Jake Sim adalah sosok anak misterius. Dia cukup tertutup, cenderung tak acuh dan selalu melakukan apapun sendirian. Catat, bahkan kerja kelompok pun, dia akan melakukannya sendiri. Seolah, tak mempercayai siapapun yang berada didekatnya termasuk teman satu kelasnya. Tumbuh dengan didikan sang ayah yang berwatak keras, Jake dituntut untuk bagus dalam segala hal - padahal, mana ada manusia yang sempurna?
"Oi."
Mata bulat itu menoleh, mencari-cari sumber suara hingga netra nya menangkap sosok Sunghoon, sedang memanjat pagar setinggi hampir dua meter - Pembatas antara lorong kelas dan gudang. Jake tertegun.
"Orang manggil tuh dijawab."
Sebab, Jake tidak merasa dipanggil olehnya.
Sunghoon terkekeh kemudian, ia melompat dan turun dengan cepat. Terlambat, Jake tak punya waktu untuk menghindar.
Sebenarnya apa yang Sunghoon mau? Sejak pagi, cowok itu selalu berada disekitarnya - Jake curiga jangan jangan anak ini merupakan seorang stalker?!
"Mau apa?" buka Jake. Jujur, dia hanya ingin menikmati makan siangnya sendirian.
Sunghoon mengendikkan bahu, tak menjawab - Ia justru menarik sebatang rokok dari saku celana dan menyalakannya dalam diam. Setelahnya, cowok itu duduk disamping Jake. Aneh memang, Jake juga keheranan atas tingkah Sunghoon. Kelakuan anak nakal emang begini, ya?
"Lo tadi berangkat naik sepeda?" tanya pentolan kelas sebelas itu tanpa menoleh - dia terlihat lebih tertarik pada tumpukan pot tak terpakai dipojok halaman.
Jake berdehem lantas mengangguk, "Tau darimana?"
"Cuma nanya."
Benar-benar cowok aneh!
"Kamu pasti lihat aku waktu berangkat, iya kan? Aku tadi ketemu Jaehyuk sama Taehyun, mereka nyapa aku." Jake berujar sembari menggigit roti selai yang dibawanya. Senyum tipis terulas di bibir itu - Meski mereka nggak berteman dekat, tapi Jake senang ada yang menyadari keberadaannya. Orang-orang yang semula ia anggap berandal, nakal dan urakan, nyatanya malah menjadi sosok paling bersahabat untuknya.
"Oh iya? Dimana?"
"Didekat rumah Sunoo."
Lah itumah mereka mau bolos.
Sunghoon tak menjawab lagi, ia fokus habiskan sebatang rokok tadi sembari membiarkan Jake menyelesaikan makannya.
"Aku udah selesai. Sunghoon nggak balik ke kelas?" Jake bertanya lagi - meski Sunghoon nampak galak, cowok itu nggak pernah kasar terhadap Jake, dia justru jadi pelindung, yang selalu datang bila Jake sendiri - pokoknya dia seperti tidak boleh sendirian.
Sunghoon akhirnya menoleh, ditatapnya wadah makan kosong dipangkuan Jake. "Yakin kenyang cuma makan segitu?"
"Kenyang kok, seharian juga kenyang kalau makan roti mah."
Kebohongan darimana itu?
Seluruh kelas hari ini kosong hingga jam pulang, para murid bebas kemana saja asal masih berada dalam lingkup sekolah. Harusnya, kantin masih ramai siswa nongki.
"Ayo ikut gue."
* * *
"Serius Sunghoon sama Jake?"
"Jake? Yang bener aja?"
"Pasti diancem tuh."
* * *
"Gausah didengerin." Sunghoon terus berjalan di lorong kelas, melewati sekelompok anak perempuan berbadan gempal yang bisik bisik nakal soal Jake. Bagi Sunghoon, tak penting meladeni makhluk aneh disekolah ini, hanya, lakukan saja yang menurutnya penting, selebihnya tak usah dipikirkan.
Sampai di kantin, Taehyun dan Jaehyuk sudah menyambutnya. Oh, dan satu lagi anggota mereka, Beomgyu. Cowok itu jarang muncul, sebab, punya jabatan seorang ketua OSIS - paling sibuk seantero sekolah.
"Loh sejak kapan?" Beomgyu nyaris menyemburkan es teh manisnya begitu melihat Sunghoon berjalan bersama Jake ke arah meja mereka.
"Udah lama. Sunghoon aja yang pasif."
CTAK!
"Ngomong apa lo barusan?"
Jake kebingungan, pasalnya dia akan jadi bahan olok-olokan setelah ini. Jake juga tidak mengira itu akan terjadi, kok. Dia hanya selalu yakin bahwa sesuatu yang baik akan datang disaat terbaik pula. Memiliki teman sebaya - meski mereka tak betul-betul berteman sebab tak ada ungkapan kalimat ajakan - Jake senang bukan main.
"Mbak, mie ayam sama es teh satu."
Jaehyuk menyenggol lengan Sunghoon, "gue ga sekalian?"
"Tau ya, cuma Jake doang yang dipesenin." cibir Beomgyu.
Taehyun terkekeh, "Lu berdua mah ga penting."
"Tumben Hoon, bawa temen lucu." Mbak Hwasa nyapa. Biasanya, Sunghoon itu anti banget sama yang namanya dijodoh jodohin, orang kegiatannya cuma ribut sama anak STM. Eh, tiba-tiba sekarang gandeng cowok imut super pendiem.
Jaehyuk tertawa disamping Beomgyu, "Calonnya itu mbak."
* * *
"Hujan ..."
Jake berjongkok dipinggir bangunan, kepalanya menengadah - menatap bulir bulir air hujan yang jatuh menghantam tanah. Naas, hari ini dia pakai sepeda dan tidak membawa jas hujan, jadi terpaksa harus menunggu hingga reda.
Si Scorpio menoleh ke kanan dan kiri, parkiran mulai sepi. Banyak yang memilih nekat - menerobos hujan hingga basah kuyup, sebab sudah terlalu sore. Tapi, Jake tidak bisa demikian. Bisa bisa sampai di rumah dia dipukuli ayah, di cap sebagai anak tak tahu diuntung, hanya disuruh sekolah namun banyak tingkah. Ya, begitulah. Jake akan bertahan sedikit lagi disini.
Angin semilir menerpa kulit. Jake bergidik pelan, hawa-nya menusuk sekali - Ia kedinginan.
"Ayo balik."
Eh?
Jake mendongak, ia menemukan Sunghoon bersama Heeseung - mereka sudah tidak pakai seragam tapi basah kuyup. Heeseung turun dari motor Sunghoon, lantas, memberi satu tas jas hujan dan isyarat pada Jake untuk lekas memakainya sebelum hari semakin gelap.
"Cepet pulang, nanti gue bawain sepeda lo. Tenang, gue kenal kok sama bapak lo." Heeseung memberikan dua jempol ke arah Jake - Mereka berdua memang bertetangga.
Jadi, Sunghoon tadi diberitahu Heeseung?
KAMU SEDANG MEMBACA
NOVEMBER RAIN | SUNGJAKE
FanfictionSunghoon tidak dungu, batinnya selalu berseru bahwa hanya Jake yang ia mau.