4) Mr. Eyudru

4 3 0
                                    

Pagi-pagi sekali Derbvaro telah siap untuk berangkat ke sekolah. Ada tugas yang harus dia jalankan di sekolahan hari ini dan dua pekan ke depan, sehingga harus berangkat lebih awal dari biasanya.

"Derbvaro, jangan lupa sarapan di sekolah!"

"Iya, Ma. Derbvaro berangkat dulu."

Derbvaro berangkat dari rumahnya, duduk di mobil sembari asyik membaca buku bergenre fantasi koleksi terbarunya. Matanya tak bisa lepas dengan untaian kata yang tersusun daributiran abjad yang terangkai indah pada selembar kertas yang disatukan hingga menjadi buku yang indah. Derbvaro suka semua jenis buku bacaan. Buku fiksi sebagai penghibur dirinya dikala sedang bosan. Tapi, dia tetap mengutamakan buku-buku yang mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya. Derbvaro suka semua jenis buku bacaan. Buku fiksi sebagai penghibur dirinya dikala sedang bosan. Tapi, dia tetap mengutamakan buku-buku yang mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya. Derbvaro suka semua jenis buku bacaan. Buku fiksi sebagai penghibur dirinya dikala sedang bosan. Tapi, dia tetap mengutamakan buku-buku yang mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya. Derbvaro suka semua jenis buku bacaan. Buku fiksi sebagai penghibur dirinya dikala sedang bosan. Tapi, dia tetap mengutamakan buku-buku yang mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya. Derbvaro suka semua jenis buku bacaan. Buku fiksi sebagai penghibur dirinya dikala sedang bosan. Tapi, dia tetap mengutamakan buku-buku yang mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya. Derbvaro suka semua jenis buku bacaan. Buku fiksi sebagai penghibur dirinya dikala sedang bosan. Tapi, dia tetap mengutamakan buku-buku yang mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya. Derbvaro suka semua jenis buku bacaan. Buku fiksi sebagai penghibur dirinya dikala sedang bosan. Tapi, dia tetap mengutamakan buku-buku yang mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya.

"Ke toko buku, Tuan?" tanya sopir yang telah hafal dengan keseharian Derbvaro sebelum berangkat ke sekolah.

"Hari ini aku nggak ke sana, Pak. Langsung ke sekolah saja!" jawab Derbvaro datar.

"Tumben?" ucap sopir dalam hati.

"Siap, Tuan."

Derbvaro kembali fokus pada buku bacaannya. Jarak toko buku dengan mobil Derbvaro telah terlampau dekat, Derbvaro dengan cepat menutup kaca mobilnya yang tadinya dia biarkan terbuka. Sopir memerhatikan Derbvaro dari kaca spion tengahnya, memerhatikan gerak-gerik Derbvaro yang nampak ambigu itu cukup mengocok perutnya.

Saat mobil tepat lewat di depan toko buku, Guezel sudah berada di depan tokonya siap untuk berangkat pula ke sekolahan. Derbvaro mendengkus kasar karena Guezel tidak sedang sendirian namun bersama dengan Albert. Rasa cemburunya yang kemarin saja belumlah padam, ditambah lagi dengan sekarang.

"Tambah kecepatan!" titah Derbvaro pada sopir.

Sopir mengangguk cepat dan langsung menambah kecepatan laju mobil sesuai perintah Tuan mudanya.

Derbvaro tidak langsung pergi ke kelasnya, dia lebih dulu pergi ke perpustakaan. Menjalankan list tugas yang sudah tersusun untuk dilakukannya hari ini. Setelah selesai, dia pun melangkahkan kakinya untuk ke luar dari perpustakaan. Tapi, tiba-tiba saja suara buku jatuh mencegat langkahnya.

Bruuk

Derbvaro membalikkan badannya kembali. Melangkah menuju sumber suara. Sebuah buku usang yang kemarin sempat menarik perhatiannya tergeletak di lantai. Derbvaro mengitarkan pandangannya ke seantero ruangan yang saat ini menjadi tempat beradanya. Tidak ada siapa-siapa.

"Apa iya ada tikus di perpustakaan?" gerutunya lalu berjongkok untuk mengambil buku usang tersebut.

Derbvaro menatap tiap sudut lekat buku usang itu, berselimut debu. Pertanda buku itu sudah terbilang cukup lama tidak dijamah oleh tangan para pembaca.

Twelve XIITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang