Sejujurnya Amara malas untuk berangkat sekolah hari ini mengingat kalau sekarang adalah waktunya diadakan pertandingan. Ia belum berbaikan dengan Raka, ditambah lagi ia juga sedang bertengkar dengan Haikal semakin membuatnya malas. Andai Kak Theo tidak menyeretnya ke sekolah, mungkin saat ini Amara masih berada di alam mimpinya.
“ Karena hari ini ada pertandingan dalam rangka pemilihan ketua basket, jam pelajaran akan ditiadakan. Silahkan berkumpul di lapangan basket untuk menyaksikan, terimakasih “ ucap wali kelas Amara kemudian melenggang pergi.
Semua murid bersorak sorai termasuk Karin dan Aluna, namun tidak dengan Amara. Ia sedari awal masuk kelas sudah meletakkan kepala di mejanya.
“ Yok Raa kita ke lapangan “ ajak Karin.
Amara mengangkat kepalanya dan menghembuskan nafasnya pelan, “ Ngga deh, kalian aja. Gue males nonton “
Aluna yang semulanya berdiri kemudian duduk kembali di samping Amara. Ia merasa ada yang aneh dengan sahabatnya ini.
“ Lo kenapa? Tumben pagi pagi udah lesu? “ tanya Aluna.
“ Iya, itu yang tanding pacar sama sepupu lo “ tambah Karin.
“ Gue tau kok “
“ Trus kenapa males nonton? “ Karin bertanya lagi.
“ Gue belum baikan sama kak Raka, ditambah gue juga habis berantem sama Haikal jadi gue lagi males ketemu sama mereka “ jawab Amara.
“ Lo berantem sama Haikal? Kok bisa? “ heran Aluna. Biasanya ia hanya melihat Amara & Haikal bertengkar dalam konteks bercanda.
“ Panjang ceritanya, nanti gue ceritain. Kalian nonton aja sana, keburu mulai “
“ Trus lo gimana? “
“ Gue mau ke perpus aja baca buku, kalo ada apa apa chat aja “
Setelah itu, mereka bertiga pergi ke tujuan masing masing. Karin dan Aluna pergi ke lapangan sedangkan Amara menuju ke perpustakaan.
Di sisi lain tepatnya di lapangan, sudah dipenuhi oleh para murid yang menonton pertandingan itu. Para pemain pun juga sudah berada di lapangan dan akan bersiap untuk bermain.
Sebelum permainan dimulai, guru olahraga membacakan beberapa peraturan dan larangan yang harus dipatuhi selama pertandingan berlangsung.
“ Kalian ga bakalan bisa ngalahin gue “ ucap Raka.
“ Oh ya? Belum ada yang tau “ Haikal membalas.PRIIIITTTTTT……
Peluit berbunyi tanda dimulainya permainan. Bola pertama kali dipegang oleh Haikal, ia mendribbel nya kemudian mengoperkannya kepada Angga yang tepat berada di sebelah kirinya. Angga berhasil menerimanya dengan baik. Pihak lawan mulai mengepung Angga, akhirnya ia mengoperkannya ke Jovan. Namun Raka terlebih dahulu mengambilnya.
“ Ck sial “
Jovan mengejar Raka dan berusaha merebut kembali bola tersebut. Tapi gerakan Raka lebih gesit dan ia berhasil mencetak skor pertama untuk timnya.
Waktu sudah berjalan 40 menit dan akhirnya tim Raka lah pemenangnya dengan skor 5-4. Skor yang sangat tipis, di detik detik terakhir Raka kembali mencetak skor membuat tim nya sekaligus dirinya menang dan menjadi Kapten tim basket yang baru.
“ Gue udah bilang, kalian ga bakalan bisa ngalahin gue “ sombong Raka.
“ Rebut bola dari tangan gue aja ga bisa, mau ngerebut Amara? Mimpi aja lo “ ucap Raka kepada Jovan.
Tepat setelah Raka menyelesaikan ucapannya, sebuah bogem mentah mendarat di pipi kanannya. Haikal memukulnya.
Lapangan pun menjadi ricuh. Jovan dan Angga berusaha menjauhkan Haikal dari Raka. Sedangkan Rendy, ia justru berlari menghampiri Karin & Aluna yang kebetulan berada tak jauh darinya.
“ Amara mana? “ tanya Rendy dengan terengah engah.
“ Tadi sih bilangnya di perpus “ jawab Karin.
“ Lo panggil dia biar bisa nenangin Haikal sama Raka “ perintah Rendy. Karin mengangguk, ia menarik tangan Aluna dan mencari Amara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salam untuk senja [SUDAH TERBIT]
Fiksi PenggemarAmara yang tidak percaya perkataan sepupu dan sahabatnya sendiri mengenai kekasihnya yang berselingkuh. Amara berpikir jika mereka hanya tidak menyukai kekasihnya sehingga membuat berbagai cara agar Amara bisa berpisah dengannya. Namun suatu hari, A...