Derbvaro dan Guezel berbagi tugas saat waktu istirahat telah tiba. Derbvaro ditugaskan untuk menjaga laboratorium sedangkan Guezel bagian jaga perpustakaan. Ruangan laboratorium beru saja selesai digunakan oleh salah satu kelas yang melakukan beberapa tugas. Sekarang, laboratorium sudah sepi kembali, Derbvaro harus mengecek segala peralatan yang sudah diberi nomor pada masing-masing benda. Derbvaro harus mengecek satu-persatu dari segala benda dan perlahan yang ada di laboratorium namun menggunakan alat yang telah tersedia sehingga dia tidak begitu diberatkan dengan tugas ini.
Ada beberapa peralatan yang masih tergeletak sembarangan di atas meja, penggunanya tidak mengembalikan peralatan mereka ke tempat semula. Selesai dengan ruangan praktik, Derbvaro pun masuk ke dalam ruangan bahan kimia yang menjadi ruangan rawan, tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam ruangan ini. Derbvaro sudah terbiasa dengan segala hal yang ada, jadi dia bisa diberikan kepercayaan untuk menjaga semua yang ada.
Ada satu ruangan yang belum pernah Derbvaro masuki, yakni tempat yang hanya khusus untuk Mr. Eyudru saja.
Derbvaro menatap lekat gawai pintu dari ruangan Mr. Eyudru. Rasa penasaran seketika menggelitik hati kecilnya. Sebenarnya Mr. Eyudru tidak pernah mengumumkan tentang ketidak bolehkan memasuki ruangannya, tapi semua murid tiada ada yang pernah dan berani masuk ke ruangan satu ini.
Gawai pintu terputar, tangan Derbvaro sudah magang pada gawai pintu yang tepat di hadapannya.
Ceklek...
Pintu terbuka. Ruangan gelap tanpa cahaya. Derbvaro merogoh ponsel dari dalam saku bajunya lalu menyalakan flash pada ponselnya. Derbvaro berusaha untuk mencari tombol untuk menghidupkan lampu dalam ruangan ini, namun dia tidak menemukannya. Derbvaro menyorotkan flash ponselnya pada bagian plafon dan mencari lampu yang bergantung di atas kepalanya. Diperhatikannya, dan dia tahu jikalau lampu yang ada di dalam ruangan ini ternyata diaktifkan menggunakan bluetooth atau google. Derbvado mencoba menerka kode yang bisa mengaktifkan lampunya.
"Emmm, kira-kira apa ya?" pikirnya.
Berulang kali Derbvaro berusaha menyebutkan apa yang berkaitan dengan Mr. Eyudru namun tetap gagal, kode salah.
Derbvaro akhirnya menyerah dengan lampu, dia pun memutuskan untuk melihat isi ruangan dengan cahaya flash ponselnya saja. Derbvaro mengitarkan garis lurus cahaya flash pada setiap dinding dan bagian yang baginya menarik. Buku-buku tersusun rapi, ada yang tersusun rapi di atas meja dan ada pula yang tersusun pada rak buku. Derbvaro melihat-lihat buku yang ada, bukunya sangat beragam dan mayoritas pastilah buku tentang pengetahuan alam serta bahan-bahan kimia serta optik.
Asyik melihat-lihat buku, akhirnya Derbvaro terhenti pada satu buku yang tersusun di bagian paling atas yang ada di atas meja.
"Bukannya ini buku yang aku cari?"gumamnya lalu membuka buku itu. "Bener! Ini buku dunia magic yang sudah tidak dapat didapatkan cetakannya lagi. Gila! Dari mana Mr dapatkan yang ini?" Derbvaro geleng-geleng kepala.
Karna keseringan membaca buku bergenre fantasi, terlebih yang diangkat dari cerita fiksi tentang dunia magic selalu berhasil menghipnotis Derbvaro. Sudah sangat lama Derbvaro mencari buku cetakan versi yang satu ini, buku yang penuh dengan misteri, cetakan dari tahun yang sudah sangat lama dan langsung dari tangan penulisnya yang mana orang tidak pernah tahu siapa penulis dari buku yang satu ini. Buku yang telah berusia ribuan tahun lamanya.
"Tunggu! Ini apaan?" ucapnya mengerenyitkan dahi. Tangan kirinya masih sibuk memegang ponselnya yang menjadi sumber cahaya.
Sebuah tulisan tangan di bagian dengan buku itu berusaha Derbvaro eja, tulisan dalam bentuk angka romawi. "Xll"
KAMU SEDANG MEMBACA
Twelve XII
FantasíaDerbvaro bersekolah di salah satu sekolahan menengah atas yang teramat terkenal dengan murid-muridnya yang jenius. Kecintaannya dengan buku cerita yang mengangkat cerita dunia fantasi yang berkaitan dengan magic sangatlah dia gemari hingga sampai se...