─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──── ⋆⋅☆⋅⋆ ──── ⋆⋅☆⋅⋆ ───
Malam semakin larut, namun tidak menyurutkan semangat 7 orang sahabat yang tengah duduk di ruang tamu rumah Sunghoon dan Jay. Mereka bercanda sambil sesekali cerita tentang kejadian yang dialami selama mereka berpisah. Air mata yang mempertemukan mereka, kini berubah menjadi canda tawa yang tak terkira.
"Sun, besok bareng-bareng ya berangkatnya, biar gak ada yang berani ganggu kamu." ucap Sunghoon.
"Gak usah Hoon, besok aku harus ke rumah bunda dulu. Sejak tadi perasaanku gak enak." ucap Sunoo sambil menerawang jauh.
"Yasudah kalau gitu, kita istirahat aja ya, lagian besok masih sekolah." ajak Heeseung sembari melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 01.00.
Mereka segera menuju ke kamar yang sudah disiapkan Jay dan Sunghoon. Sunoo satu kamar bersama Jungwon, Heeseung dengan Jake dan Riki, Jay dan Sunghoon tidur di kamarnya masing-masing.
Malam semakin larut, namun kedua mata Sunoo enggan untuk terpejam. Berulang kali Sunoo mencoba, balik kanan, balik kiri, berdiri, minum untuk menghilangkan gelisah yang ada di hatinya, tapi gagal. Perasaan itu tidak kunjung hilang, justru semakin kuat.
"Apa yang sebenarnya terjadi, kenapa perasaanku sedari tadi tidak enak." monolog Sunoo.
"Sun, kamu belum tidur?" tanya Jungwon dan mengubah posisinya menjadi duduk.
"Aku gak tahu Won, perasaanku gak enak banget daritadi." jawab Sunoo dengan kedua tangan yang saling meremat.
"Sudahlah Sun, mungkin saja kamu sudah lelah sekarang, lebih baik kita tidur, sudah jam 2 pagi." ucap Jungwon.
Jam sudah menunjukkan 4 pagi, namun Sunoo belum bisa tertidur, dia pun memutuskan untuk turun ke lantai 1. Saat tiba di lantai 1, Sunoo melihat Jay tengah sibuk dengan urusan dapurnya.
"Pagi Jay." sapa Sunoo dengan senyum manisnya.
"Pagi Sun, sudah bangun ya?" tanya Jay.
"Aku gak bisa tidur." jawab Sunoo dan duduk di meja dekat dapur.
"Kamu baik-baik saja Sun? gak biasanya kamu pagi-pagi lemes begini." ucap Jay meletakkan pisau dan berjalan menuju Sunoo.
"Aku gak tahu kenapa, tapi aku ingin pulang sekarang." ujar Sunoo dengan tangan menopang dagunya.
"Ini masih pagi banget lo Sun, emang kamu mau naik apa kalau pulang?" tanya Jay.
"Aku pesen ojol saja, lagipula sudah jam 4." jawab Sunoo sambil mengeluarkan ponselnya untuk memesan ojol.
Tap... tap...
Suara langkah kaki terdengar menuruni tangga, sontak Sunoo dan Jay menengok ke tangga untuk melihat siapa yang datang, ternyata Heeseung. Jay menghembuskan nafas dan menghentikan tangan Sunoo yang hendak memesan ojol."Gak usah Sun, biar dianterin Heeseung, iya kan Hee?" tanya Jay dengan senyuman seringainya.
"Hah, apa? aku kenapa?" tanya Heeseung bingung, dia baru bangun dan nyawanya belum terkumpul semua tapi sudah diajak bicara.
"Anterin Sunoo pulang ya, kasihan dia dari tadi malam belum tidur." jawab Jay seraya menunjukkan Sunoo yang tengah melamun.
"Sunoo?" ucap Heeseung sambil mengikuti pandangan Jay yang mengarah ke Sunoo. Kamu kenapa Sun?" lanjut Heeseung sambil mengusap punggung Sunoo.
"Aku ingin pulang Hee." jawab Sunoo.
"Aku anterin ya, lagian gak mungkin pagi-pagi gini kamu naik ojol, apalagi kamu belum tidur dari kemarin. Kalau nanti tiba-tiba kamu mengantuk dan jatuh dari motor bagaimana?" ucap Heeseung.
Heeseung pun berdiri dan melangkah menuju kamarnya untuk mengambil kunci mobilnya. Tidak lama Heeseung sudah turun dengan tangan yang memainkan kunci mobilnya. Heeseung dan Sunoo berjalan menuju garasi mobil dan mengeluarkan mobilnya. Di temani dinginnya pagi, Heeseung membelah jalanan dengan kecepatan tinggi. Heeseung dan Sunoo telah tiba di sebuah rumah sederhana dengan cat putih yang mulai mengelupas.
"Ayo Hee." ajak Sunoo dengan melangkahkan kaki menuju rumahnya.
kriet... suara decitan pintu terdengar, Heeseung dan Sunoo masuk menuju ruang tamu.
"Aneh, kenapa bunda tidak menghidupkan lampu, bukankah bunda takut gelap." lirih Sunoo.
"Kenapa Sun?" tanya Heeseung melihat Sunoo bergumam.
"Gak apa Hee, aneh aja gak biasanya bunda gak menyalakan lampu." ujar Sunoo dan menghidupkan lampu.
"Bunda." teriak Sunoo melihat seorang perempuan telah bersimpah darah karena luka tusukan.
hiks...hiks
"Bunda jangan tinggalin Sunoo." ujar Sunoo seraya memeluk erat tubuh bunda yang sudah terbujur kaku dan tangisan tidak berhenti dari kedua matanya.
"Kenapa bunda ninggalin Sunoo, siapa yang tega melakukan ini kepada bunda? jawab Bunda, jangan diam aja bunda. Andai kemarin Sunoo ada di rumah, mungkin bunda masih disini." monolog Sunoo dengan tangisan yang tak kunjung berhenti.
Heeseung berjalan menuju Sunoo dan memeluk tubuh Sunoo untuk memberikan kekuatan. Heeseung segera mencari hp nya dan menelpon Jake.
"Halo Hee, ada apa? tanya Jake dengan nada penasaran.
"Jake, kamu bisa gak kerumah Sunoo sekarang sama yang lain?" tanya Heeseung dengan isakan yang tertahan.
"Ada apa Hee? kenapa kamu nangis? jangan bikin khawatir Hee?" tanya Jake karena mendengar suara isakan.
"Nanti aku jelasin, sekarang kamu sama yang lain segera ke rumah Sunoo. Aku juga minta tolong telpon polisi ya buat ke rumah Sunoo, bilang ada pembunuhan." ucap Heeseung.
"Hah... Siapa yang dibunuh Hee? kenapa ada pembunuhan?" tanya Jake.
"Nanti saja aku jelasin semua, sekarang aku gak bisa sendirian." jawab Heeseung.
Jake segera berlari menuju Jay yang tengah berada di meja makan.
Hosh... hosh...
"Jay, tolong bangunin Sunghoon, kita harus ke rumah Sunoo sekarang." teriak Jake kepada Jay yang sudah duduk di meja makan.
"Yak... jangan teriak-teriak. Emang ada apa sih?" tanya Jay yang masih kebingungan melihat Jake yang kalang kabut.
"Katanya ada pembunuhan di rumah Sunoo, aku harus nelpon polisi sekarang, kamu bangunin Sunghoon, Riki dan Jungwon." jawab Jake dengan tangan gemetaran.
"Apa? kenapa? siapa?" tanya Jay yang masih kebingungan.
"Aku gak tahu, Heeseung cuma bilang ada pembunuhan di rumah Sunoo, Heeseung juga seperti habis nangis tadi." ujar Jake sambil mencari nomer polisi.
Jay segera berlari meninggalkan Jake menuju kamar Sunghoon, Jungwon dan Riki.
Dor... Dor ...
Suara gedoran pintu terdengar sangat keras."Sunghoon, bangun." teriak Jay sambil menggedor pintu sangat kuat.
"Apaan sih Jay, masih pagi sudah bikin keributan aja." tanya Sunghoon sambil mengusap kedua matanya.
Riki dan Jungwon yang tidur tidak jauh dari kamar Sunghoon bangun karena kebisingan yang diciptakan oleh Jay."Jay, kamu lihat Sunoo gak? saat aku bangun tadi kok dia sudah gak ada di kamar." ucap Jungwon pelan.
"Justru itu kita harus ke rumah Sunoo sekarang, katanya ada pembunuhan di rumah Sunoo." ujar Jay dengan suara keras.
"Apa?" teriak Jungwon, Sunghoon dan Riki secara bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Retak
Fiksi PenggemarSunoo memiliki 6 orang sahabat yang menyayanginya. Namun, sebuah kejadian yang tidak terduga, membuat ia kehilangan arah dan menjauh dari sahabatnya. Siapa sangka jika perbuatan Sunoo tersebut memberikan dampak yang cukup besar bagi sahabatnya. Apa...