7. Haircut Matters

253 22 1
                                    

"Ibu duduk saja. Biar yeonjun sendiri."
Ujarnya sambil menata kue yang baru ia angkat dari pemanggang.

"Ibu kan ingin membantu, masa tidak boleh si?"

"Ibu membantu cicip saja. Sebentar yeonjun siapkan ya."
Ujarnya sambil menyiapkan kue-kue yang ia buat ke atas piring dan menatanya rapi sebelum menghidangkannya pada sang ibu.

"Silahkan di cicipi eomanim. Kue panggang hangat dengan isian coklat lumernya sudah matang."
Taehyung tertawa terbahak. Anaknya ini ada-ada saja.

"Mm, kau tidak berniat meracuni saya kan?"
Tanyanya setelah menelan satu gigitan besar kue yang sudah ia kunyah.

"Tidak mungkin eomanim. Eomanim bisa memenggal saya jika saya ternyata memberinya racun."

"Hm bwaiklah."

"Bagaimana eomanim? Apa kuenya layak dijual?"

"Oo tentu saja tuan putri. Ini sangat layak di sajikan haha."

"Dengan senang hati saya akan menjualnya yang mulia."





"Beomgyu."

"Hm."
Sahut yang lebih muda pada sang kakak. Seperti biasa jika mendengar panggilan datar dari soobin berarti soobin memang ada maunya. Tidak ingat diri sendiri jika sedang butuh sesuatu pasti akan merayu soobin dengan rayuan bochilnya yang menyebalkan untuk didengar.

"Di pause dulu dong game nya. Kakak mau ngomong bentar kok."

"Iya iya, ini udah."

"Potong rambut ya bareng kakak."
Seperti biasa beomgyu menggeleng tidak mau.

"Rambutmu udah panjang banget itu. Ditegur guru lho."

"Ditegur ya dengerin, habis itu udah kan selese. Lagian rambut panjang juga punya sendiri, ngapain nurutin orang lain. Murid juga punya hak bebas karena udah bayar uang sekolah."

"Susah memang."
Soobin mulai kesal, menahan tangannya agar tidak berbuat kasar.

"Kak soobin juga suka bikin susah sih."
Balas beomgyu sebelum kembali melanjutkan gamenya yang sempat terganggu.








Setelah berpikir panjang dengan kesabaran yang untungnya bisa dipertahankan, soobin akhirnya berhasil membujuk adiknya untuk potong rambut. Bahkan saat ini wajah beomgyu terlihat kegirangan karena sebentar lagi akan bertemu dengan kakak cantik kesayangannya.
"Garing tuh gigi kelamaan di pampang."

"Apa si?"

"Katanya ngga mau potong rambut nih. Habis dapet hidayah ya tiba-tiba mau potong rambut."
Ledek soobin memecah keheningan, tapi adiknya sama sekali tidak menyahut. Memilih memandang layar iphone nya guna membalas chat dari yeonjun.

Yang nurut sama kak soobin ya dek. Ntar aku kasih surprise deh.

Asik dapet surprise dari kakak cantik, nanti gyu mampir kak.

"Sapa tuh? Kamu pacaran ya?"

"Otw kak."

"Masih kecil juga. Belajar dulu yang bener."

"Cinta juga belajar kak."

"Lha kak soobin juga jomblonya awet kan gara-gara ngga belajar. Cinta juga ada pelajarannya tau."

"Cinta monyet, ntar juga kalo bosen ditinggalin kan."

"Sok tau."

"Yang keren ya bang. Jangan yang model jamet."

"Siap."
Beomgyu mengacungkan jempol ke arah cermin pada tukang potong rambut. Mengibas rambut panjangnya terakhir kali sebelum dipangkas dan dibuang. Tidak rela sebenarnya, tapi jika sudah diperintah oleh yeonjun maka beomgyu sulit untuk menolak, seolah hal wajib yang tidak boleh di abaikan. Beomgyu kan sedang berusaha menjadi adik yang baik, ah ralat, kekasih bochil yang baik untuk kak yeonjun.













"Lama banget si , kak soobin ngapain dah? Perasaan habis ke salon tapi rambutnya ngga ada berubah-rubahnya, tapi lama beut."
Heran beomgyu sambil memandangi kakaknya yang sibuk melakukan transaksi di kasir.

"Ngapain aja si kak? Gyu aja yang potong rambut cuma bentaran. Malah nungguin kakak hampir 1 jam lebih baru kelar."

"Ini namanya nyalon gyu."
Pamernya sambil menunjukkan blackcardnya pada beomgyu sebelum memasukkannya ke dalam saku celana. Beomgyu hanya berdecih sebelum menyadari kata-kata soobin yang menurutnya ambigu.

"Nyalon? Kak soobin mau jadi presiden apa gimana? Jangan deh kak, ngurusin aku aja udah kelabakan apalagi ngurusin pemerintahan. Kak soobin bisa mati dalam keadaan jomblo deh."

"Salon gyu. You tau la creambath, smoothing, hair spa, hair ma-"

"Oo yy.. Pedicure, manicure, insecure juga ya kak? Owla, pantesan si lama."

"Iya deh."
Sahut soobin malas.

"Kak buruan deh, katanya habis ini mau mampir ke tempat pacar aku."

"Yeonjun? Mana mau yeonjun pacaran sama bochil modelan tengil usil kaya gini."
Ujarnya sambil menyentil dahi beomgyu.

"Hidih, takdir ngga ada yang tau bang, Jangan salah. Ngga tau kan kalo dimasa depan gyu bakal jadi orang sukses plus dewasa berduit."

"Hm..."







"Kak yeonjun makin cantik aja deh. Kakak asal mana si? Kok mirip bidadari ya?" Tanya beomgyu dengan tatapan penuh perhatian pada yang lebih tua. Yeonjun yang ingat umurnya terpaut jauh dengan beomgyu pun segera menepis perasaan baper yang sempat singgah.

"Masa si? Haha"
Timpal yeonjun sambil mengibas satu telapak tangannya ke depan wajah, gawat jika pipinya mendadak merona mendengar bualan beomgyu. Masih sadar jika ada soobin yang mengawasinya di seberang tempat beomgyu duduk.

"Oo iya gyu, ini surprise dari kakak. Semoga suka ya?"
Yeonjun menyerahkan kantung kertas yang tersegel pita pada beomgyu. Menggaruk sisi lehernya yang tidak gatal karena merasa canggung. Soobin tidak berhenti menatapnya di sana, membuat yeonjun merasa tidak nyaman dan terancam.

Dalam hati soobin berteriak, aku juga mau!

"Makasi kakak...luv u."
Beomgyu memberikan isyarat love menggunakan kedua tangannya seperti biasa. Tersenyum senang sambil memeluk hadiah yang ia dapat barusan.

"Iya sama-sama. Di pake lho ya, jangan cuma dipajang."
Ujar yeonjun memperingati.

"Buat kenang-kenangan hehe."

Demi apa, soobin ternyata kalah jauh dari adiknya sendiri. Cuma diam seperti tokoh figuran yang tanpa perjuangan.










Bentar lagi pemilu huhu...
Semoga rezeki dinaikkan & bulan Ramadhan full liburan...😁

Presiden ganti yang penting kepala keluarga tetap bapak masing-masing...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Cute Boyfriend||Soobjun|| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang