5. Pending Date

297 38 6
                                    






Soobin mengerucutkan bibir di sepanjang jalan, entah meniru siapa. Memandang nanar tangannya sendiri yang menggantung hendak meraih tangan si mungil yang berjalan cepat di depannya. Ia kira yeonjun akan mengerti jika ia menggapai-gapaikan tangannya menyenggol punggung tangan kecil itu, tapi ternyata yeonjun malah berjalan lebih cepat mendahuluinya. Soobin yang 5cm lebih tinggi saja sampai kalah berjalan di belakang, sudah lama juga soobin tidak pernah olahraga lagi semenjak jabatannya naik dibawah ayahnya.
Soobin lebih sering dilayani ketimbang melakukan sendiri, jadi tidak heran ia jadi lebih pemalas termasuk jalan kaki seperti ini. Jika ada fasilitas mewah kenapa harus jalan kaki kata soobin.

"Yeonjun, jalanmu cepat sekali!" Teriak soobin karena tidak tahan melihat yeonjun sudah jauh didepan sana, tidak menyadari jika soobin sudah tertinggal jauh dibelakang. Seperti tidak punya rasa lelah saja.

"Ayo kak soobin, langitnya mendung tuh."
"Eh, bener juga. Tunggu jun!"
Teriak soobin sambil berlari menghampiri, menumpukan sebelah tangannya pada pundak si kecil saat sudah berdampingan.

"Jangan kecepetan jalannya, kak soobin cape."

"Hehe, soalnya yeonjun mau beli jajan di pasar kak. Mumpung masih pagi, belum banyak orang. Ayo kak soobin, apa mau njun gendong?"
Gila, memangnya tubuh sekecil itu kuat menggendong badan soobin yang 2 kali lipat lebih besar dari ukuran lelaki kecil. Soobin takut yeonjun berakhir patah tulang jika berusaha keras menggendong badan soobin yang besar.
Kepala soobin menggeleng cepat, tidak menyia-nyiakan kesempatan meraup tangan mungil yeonjun untuk ia genggam, sangat pas dalam dekapan tangan soobin yang lebar. Merasakannya membuat soobin terkekeh senang dan mengayunkan nya ke depan belakang sambil berjalan mengikuti langkah kaki si kecil yang memang tampak buru-buru.

"Mau beli apa si jun? Kamu semangat banget sama jajanan."
Apa jajanan lebih menarik daripada wajah soobin yang tampan ini, bahkan yeonjun tidak mendengar pertanyaannya barusan dan malah menariknya ke stan penjual makanan yang tampak ramai, antriannya sangat panjang ke belakang.
Sebenarnya kekuatan uang soobin bisa mengalahkan antrian sepanjang 3 meter ini, tapi demi yeonjun ia rela menunggu sambil berdiri kok, asal soobin bisa melihat raut ceria yeonjun dari dekat seperti ini.

"Duduk dulu sana jun."

"Tapi ntar gantian ya kak?"
Tanyanya sambil mendekat pada pinggiran trotoar dan mulai duduk, tangannya melambai pada soobin untuk menyemangatinya berdiri mengantri, membuat hati soobin menghangat dan berdebar kencang tidak karuan melihatnya.


"Pacarnya mas?"
Tanya pria paruh baya di belakang soobin membuat soobin menoleh dan membungkuk singkat.

"Beruntung ya mas dapat pacar cantik, lucu lagi."

Soobin mengangguk senang, tidak hanya cantik dan lucu, soobin bahkan dibuat gila gara-gara menyukainya. Soobin yang biasanya terlihat normal dan datar kini lebih sering terlihat konyol sampai beberapa kali terciduk melamun dan salah tingkah saat bersama yeonjun, padahal mereka tidak punya hubungan apa-apa.

"Hujan hujan!"
Teriak seorang lelaki dari barisan depan, menyuruh orang-orang untuk berteduh karena hujan turun langsung deras. Soobin berlari ke arah trotoar, menarik yeonjun untuk membawanya meneduh dipinggiran teras ruko.

"Yah, bungeoppang nya bagaimana kak?"

"Sepertinya penjualnya akan pergi karena hujannya terlalu deras yeonjun."

"Yah..."
Serunya kesal saat penjual tadi mengemas dagangannya pergi menggunakan mobil.

Soobin mengusap rambut yeonjun yang sedikit basah karena terpaan air hujan, memperlihatkan wajah yeonjun yang semakin bersinar dimata soobin.
"Hujannya makin deras, kakak mau telfon sopir dulu ya?"

My Cute Boyfriend||Soobjun|| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang