Ayah dan ibu menikah atas dasar perjodohan. Setidaknya, itu yang bisa Jungkook simpulkan usai membaca beberapa coretan ayah yang terselip di antara banyaknya bait lagu di buku itu. Dari sana juga Jungkook tahu; jika dalam jangka waktu yang ayah dan ibu habiskan untuk membina sebuah rumah tangga, nyatanya sang ayah lah yang lebih banyak berusaha guna membuat hubungan mereka tetap terjaga.
Ayah tidak menyebutkan siapa pria yang suka diam-diam ibu temui. Akan tetapi, Jungkook yakin bahwa pria itu adalah orang yang sama yang sudah sah menjadi suami ibu saat ini. Orang yang sama, yang membuat ibu sampai tega meninggalkan ayah dan membuat kesalahpahaman tercipta antara dirinya dan ayah Yoongi.
"Astaga. Kok telornya bisa gosong, sih?"
Jungkook berujar seraya mematikan kompornya. Menatap telur setengah gosongnya di wajan dengan perasaan dongkol setengah mati.
Lelah menunggu sang ayah yang tak kunjung kembali ke kantor Agensi, Jungkook memutuskan untuk pulang dan memilih menyiapkan sesuatu yang barangkali bisa membuatnya semakin mudah meminta maaf pada sang ayah. Menyiapkan makan malam adalah hal pertama yang Jungkook pikirkan. Jungkook yakin, ayah pasti akan merasa senang ketika pulang dan mengetahui Jungkook telah memasak untuk mereka berdua.
Namun nyatanya, semuanya tidak semudah yang Jungkook bayangkan. Lupakan tentang makanan mewah dan sejenisnya, Jungkook bahkan gagal untuk sekadar membuat hidangan sederhana semacam telur ceplok saja. Lihat, dua telur yang sebelumnya sudah ia goreng sama-sama gosong semua.
"Tidak apa, lah. Yang penting masih bisa dimakan, 'kan?" gumamnya sembari memandangi dua telur setengah gosongnya yang sudah tersaji di meja makan.
Selesai dengan telurnya, Jungkook lantas menyiapkan dua piring lengkap dengan sendok dan garpu di meja. Menarik kursi di bawahnya, untuk kemudian mendudukkan dirinya di sana sembari menunggu ayah pulang dan nasi di rice cooker matang.
Untuk beberapa saat, Jungkook melewati waktu yang berlalu dengan termenung. Melakukan semua ini, seolah membangkitkan kembali ingatan Jungkook pada hari-hari di mana ia kerapkali mengabaikan ajakan ayah untuk sekadar makan bersama. Tak hanya telur yang bahkan tidak bisa dirinya buat dengan sempurna, tak jarang ayah juga memasakkan berbagai macam makanan favoritnya. Namun, itu semua berakhir sia-sia lantaran Jungkook sama sekali tidak menghargai usaha ayahnya.
Alih-alih berterima kasih, tanpa kata Jungkook justru berlalu pergi dan membuat lengkungan senyum di wajah sang ayah luntur kembali. Lalu malamnya, Jungkook akan mendapati makanan tersebut tetap utuh di meja, sama sekali tak tersentuh yang berarti jika ayah juga tidak memakannya.
Ya Tuhan, sudah sebanyak apa Jungkook menyakiti ayah selama ini?
"Maaf, Ayah." Jungkook berujar lirih seraya menyeka air mata di pipi.
Karena kesalahpahamannya terhadap sang ayah, Jungkook baru menyadari bahwa hal yang ia lakukan sebagai bentuk dari pemberontakan selama ini pasti sudah sangat menyakiti hati ayahnya. Atas semua kesalahan itu, Jungkook berjanji; bahwa ke depannya, Jungkook pastikan jika semua ini tidak akan terulang lagi.
Jungkook berjanji akan menjadi anak baik. Jungkook berjanji tidak akan membolos, membuat ulah di sekolah, atau berkelahi dengan Jaehyun, agar ayah tidak perlu lagi datang ke sekolah hanya untuk menanggung malu akibat semua ulahnya itu.
Atas semua kesalahan yang ia lakukan.
Atas semua waktu maupun kasih sayang ayah yang sudah dirinya sia-siakan.
Jungkook berjanji; ia akan membayar hal tersebut dengan menjadi putra yang baik yang bisa ayahnya banggakan.
"Kapan Ayah pulang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Error (Short story)✔️
Historia CortaSekelumit kisah tentang Jungkook dan ayahnya.