◦•●◉✿⚠Cerita ini akan di revisi setelah ceritanya selesai⚠✿◉●•◦
📍Terdapat 2000++ word di setiap chapter nya, sorry dikit👄📍
TANDAI KALO ADA TYPO⚠️
≧﹏≦<🌸Happy Reading🌸>≧﹏≦
*
*
*
*
*
*
*BRAKK!!!
Pintu kamar terbuka dengan kencang, "Ya Allah Fasya! Udah jam berapa ini!? Kamu mau sekolah nggak sih? Nanti kamu telat lagi!" Kesal Vania Neraida---Ibu Fasya, seraya menarik selimut yang masih melingkar ditubuhnya.
"Apa sih! Gua masih ngantuk!" Decak Fasya dengan mata yang setia terpejam.
Sontak Vania membulatkan matanya, terkejut dengan apa yang baru saja putrinya ucapkan. "Nggak sopan ya, kamu ngomong kayak gitu sama ibu!" Sentaknya.
Sang empu masih saja bergelut dengan selimutnya tanpa mengindahkan ucapan Vania sedikitpun. Melihat hal itu Vania kembali membuka suara.
"Nggak mau bangun juga kamu? Mau ibu bawain air satu bak?" Peringat Vania seraya pergi meninggalkan kamar karena tidak ada respon apapun dari putrinya.
"Euunghh___" Lenguh Fasya seraya membuka matanya.
Dirinya mengedarkan pandangannya pada setiap sudut kamar dengan nyawa yang masih setengah terkumpul. Sontak matanya membulat sempurna kala melihat kamarnya yang terlihat berbeda.
"Rumah siapa nih?" Beo Fasya seraya mendudukkan dirinya di atas kasur.
"Kamar gua kok beda!? Emangnya tadi malem gua pingsan, terus gua di selamat-in sama sugar daddy gitu? Astaghfirullahaladzim inget, lo tuh cowok!" Gumamnya seraya menampar mulutnya sendiri.
BRAKK!!
Pintu kamar kembali terbuka dengan kencang dan memperlihatkan gadis paruh baya dengan ember berisikan air di tangannya. Fasya yang masih dalam keadaan loading, kembali harus senam jantung di pagi hari.
Melihat ibu didepannya akan mengangkat ember miliknya, sontak Fasya langsung membuka suara. "EH! BUK, BUK! JANGAN DIGUYUR!!" Pekiknya.
Beruntung air yang ada di dalam ember itu belum diguyurkan ke tubuh Fasya. Vania segera meletakkan ember miliknya di lantai dengan raut wajah kesalnya.
"Bangun juga kamu!?" Kesalnya.
"Gila aja gua mau diguyur air se-ember. Bisa-bisa langsung ke Rahmatullah gua." Gumam Fasya, namun hanya bisa di dengar oleh dirinya.
Seketika Fasya diam membisu dan dengan cepat melihat gadis paruh baya didepannya dari atas hingga bawah. Dirinya baru menyadari sesuatu, "Ibu ini siapa ya?" Tanyanya.
"Terus, saya ini di rumah siapa? Kok kamar saya beda sama yang biasa saya tinggali?" Tanyanya beruntun.
Vania terkekeh pelan dengan sudut bibirnya yang sedikit naik ke atas. "Kok ada ya, Orang yang baru bangun tidur langsung amnesia? Ada-ada aja kamu. Cepetan mandi, abis itu siap-siap buat pergi ke sekolah. Inget ya Fasya, ibu nggak mau denger dari kepala sekolah lagi kalo kamu suka telat ke sekolah." Sahut Vania panjang lebar.
Sontak Fasya mengangkat sebelah alisnya, "Wait, wait, Fasya? Siapa lagi Fasya? Gua Kanda. O-oh maksud saya___nama saya Kanda Bu, bukan Fasya. Dan lagi, saya itu cowok bukan cewek." Jelasnya dengan menarik ujung bibirnya.
Dengan cepat Vania menempelkan tangannya pada dahi Fasya, untuk memastikan keadaan putrinya. "Fasya, mendingan bodohnya kamu tuh di pelajaran aja deh nggak usah sama kamu nya juga. Lama-lama kamu nya juga ikutan tolol kalo kayak gini. Beban hidup kamu sama ibu tuh, lebih berat beban hidup ibu. Jadi, kamu nggak usah mikirin hidup kamu yang berat-berat. Kasian otak kamu terbebani. Bisa-bisa nanti pecah lagi." Cicit Vania.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURREPTITIOUS [On Going]
Fantasy||🦋𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠🦋|| Menceritakan Kakanda Arkatama di dalam raga Fasya Deranda yang berusaha memecahkan misteri dengan mencari jati diri sebenarnya dari Givan Arkatama---Ayah kandungnya [?] Jangan lupa tambah cerita ini ke perpustakaan...