal Amara setelah ia memastikan Raka sudah pergi.
“ Siapa juga yang ngikutin lo, pede banget “ jawab Jovan santai.
“ Kenapa lo naik bus padahal juga biasanya naik motor, trus ngapain tadi lo juga ikut ikutan ngobrol “ tanya Amara.
“ Motor gue di bengkel jadi gue naik bus, trus masalah ngobrol tadi gue cuma ngasih tau cowo lo kalo gue juga naik bus “
“ Lo harusnya makasih sama gue karena udah megangin lo tadi, kalo engga udah keinjek injek lo “ ucap Jovan mengingatkan tentang kejadian tadi di bus. Karena Amara merasa malu, ia pun meninggalkan Jovan yang tertawa di tempatnya.
“ Lawak banget “ ucap Jovan dan mulai berjalan memasuki area sekolah.****
Bel istirahat berbunyi membuat siswa siswi bersorak sorai karena akhirnya terbebas dari jam pelajaran. Tak terkecuali Amara, Karin dan Aluna yang bersorak sorai juga.
“ Kantin yok “ ajak Karin
“ Kalian duluan aja, gue mau ke perpus dulu ngembaliin buku “ ucap Amara.
“ Yaudah kita duluan ya “
Sepeninggal Karin & Aluna, Amara berjalan menuju ke perpustakaan untuk mengembalikan buku yang ia pinjam minggu kemarin. Setelah selesai, ia segera menuju ke kantin agar teman temannya tidak menunggu lama.
Di tengah perjalanan, ia tidak sengaja bertabrakan dengan salah satu siswa.
“ E-eh maaf, gue ga sengaj- Lo lagi? “ teriak Amara, pasalnya siswa yang ia tabrak tadi adalah Jovan.
“ Biasa aja kali gausah teriak teriak “ ucap Jovan
“ Dahlah “ disaat Amara ingin beranjak pergi, lengannya ditahan oleh Jovan.
“ Gue mau ngomong sesuatu sama lo “ ucap Jovan
“ Ngomong apa? “ tanya Amara
“ Orang itu ada di sekolah ini “ ujar Jovan.
“ Hah? Maksud lo? “ Amara heran dengan laki laki ini yang memberikan informasi setengah setengah padanya.
“ Cewe selingkuhan Raka ada di sekolah ini “ ternyata Jovan ingin membahas topik yang sama. Topik yang sangat sensitive untuk Amara.
“ Lo masih bahas hal itu lagi? Oke gue ga bakal nyalahin lo lagi tentang hal ini. Tapi lo pasti inget kata kata gue kemarin kan? Gue ga bakal percaya apapun omongan kalian selagi kalian ga bawa bukti yang jelas “ jelas Amara.
“ Angga sama Ka-, Angga yang tahu soal ini dan dia lupa ngefoto “ tolong ingatkan Jovan untuk menjaga rahasia.
“ Gue males bahas hal ini, gue laper mau makan “ ujar Amara dan melenggang pergi.
Setelah Amara pergi, Jovan merutuki dirinya sendiri yang hampir keceplosan soal Karin yang ikut andil.
Sampai di kantin ternyata Karin sudah membeli makan siang untuk Amara. Amara pun duduk dan segera melahap makan siangnya. Mengingat tadi, ia juga sedikit kesal dengan Jovan dan berakhir dengan makan siang yang menjadi pelampiasannya.
“ Lo kenapa dah kesel gitu mukanya? “ tanya Aluna.
“ Gue ketemu sama Jovan tadi “
“ Jovan? Dia kenapa? “ tanya Karin
“ Biasalah bahas hal yang sama kayak minggu lalu. Katanya cewe selingkuhannya kak Raka ada di sekolah ini. Trus waktu gue tanya buktinya mana dia jawab kalo Angga sama siapa gitu lupa ngefoto “ ungkap Amara membuat Karin & Aluna panik. Bisa bisanya Jovan hampir membongkar semuanya di depan Amara. Karin pastikan jika ia bertemu dengan laki laki itu akan dia tempeleng kepalanya.
“ Kenapa pada diem? “ tanya Amara menatap Karin & Aluna secara bergantian karena tidak ada respon dari keduanya.
“ Engga kok, cepetan makan udah mau bel “
“ Iya iya “
Berterimakasihlah pada Aluna yang berhasil mengalihkan perhatian Amara.
Sebelum menuju ke kelas, Amara menyempatkan diri datang ke lapangan basket untuk memberi minum yang ia sudah beli kepada kekasihnya yang tengah latihan. Ia duduk di bangku penonton dan melihat Raka serta rekan timnya yang sibuk berlatih.
Raka pun menyuruh tim-nya untuk istirahat. Mereka pun duduk dan mulai minum minuman masing masing. Amara pun berdiri dan menghampiri Raka yang tengah tersenyum padanya. Namun tiba tiba, ada perempuan lain didepannya memberikan minuman kepada Raka. Perempuan itu adalah Selena.
“ Oh ada Amara ya, gue cuman ngasih minum doang kebetulan gue liat Raka ga bawa minum “ ucap Selena.
Amara hanya diam menatapnya namun menggenggam kuat botol minum yang ia bawa.
“ Raka gue duluan ke kelas, Amara duluan ya “ ucap Selena sok ramah dan sengaja menabrak bahu Amara hingga dirinya terhuyung ke belakang.
“ Itu minuman buat kakak ya? “ tanya Raka membuyarkan lamunan Amara.
“ E-eh iya Kak “ ucap Amara.
Ia pun berpamitan pergi untuk ke kelas. Ya, Amara antara sedang kesal atau menahan cemburu pada Selena.****
Amara sedang mengobrol dengan Aluna yang akan ikut ekskul drama hari ini. Karin? Anak itu sudah pulang terlebih dahulu. Saat asik mengobrol, Raka lewat di depan mereka sepertinya ia akan ke parkiran untuk mengambil motornya.
“ Kakak mau pulang? “ tanya Amara.
“ Engga, kakak mau ada latihan basket lagi “ jawab Raka
“ Bukannya cuman sehari sekali doang latihannya? “ tanya Amara lagi
“ Mau kakak perketat lagi soalnya tinggal 2 hari lagi lombanya “
“ Tapi lapangan basketnya ada di sana ngapain Kak Raka kesini? “ selidik Aluna yang menaruh curiga dengan Raka.
“ Anak anak mau nyoba latihan tanding sama sekolah sebelah, jadi latihannya di luar “ jawab Raka.
Raka pun berpamitan pergi diikuti dengan Amara yang juga ikut pulang. Aluna berjalan menuju gedung biasa digunakan para siswa siswi untuk ekskul drama.
“ Loh Dika? Kok lo di sini? " tanya Aluna melihat Dika teman satu ekskul nya.
“ Gue kan ikut drama kalo lo lupa “ jawab Dika.
“ Lo ga ikut latihan basket? “ tanya Aluna. Pasalnya temannya ini adalah rekan satu tim Raka yang akan ikut lomba. Jika Raka latihan kenapa Dika tidak.
“ Latihannya udah tadi waktu istirahat “
“ Tapi tadi- “ Aluna tidak melanjutkan kalimatnya. Ia baru menyadari ternyata Raka telah membohongi Amara. Ia berbohong pada Amara dengan berkedok latihan basket supaya Amara tidak pulang bersamanya.
“ Tadi apa? “ tanya Dika
“ Engga jadi “ ucap Aluna.
Aluna mencoba untuk menghubungi Karin perihal ini. Mungkin saja Karin bisa mencari bukti kemana Raka sebenarnya pergi. Aluna ingin membantu, namun ia harus ikut ekskul ini jika tidak Pembina ekskul akan marah.
“ Halo Lun, ada apa? “
“ Orang itu berulah lagi “
“ Sapa yang lo maksud? “
“ Si Lebah “ ucap Aluna. Mereka memang sepakat untuk menyebut Raka Lebah agar tidak terlalu kentara jika membicarakannya di depan umum.
“ Kenapa lagi? “
Aluna menceritakan kejadian tadi kepada Karin secara detail dan juga menceritakan obrolannya tadi bersama Dika.
“ Wah udah ga bener ni orang “
“ Lo coba cari tau deh dia pergi kemana? Gue gabisa pergi kalo sekarang “
“ Tenang aja, ntar gue coba ngomong 4 cowo itu “
“ Sorry ya Rin, gue gabisa ikut “
“ Santai aja, gue tutup ya telponnya. Semangat ekskul nya bestie “
Karin menutup telponnya. Aluna harap Karin bisa mendapatkan bukti yang akurat dan menunjukkannya langsung ke Amara. Ia tidak tega melihat salah satu sahabatnya disakiti oleh laki laki semacam Raka. Sejak awal Aluna sudah tidak suka dengan Raka. Entahlah ia merasa kalau Raka seperti orang yang tidak setia pada pasangannya, itu yang pernah ia katakan kepada Karin tanpa sepengetahuan Amara.
Di sisi lain, Karin mencoba menghubungi Haikal namun tidak tersambung begitupula dengan Jovan dan Rendy. Entah bagaimana telpon mereka tidak bisa dihubungi secara bersamaan. Mau tidak mau ia akhirnya menghubungi Angga, by the way ia masih sedikit kesal dengan Angga yang lupa memotret kemarin. Akhirnya telpon berhasil tersambung. Kemudian Karin memberitahukan hal yang sama dengan apa yang disampaikan Aluna kepada Angga.*New Cast*
Raditya Arkana / Dika
11 Biologi 1
(Anak ekskul drama & tim basket Raka)Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa vote & comment nya..
see you🥰😇
KAMU SEDANG MEMBACA
Salam untuk senja [SUDAH TERBIT]
FanficAmara yang tidak percaya perkataan sepupu dan sahabatnya sendiri mengenai kekasihnya yang berselingkuh. Amara berpikir jika mereka hanya tidak menyukai kekasihnya sehingga membuat berbagai cara agar Amara bisa berpisah dengannya. Namun suatu hari, A...