Masa Remaja...
Pada satu ruangan yang berisikan dua kelas dengan tempat duduk sesuai absen, baik Adik kelas maupun Kakak kelas itu menyiapkan diri sebelum pembagian lembar ulangan.
Sudah seperti tradisi, dimana setiap ujian, setengah anggota kelas mereka akan satu ruangan dengan kelas lain. Entah itu adik kelas, kakak kelas, atau teman seangkatan.
Sama halnya dengan Matcha, yang kini satu ruangan dengan Kakak kelas yang tak dia kenali satupun. Bahkan saat ini dirinya duduk bersampingan dan satu meja bersama salah satu dari Kakak kelas yang berada di ruangan ini.
Tempat duduknya sudah diatur sesuai nomor peserta ujian oleh panitia ujian. Tentu saja tak akan ada yang bisa memilih atau menolaknya.
Sepanjang ujian Matcha lebih banyak menunduk. Bukannya tak mau berbaur seperti yang lain, hanya saja dia merasa canggung dan tak tau harus bagaimana memulai percakapan.
Di saat semua teman satu ruangannya mempersiapkan diri dengan berdiskusi di satu tempat sebelum ujian dimulai, Matcha lebih memilih tetap duduk di bangkunya sembari memainkan ponselnya sebagai kesibukan. Padahal alat itu hanya sebatas alasan agar dirinya tak terlihat menyedihkan.
Namun tanpa Matcha sadari, sepasang mata terus menatap ke arahnya sejak hari pertama ujian berlangsung.
Dia yang begitu penasaran dengan gadis yang tak pernah mengangkat wajahnya itu lama-lama tertarik hanya dengan melihatnya.
Aneh...
Dari banyaknya siswi yang berada di sekolah ini, kenapa harus dia yang mencuri perhatiannya?
Kenapa perasaan ini tak pernah hadir ketika bersama orang lain?
Melihat kepalanya yang tertunduk dengan tangan yang sibuk memainkan apapun yang bisa ia mainkan sebagai alasan, justru membuat pemuda yang dikagumi oleh banyak orang itu tertarik padanya.
Tutur katanya yang sopan saat membutuhkan sesuatu, dan ucapan terima kasih setelah mendapatkan yang diinginkan. Gadis itu selalu menerapkan tiga kata penting dalam kesehariannya, yaitu 'maaf', 'terima kasih' dan 'tolong'
Itu merupakan kata penting yang seharusnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun sekarang ini tak banyak orang yang bisa melakukannya.
Kalbi menyukainya...
Dia yang memiliki ketakutan saat berbicara pada lawan jenisnya membuat Kalbi terpikat.
Ah, tidak...
Bahkan andaipun ada orang lain yang memiliki sifat sepertinya, belum tentu Kalbi akan menyukai orang itu sebesar Kalbi menyukai Matcha.
Kalbi menyukai Matcha karena hatinya memilih gadis itu. Tanpa alasan yang jelas, yang tak mampu diungkapkan melalui kata-kata sederhana.
Mungkin karena gadis itu adalah Matcha. Andai bukan Matcha, Kalbi tak yakin bisa menyukai sebegitunya.
Tentu saja cinta membutuhkan alasan. Bahkan cinta pandangan pertama pun ada karena ketertarikan pada satu hal yang dimiliki oleh orang tersebut.
Namun belum tentu cinta pandangan pertama akan bertahan lama. Nyatanya alasan itu akan jadi tak berguna jika hatinya berpaling dan hanya tertarik sejenak saja.
Jika benar-benar menyukainya, maka alasan hanya akan menjadi perantara awal untuk cinta sejati.
Tapi, jika alasan itu tetap dinomor satu'kan hingga tak ada hal lain yang bisa membuatnya jatuh cinta selain karena alasan itu, maka alasan itu hanyalah sebuah nafsu semata yang bisa hilang kapan saja.
Kalbi mencoba menghentikannya....
Tentu saja dia mencoba sadar bahwa ini semua hanyalah cinta tak berguna saat remaja. Dirinya mewajarkan memiliki ketertarikan pada lawan jenis.
Awalnya Kalbi mengira perasaan ini akan hilang begitu saja seiring berjalannya waktu dan ia dapat melupakan sosoknya yang membuka gerbang hatinya pada perempuan.
Tapi tidak...
Perasaan itu selalu membayanginya.
Membuatnya terus bersujud pada Sang Maha Kuasa untuk memberikan kesembuhan pada kelemahan ini.
Tak seharusnya dirinya memiliki kecintaan sebegitu besar pada ciptaan Tuhannya.
Kalbi terus berdoa...
Berdoa untuk menghilangkan rasa ini...
Hingga akhirnya dia menyerah_ Kalbi mengganti doanya. Dia meminta Tuhannya untuk mendekatkannya pada sosok tersebut. Menjaganya sampai dimana mereka memang ditakdirkan untuk bersama.
Kalbi tak bisa mengutarakan perasaannya saat ini...
Karena dirinya tak ingin memiliki hubungan tak jelas beralaskan cinta yang sama dengan nafsu semata. Dia tak ingin mengkhianati Tuhannya dengan melakukan dosa diumurnya yang masih remaja. Cinta tak bisa menjadi alasan untuknya berbuat maksiat.
Begitu kurang ajarnya dia jika sampai membahayakan orang tua yang telah mendidik dan membesarkannya diakhirat kelak hanya karena nafsu semata.
Kalbi terus memandang punggung kecil itu dari jauh, hingga ia ketahui bahwa sosok yang dipandangnya telah memandang punggung pria lain.
Sejak itu Kalbi sadar. Bahwa bukan dirinya'lah yang gadis itu harapkan dalam hidupnya. Orang lain telah mengisi hatinya.
Kalbi mencoba mengikhlaskannya. Dia pergi mewakili sekolah untuk perlombaan taekwondo, alih-alih melupakan tentang gadis itu.
Perlombaan berjalan lancar hingga dirinya sampai dibabak final, meskipun perasaan padanya belum bisa hilang.
Sebelum melakukan pertandingan terakhir, Kalbi sempat mengecek ponselnya sebentar.
Baru saja membukanya, Kalbi sudah diserang oleh pesan yang dikirimkan oleh kerabatnya. Ada juga beberapa panggilan tak terbalas.
Kalbi tak mungkin membaca semuanya. Dia memilih satu pesan paling atas yang dikirimkan oleh Adik yang hanya berjarak tiga tahun darinya.
(Mas, Ayah udah ga ada)
Itulah pesan yang Kalbi dapatkan. Tubuhnya lemas tak menyangka. Dunia rasanya berhenti seketika. Hingga panggilan pelatih menyadarkannya.
Dalam keadaan yang belum sepenuhnya siap untuk pertandingan berikutnya, Kalbi tetap dipaksa bertanding.
Pemuda itu melakukan pertandingan tak sebaik sebelumnya. Hingga membuat kakinya cidera parah.
Kalbi mengalami patah tulang. Pemuda itu larut dalam kesedihan saat dibawa ke rumah sakit. Tapi bukan karena sakit di kakinya, melainkan karena kabar tak terduga yang diterimanya sebelum bertanding.
Anak macam apa dirinya? Yang tak bisa berada di sisi Ayahnya di saat terakhirnya.
Jangankan untuk menyolati atau memandikannya, melihatnya saja dirinya tak mampu saat ini.
Kalbi terpuruk selama beberapa bulan. Dirinya cukup kehilangan, meskipun tau bahwa tak seharusnya ia seperti ini.
___
Cerita yang saya buat semata-mata hanya untuk menghibur dan tidak untuk menyinggung pihak manapun. Maaf jika ada salah yang tidak saya sengaja ataupun tidak saya ketahui.
____Untuk beberapa chapter ke depan masih flashbacknya Mas Kalbi ya...
(。’▽’。)Segitu dulu. Jangan lupa tinggalin jejak.
Sekian...
Terima kasih...
Maaf...
Dan sampai jumpa ♡(๑•́ ₃ •̀๑)
☞ ☆ ☜
KAMU SEDANG MEMBACA
BENTANG PESAWAT KERTAS [HIATUS]
Novela Juvenil"Jodoh itu seperti pesawat kertas. Jatuh di tempat dan waktu yang beda dengan perkiraan kita. Seberusaha apapun kau menerbangkan pesawatmu ke tempat yang kau inginkan, nyatanya pesawat kertas buatanmu hanya akan mengikuti arahan angin" Sesuatu yang...