CHAPTER 2

182 8 1
                                    

~Happy reading~

"Uhmm..."

Seorang pemuda bersurai kuning terbangun dari pingsannya, nampak sebelah matanya yang terbaluti oleh perban putih yg sedikit ternampak warna merah.

"Ini... dimana?"

Pemuda tersebut melirikkan matanya ke sekelilingnya, nampak banyak sekali reruntuhan di sekitarnya.

"Dimana ini sebenarnya?!" Batin pemuda tersebut

Tiba-tiba saja, terdengar suara langkah kaki yang mendekati pemuda itu.











































"Uzumaki boruto"

Sontak pemuda yang bernama Boruto itu menengok ke arah suara itu berasal. Kini terlihat jelas seseorang yang memanggilnya itu. dia memiliki kulit yang putih serta rambut yang bersurai biru muda, terlihat juga kedua matanya yang tertutup.

"Kau... siapa?" Tanya Boruto

"Aku? namaku Otsutsuki toneri."

Boruto seketika terkejut ketika dirinya mendengar nama 'Otsutsuki'.

"Otsutsuki?!" Batin Boruto

Boruto seketika waspada dengan orang kini berada di hadapannya.

"Tenanglah, aku bukanlah Otsutsuki seperti Isshiki ataupun Momoshiki." ucap toneri

Mata Boruto menatap Toneri dengan tajam. "Bagaimana bisa aku percaya akan hal itu?!"

Toneri menghela nafasnya pelan.

"Terserahmu mau percaya atau tidak. Sekali lagi kuberitahu, aku bukanlah Otsutsuki seperti Isshiki maupun Momoshiki, aku yang memasuki mimpimu pada hari itu"

Boruto yang mendengar akan hal itu masih ragu-ragu untuk mempercayai toneri. Hingga, Toneri mengatakan sesuatu hal yang membuat dirinya seketika tersentak.

"Mulai sekarang, kau harus menghadapi takdir yang kejam itu. Kau tidak boleh menyerah sedikitpun. Karena masa depan shinobi berada di tanganmu" ucap Toneri sambil menunjuk jari telunjuknya pada boruto

"Aku?" Tanya boruto

"Ya, karena itu jangan sampai kau merasa putus asa dan menyerah pada hidup karena sama sekali tak ada yang mengingatmu dan hanya menganggapmu musuh. Ingatlah, kau masih memiliki orang tua, adik, serta orang-orang yang kau sayangi yang harus kau selamatkan."

Boruto pun termenung mendengar perkataan Toneri. Memang benar, saat ini tak ada yang ada mengingatnya dan malah menganggapnya musuh. Namun, dia masih memiliki orang-orang yang dia sayangi untuk dilindungi.

Toneri menatap lamat Boruto yang mulai terlihat murung, dia menghela nafasnya pelan dan berbalik.

"Sudahlah, lebih baik kita makan terlebih dahulu. Kau pasti sangat lapar, kan?"

"E-eh, baiklah..."


Boruto pun mengikuti toneri ke tempat mereka akan makan—ruang makan. Dan terpampanglah sebuah meja makan dengan 2 kursi yang saling berhadapan, dan terlihat berbagai makanan lezat di atas meja itu.

UNMEI || Boruto Fanfiction (Discontinue) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang