Bonus part; Side story

467 52 2
                                    

"Terima kasih pukulannya, Yah. Setidaknya dengan melakukan ini, aku jadi punya alasan untuk terus membenci Ayah."

Sembari mengibas-ngibaskan sebelah tangannya yang untuk ke sekian kali telah dihadiahi dengan penggaris besi oleh ayahnya, Jungkook berucap tanpa mengalihkan pandangannya dari Yoongi. Meskipun masih tercetak garis senyuman di wajahnya ketika berucap demikian, sorot matanya yang kentara sekali menyiratkan luka beserta rasa kecewa; telak membuat Yoongi terpekur di tempatnya.

Siang tadi, Yoongi kembali mendapat aduan tentang kenakalan Jungkook. Meninggalkan pekerjaannya, Yoongi datang ke sekolah guna memenuhi panggilan dari wali kelas anaknya. Hanya untuk mendengar segala macam keluhan pihak sekolah yang sepertinya sudah jengah dengan tingkah laku anak itu.

Tak hanya teman kelasnya, kali ini Jungkook terlibat perkelahian—atau lebih tepatnya, tawuran—dengan beberapa siswa dari sekolah lain. Hal tersebut berakhir dengan pihak sekolah yang memberikan skors seminggu penuh pada sang putra. Membuat Yoongi kalap dan langsung menghukum Jungkook begitu mereka tiba di rumah.

Tidak cukup hanya dengan satu atau dua pukulan. Penggaris besi itu berkali-kali mendarat pada telapak tangan Jungkook tanpa Yoongi sadar. Ketika netranya mendapati darah yang mengalir dari sela-sela jari putranya, barulah Yoongi menyadari, jika kali ini, ia telah melewati semua batas yang ada.

"Ya Tuhan, apa yang telah kulakukan ...." Yoongi berucap seraya menatap nanar telapak tangannya. Batinnya menjerit, ketika punggung sang putra mulai berlalu dari hadapannya. Menyisakan sepi yang semakin menjatuhkan Yoongi pada lubang penyesalan yang ia gali sendiri.

Selama ini, Jungkook bersikap seolah tak begitu terpengaruh atas apa yang dilakukan Yoongi. Atas setiap luka fisik yang ia berikan, di saat anak itu kembali berulah di sekolah. Kendati demikian, Yoongi tahu jika tangan sang putra selalu gemetar ketika menerima pukulan darinya. Kedua netranya bahkan terpejam erat dengan sebelah tangan yang mengepal. Hal tersebut sudah cukup menjelaskan, jika anaknya pasti ketakutan setiap kali Yoongi memberikannya hukuman.

"Maafkan Ayah."

Yoongi berujar lirih seraya mengintip sang putra yang sudah tertidur dari balik pintu kamarnya. Sejujurnya, Yoongi tidak pernah suka saat harus menghukum Jungkook. Batinnya ikut terluka, saat diam-diam ia memergoki putranya tengah meringis sembari meniupi telapak tangannya sendiri. Akan tetapi, didikan sang ayah yang dulu juga kerapkali melakukan hal yang sama pada Yoongi—mendisiplinkan dirinya dengan cara menghukumnya setiap kali ia melakukan kesalahan—mungkin menjadi salah satu faktor yang membuat Yoongi merasa tindakannya pada Jungkook tidaklah salah. Bahwa semua yang ia lakukan semata-mata hanya demi kebaikan putranya. Setidaknya, itu yang selama ini Yoongi yakini.

Meninggalkan kamar sang putra, Yoongi lantas melangkah pergi menuju kamarnya sendiri. Kedua netranya bergerak liar, mencari benda yang selalu ia gunakan untuk menghukum putranya. Begitu menemukan penggaris besi yang tadi ia cari-cari dan kini sudah berada di genggaman tangan, tanpa segan Yoongi langsung mengangkat benda tersebut dan mendaratkannya pada sebelah tangannya sendiri. Kedua netranya terpejam. Lalu bayangan kesakitan dari wajah sang putra mulai berkelebatan dan beradu dengan suara kecewa serta kebencian yang anaknya utarakan.

Untuk alasan tersebut, Yoongi menghukum dirinya sendiri atas setiap pukulan yang ia berikan pada Jungkook. Untuk setiap goresan luka di telapak tangan putranya, Yoongi membiarkan dirinya menerima berkali-kali lipat rasa sakit dengan cara melakukan hal yang sama dengan apa yang ia lakukan padanya. Memukul telapak tangannya sendiri dengan penggaris besi yang ia gunakan untuk melukai anaknya.

Kendati Yoongi tetap tidak bisa mengurangi rasa sakit Jungkook dengan bertindak demikian. Namun setidaknya, hatinya cukup lega sebab ia bisa merasakan sakit yang sama sebagaimana yang dirasakan oleh sang putra.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Error (Short story)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang