Mali mendorong gerobaknya untuk segera pulang.
sesampainya dirumah, Mali masuk meletakkan topi kesayangannya dan mendudukkan dirinya pada kursi jati khas zaman dulu yang telah usang.
" hahhh...." mali menghela nafas seolah banyak beban dalam dirinya yang kian menumpuk.
Mali lelah....
ia menatap langit-langit rumahnya yang hanya ada lampu bokhlam warna kuning yang temaram.
23 tahun sudah umur Mali minggu depan.
apakah ia sudah bahagia?
sepertinya belum...
Mali segera mandi dan menghitung penghasilan hari ini.
"seratus dua puluh dua.. tiga ratus empat puluh..."
"syukurlah..."
Mali bersyukur ia mendapat penghasilan hampir enam ratus ribu, dengan keuntungan bersih sekitar tiga ratus ribu lebih.
berdagang ketoprak sebenarnya cukup lumayan, karena setiap harinya ketoprak dagangannya pasti akan habis.
uang yang dihasilkan akan dibelanjakan bahan dagang lagi dan keuntungannya akan Mali gunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan sisanya Mali simpan untuk...
menikah...
iya, Mali ingin menikah.
entah keberanian darimana, Mali sangat ingin melamar Harsa menjadi pendamping hidupnya.
Mali masih mengumpulkan uang untuk melamar Harsa agar ia terlihat pantas di depan keluarga Harsa meski ia bukan dari keluarga kaya.
" baru enam belas juta... masih kurang banyak" senyum teduh Mali ia tuai kala melihat nominal di buku tabungannya.
Mali tidak tahu apakah keluarga Harsa akan menerimanya atau tidak, tapi ia akan mencoba.
Mali tidak ingin menyerah sebelum mencoba, sekalipun ia di tolak.
Semuanya berawal saat 2 tahun yang lalu, dimana mahasiswa baru yang masih menggunakan pakaian hitam putih terlambat dan di hukum oleh kakak tingkat ditengah lapangan.
Saat itu Mali yang sedang mengantarkan ketoprak pesanan Dosen di dekanat fakultas teknik itu tak sengaja melihat Harsa dihukum berdiri ditengah lapangan.
hati Mali menghangat tersenyum teduh melihat pemuda manis itu menatap matahari sambil bernyanyi mars teknik.
dengan do'a dalam hati Mali mengucapkan " semoga ia bisa melihat anak manis itu lagi" kepada Tuhan.
belum selesai disana...
sorenya seolah Tuhan menjawab kilasan do'a Mali pada pagi hari yang terik itu.
pukul 16.42
Mali tidak akan melupakan momen itu. hujan mengguyur kota Bandung sangat deras seolah langit menangis mengingat masa lalu kian yang kelam.
Mali yang sudah ber-beresan akan pulang di kejutkan oleh pemuda manis yang surainya basah karena menerjang hujan untuk berteduh di warungnya.
" ihhh... kenapa ujan sih!" ucap anak manis itu.
Harsa yang jengkel karena sang supir bilang akan terlambat menjemput karena mobilnya mogok membuat Harsa harus menunggu sang supir di tengah tangisan sang semesta.
lagi-lagi Mali tertegun, bagaimana kilat air hujan membuat basah sedikit wajahnya dan surai coklatnya itu serta bibirnya yang komat kamit menyumpah serapah nasibnya yang naas.
Jantung Mali seolah tak ingin berhenti bergemuruh melihat pemandangan kala itu.
bahkan sore itu Mali berfikir bahwa ia terkena penyakit jantung milik mendiang sang ibu, namun remaja 21 tahun itu tidak menyadari bahwa pada sore itu ia telah merasakan puncak dari kebahagiaan suatu hati manusia ketika menetapkan nama seseorang untuk
" jatuh cinta".
iya...
pada sore itu, di warung ketopraknya yang hanya ber-atapkan terpal biru serta nyanyian gemercik dari tangisan semesta dan sinar senja yang seolah tak takut untuk bersorai.
Mali merasakan yang namanya jatuh cinta untuk pertama kali.
sangat klasik kan?
Harsa tidak melakukan apapun, tapi entah mengapa jantung Mali riuh bergemuruh setiap melihat Harsa.
hanya melihat.
bisa kalian bayangkan bagaimana keadaan jantung Mali mendengar dan melihat indahnya tawa Harsa yang merdu.
Ahhh....
Mali ingin mati saja rasanya.
2 tahun sudah Mali jatuh hati dan menyukai remaja manis itu.
Mali sangat tahu diri pada awalnya, Mali tidak ingin berharap lebih untuk berani berfikir menyatakan perasaanya atau bahkan memiliki Harsa.
apalagi mengetahui bahwa Harsa adalah anak dari Ceo hebat di Indonesia, makin ciut lah nyali Mali untuk jujur akan perasaannya.
iya pada awalnya...
hingga 1 tahun berlalu dan Mali tidak sanggup menahan renjana asmara dalam hatinya.
Mali telah memutuskan, untuk berusaha memantaskan diri meminang Harsa.
apapun itu untuk memiliki Harsa.
Mali memperbaiki penampilannya, yang dulunya ia hanya mengenakan kaus dan celana lusuh ketika mulai berdagang ketoprak, semenjak kejadiran Harsa ia menyisihkan uangnya membeli baju baru yang lebih layak.
Mali mungkin bukan terlahir atau berasal dari kalangan berada.
tapi Mali yakin, jika ia memiliki niat dan Tuhan berkehendak, maka tidak ada yang tidak mungkin di seluruh alam semesta ini.
Mali mencintai Harsa...
Mali hanya ingin Harsa...
kala hati mana yang tak akan jatuh saat masa lalu kelamnya yang seolah Tuhan tak henti mengujinya.
kini Mali memberanikan diri untuk mengemban cinta kepada seorang Delangga Harsandra.
memantapkan hati akan menjadikan Harsa seorang satu-satunya pujaan cintanya dalam kini,esok dan selamanya.
Mali tak pernah henti dan bosan untuk menguntai do'a setiap detik agar semoga Tuhan berkehendak merestui dirinya bersama dengan Harsa merajut benang kehidupan berdua.
iya... semoga...
semoga Mali tidak akan terluka untuk kesekian kalinya lagi....
karena...
kita semua tidak ada yang tau tentang rencana Tuhan akan seperti apa kisah dunia asmaraloka Maliandra Antares.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita~ [markhyuck]
Romancetidak ada yang spesial dari seorang Maliandra Antares, Mali hanya ingin 1 hal... memiliki Harsa untuk hidup berdua dengannya. selamanya. iya, selamanya! namun seolah sepertinya takdir enggan membuat kisah perjalanan hidup Mali kian mudah. °markhyuck...