1. l thought you were loyal

666 58 8
                                    




Pemuda cantik beranting perak pemilik toko kue dan minuman ala ala cafe itu bernama choi yeonjun.
Hari ini ia tengah bahagia, wajahnya tambah bersinar saat tersenyum menata lilin yang ia susun di atas kue red velvet hangat yang baru keluar dari oven beberapa menit lalu. Ia memang dikaruniai tangan seniman, sangat berbakat dalam memasak, mendekor serta plating makanan.

Mengingat kekasihnya yang katanya akan berkunjung membuatnya kembali teringat dengan masa-masa pdkt dulu.
Dulu, pacarnya adalah penggemar egg tart, sering mengunjungi cafe yeonjun untuk memesan pesanan yang sama tiap harinya, tidak ada satu haripun tanpa egg tart dan stawberry smoothies. Sampai yeonjun hapal dan beberapa kali memergoki pemuda bule yang sering memandanginya saat bekerja.

Entah bagaimana ceritanya hingga keduanya berakhir dekat, kadang saat cafe sedang sepi, huening si calon pacar ikut membantunya membersihkan meja-meja cafe, perlakuannya tentu membuat yeonjun merasa tidak enak sampai akhirnya lontaran ajakan untuk kencan membuat yeonjun berdebar tidak karuan di tempat, ia salah tingkah sampai tidak bisa melayani pelanggannya dengan baik, beberapa kali salah menyiapkan pesanan. Sebegitu dahsyatnya rasa cinta, sampai membuatnya lupa diri.

Beberapa bulan lalu huening melanjutkan kuliah S2 nya di luar negeri sehingga mereka berdua menjalin hubungan jarak jauh. Akibat keduanya saling sibuk sampai-sampai jarang sekali bertukar kabar, tidak tau bagaimana kabar perasaannya masing-masing.








Yeonjun beberapa kali menengok ke arah luar, cafenya memang berdesain kaca transparan dengan hiasan lampu-lampu bohlam kuning yang menambah kesan klasik dan aesthetic.
Jam janjinya sudah lewat 20 menit dan huening masih belum tampak, yeonjun berbalik menuju ruang ganti, merapikan kembali rambutnya yang baru ia semir warna merah satu hari yang lalu, ia penasaran dengan reaksi huening saat melihatnya berganti warna rambut. Apakah reaksinya akan biasa saja atau mungkin terkejut dengan warnanya yang amat mencolok.

Huening datang tepat saat yeonjun keluar dari ruang ganti. Wajahnya masih sama tampannya dengan rambut blondenya yang sangat mencerminkan keturunan bule.
Yeonjun langsung berlari kecil untuk mendekat, kedua tangannya langsung memeluk huening dengan erat, menahannya sedikit lama karena sangat rindu.
Huening sendiri hanya membalas menepuk-nepuk pemuda mungil dihadapannya beberapa kali sebelum melepasnya dari pelukan.

"Bagaimana kuliah kakak? Apa disana menyenangkan?"
Tanyanya sambil mendongak, menatap wajah teduh pacarnya yang tampak lebih pendiam dari biasanya.

"Begitulah."
Jawabannya sangat singkat, membuat yeonjun jadi canggung sendiri untuk bertanya lebih. Mengira pacarnya sedang dalam kondisi bad mood, sampai tidak berlaku ceria seperti biasanya.

"Kak."

"Hm?"

"Aku baru mengganti warna rambut lho, bagus tidak?"
Tanya yeonjun penasaran.

"Ya."
Hey, bahkan jawabannya terdengar tidak ikhlas sama sekali. Padahal ia mengeluarkan uang banyak untuk sekedar mengecat rambut di salon.

"Kak huening, aku bikin kue red velvet lho. Buat anniversary kita yang ketiga kak, kakak ngga lupa kan hari jadi kita?"

Tanya yeonjun sambil menarik huening untuk duduk di kursi yang sudah ia dekor dengan kain putih, kue red velvet bertulisan huening dan yeonjun terlihat indah dan menggoda.
Tapi ekspresi huening terlihat biasa saja sejak tadi, tidak memberikan reaksi memuji dengan kata wow sama sekali seperti biasanya. Seperti bukan huening yang yeonjun kenal. Kemana huening yang selalu memuji dan tertawa dengan lawakan garing itu, yeonjun menginginkan huening yang dulu.

"Yeonjun."
Panggilnya dengan suara berat, tatapannya sangat datar saat menatap yeonjun yang tetap bertahan dengan senyumannya yang manis.

"Iya kak? Mau langsung tiup sekarang? Bentar ya aku ambil pisau kue dulu buat motong."
Ucap yeonjun buru-buru, bahkan tidak menatap wajah huening saat meminta ijin.

"Yeonjun!!"
Panggilnya tegas, menarik tangan yeonjun untuk kembali menghadapnya. Yeonjun sangat terkejut sampai menahan napas saat huening menarik tangannya kasar dan tidak sabaran.

"Sorry, tapi aku mau putus. Kita udah ngga ada hubungan apa-apa lagi."

Air mata yeonjun mengalir tanpa bisa ditahan, lidahnya terasa kelu untuk sekedar bertanya atas alasan apa tiba-tiba huening mengajak nya putus, ia benar-benar merasa hubungannya tenang-tenang saja, ia juga menahan perasaannya agar tidak berpaling, tapi kenapa huening tiba-tiba memintanya untuk mengakhiri hubungan.

Yeonjun terisak sambil menahan tangan huening untuk tidak pergi, yeonjun butuh penjelasan tapi ia tidak bisa mengatakan satu patah kata pun. Setiap membuka mulut ia hanya mampu terisak keras sambil memukul-mukul dadanya sendiri, sakit sekali.

"Maaf tapi aku harus pergi, aku sudah tidak mencintaimu lagi yeonjun, aku sudah bosan, kita juga jarang bertemu kan. Jadi, tidak berat kan jika aku memutuskanmu?"

Yeonjun menggeleng kuat menahan huening agar tidak pergi. "T-ttidak a-aku hiks kak."
Suara yeonjun memelan beriringan dengan huening yang melepas genggaman tangan kecil yeonjun dan pergi keluar meninggalkannya begitu saja, membiarkan yeonjun menangis sambil meracau tidak jelas dilantai cafe yang dingin.

























***

Yeonjun berjalan lemas melewati trotoar yang basah sehabis diguyur hujan. Tangan kanannya menenteng kue red velvet dengan lilin yang sudah padam. Ia mengemasnya menggunakan kotak kue, berniat memberinya ke orang-orang yang ia temui di pinggir jalan.

Kebetulan sekali ada anak kecil yang tengah memakan ice cream contong di cuaca dingin begini, terlihat aneh tapi memang begitu kenyataannya.

"Dek, mau kue tidak? Gratis."
Tawarnya dengan suara lirih, si bocah tadi sedikit kaget mendengar suaranya yang sangat kecil dan lemas, ia kira hantu.

"Beneran gratis kak?"
Tanyanya dengan raut semangat.

"Iya."
Jawabnya lemas sambil menyodorkan kotak kue red velvet pada bocah yang duduk di dekat supermarket itu.

"Makasih ya kak."

Yeonjun mengangguk.

"Ini beneran buat aku semua kak? Ngga kebanyakan?"
Tanya bocah itu sekali lagi, masalahnya kuenya terlalu besar untuk ia makan sendiri.

Yeonjun mengangguk kembali, kali ini si bocah menyadari bahwa kakak pemberi kue tengah menangis.
Hendak bertanya tapi yeonjun sudah berbalik lebih dulu untuk menyebrang ke halte bis. Suasana hatinya sangat buruk sampai tidak tau cara menyebrang, ia hanya menjalankan kakinya asal ke jalan raya. Tidak tau jika ada truk melaju kencang dari arah kanan.

"Heyy, awaaas!!"

"Kakaaak!!"











Grep
Seorang pemuda tampan menarik yeonjun ke pinggir, menahan tubuh yeonjun yang lunglai dalam dekapannya.
Yeonjun pingsan.

"Gyu, tolong ambilkan kunci mobil kakak disaku."
Beomgyu sang adik mengangguk dan mengambilkan kunci mobil sang kakak untuk membuka mobilnya yang terparkir di dekat supermarket.

Kakak beomgyu membopong yeonjun dan membawanya ke rumah.
"Itu apa gyu?"

"Kue kak, dari kakak cantik itu."

"Keliatannya dia sedang sedih."

"Iya, tadi gyu liat kakak cantik itu menangis. Kasian, untungnya kak soobin nyelamatin kakak cantik."
Ucap beomgyu bangga, kakaknya sangat  hebat karena berhasil menyelamatkan kakak cantik pemberi kue.
Semoga mereka jodoh, doa beomgyu dalam hati.


















My Cute Boyfriend||Soobjun|| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang