Kami sampai di rumah sakit dengan masakanku yang sudah ku siapkan untuk Kitty, tentu aku juga sudah menanyakan pada dokter yang menangani Kitty mengenai makanan pantangan apa yang ia jalani.
"Pagi, Kitty" sapaku ketika masuk ruangangannya dan maid ku segera keluar dari ruangan.
"Untuk apa lagi countess yang terhormat datang kemari?" Jawabannya terdengar ketus tapi menyerah juga bukan gayaku.
"Kitty!" Lihatlah, Van sudah mulai menaikkan amarahnya dan aku memberikan kode agar ia tidak naik pitam terlebih dahulu.
"Aku membawakan masakanku, masakan rumah sakit mungkin terasa tidak enak di lidahmu" jujurku membuka pembicaraan.
"Aku sudah makan, buang saja makananmu" jawabannya sangat tajam dan Van sudah semakin memerah.
"Ku rasa aku gagal mendidik seorang adik jika perangainya seperti ini" tegas Van.
"Aku akan meletakkan masakanku di nakas, sup ikan yang ingin kau buang itu berada dalam termos sehingga akan tetap hangat jika seandainya nanti kau berubah pikiran dan ingin memakannya. Kitty, sekali ini aku memintamu untuk mendengarkanku sebentar saja. Aku tahu tidak ada yang bisa dibenarkan dari kata perselingkuhan. Dosanya memang berat, aku mengakui. Tapi jika dari awal kau pikir aku menggunakan kakakmu untuk membalaskan dendamku pada suamiku, atau hanya memanfaatkannya, kau salah. Pertemuan kami seperti takdir. Dari aku yang menghabiskan waktu di bar untuk minum dan kakakmu adalah bartendernya, sampai suatu keadaan memaksa kami bersama dan tak bisa kupungkiri pesona kakakmu yang membuatku jatuh cinta. Sekarang aku sudah keluar dari rumah suamiku, ia membawa masuk selingkuhannya dan mengeluarkan istri sahnya dari rumahnya. Aku tidak masalah dan bukan itu inti permasalahannya. Aku hanya ingin kau tahu jika memang mencintai kakakmu bukan sebuah hal yang legal, maka biarkan aku menanggung dosanya sendirian"
Aku masih mengingat wajah amarah Van ketika menghadapi Kitty dan menekankan bahwa ia hanya ingin bersamaku, wanita yang ia cinta, apakah sangat sulit bagi Kitty untuk menerimanya?
"Kau tahu? Aku tidak pernah bahagia dalam hidupku sebelum bertemu denganmu dan menjadikanmu adikku. Membuatku memiliki tujuan hidup untuk melindungi dan menghidupimu, hidup bersamamu, Kitty. Tapi hubungan kakak adik tidak akan bisa selamanya. Kau nanti juga akan menemukan seseorang yang kau cintai dan mencintaimu. Apa sekarang hanya karena sebuah status yang dimiliki Iris kau ingin menghilangkan cinta yang sebelumnya tak pernah hadir di hidupku?" Kalimatnya sebelum mengajakku keluar dari ruangan rawat Kitty terus terngiang di pendengaranku.
Kala ini, aku jadi merasa egois ketika memaksakan perasaanku karena belum pasti akhir dari hubungan kami adalah kata bahagia. Kalau memang aku adalah kata cinta yang singgah dalam hidup Van, apakah bisa sekali lagi aku serakah untuk mempertahankannya? Walau kata selamanya tidak pernah ada, setidaknya inginku sampai maut yang memisahkan, karena ia juga merupakan titik terang di dalam gelapnya hati dan jiwaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scenery of You [Hiatus]
FanfictionApa kalian pikir, hidup mewah dengan harta segudang, sebagai nyonya rumah yang memiliki ratusan maid yang siap menuruti perintahmu adalah sebuah definisi dari hidup enak? Mungkin iya bagi sebagian besar orang, tapi tidak bagiku. Hidup di dalam ruma...