kakak 10 "Kita temen-temennya .."

68 4 0
                                    

Kilas balik..

Waktu hari perdana SMA Amalia, tepatnya saat ia hendak turun dari gr*bcar yang mengantarnya ke sekolah bersama Mama. Saat itu Mama memeluknya, menciumnya, dan mengadpisnya dengan penuh kasih sayang. Tanpa disadari, gadis bungsu keluarga Elrazak itu pun menangis.

"Ma, Lea gak mau sendirian.." katanya memelas.

Melihatnya Mama jadi iba dan turut menangis. "Gak papa Dek, Mama yakin Adek Lea bisa.." kata Mama menyemangati. "Obatnya udah kamu bawa, kan?" Sambung Mama bertanya.

Dengan manis gadis itu mengangguk, tanpa disadari pula, Amalia spontan melihat ke arah pak supir gr*bcar yang ternyata tengah mengabadikan momen mereka berdua dengan ponselnya.

"Ih! Mama! Kok pak sopirnya midioin kita?!" Tukas gadis itu sambil menghapus air matanya.

Merasa dipergoki, pak supir langsung terkejut, lalu melirik Mama. Mama pun berkata "gak papa Dek, Mama yang minta, buat dikirim ke Papa, biar Papa juga tau.."

Ekspresi Mama nampak seolah lupa kalau dia baru saja menangis bersama putrinya. "Oh iya!" Kata Mama seolah melupakan sesuatu.

Mama lalu merogoh-rogoh tas kecilnya hingga mendapatkan apa yang diinginkan. Itu secarik kertas yang terlipat, kemudian Mama memberikan kertas itu kepada Amalia sambil berkata, "nih, dari Fikri.."

"Apaan nih?" Tanya Amalia heran tanpa membuka lipatan kertas itu sama sekali.

Mama hanya mengangkat kedua bahunya sambil menjawab, "gak tau".

Tanpa pikir panjang Mama kembali mengecup gadis bungsunya dari jidat sampai kedua pipinya, kemudian berkata, "Mama tau Lea kuat. Jadi anak yang pinter ya!"

Gadis itu pun mengangguk paham, dan tanpa sadar ia memasukkan lipatan kertas dari Fikri itu kedalam saku ranselnya. kemudian ia pergi setelah melambaikan tangan ke arah Mama.

Saat di kantin, ketika ia tengah mengobrol dengan Kak Saka. Tiba-tiba ia mendengar sekelompok murid dibelakangnya ada yang berkata, "Emang Lea tuh yang mana sih?"

Amalia pun tersentak seketika, 'masa iya ngomongin gue?', batinnya heran.

Kemudian terdengar yang lain menyahut, "lagian ya, anak baru kalo lagi MOS tuh gayanya udah kagak bisa di kenalin lagi.."

'anak baru?' tanyanya lagi membatin. Ia pun semakin penasaran dengan obrolan anak-anak itu, tapi Kak Saka tiba-tiba berkata "bentar lagi bel masuk, ayo balik ke kelas!"

Sebenarnya Amalia sedikit menyesal karena jadi tidak fokus mendengarkan obrolan mereka. Sedangkan kalimat terakhir yang dapat ia dengar hanya, "dia gak nelpon?"

"Amalia?" Panggil Saka memaksa Amalia tuk berhenti berpikir. Namun seketika itu juga ia tersadar, 'oh iya, disini gak ada yang tau kalo gue dipanggil Lea.. yaudahlah..' ia lalu beranjak pergi ke kelas bersama Kak Saka.

Saat pulang sekolah, Amalia berjalan bersama Tiara Bening, teman barunya yang baik hati. Tak disangka, tiba-tiba ia mendengar suara seorang perempuan memanggilnya "Lea!"

Ia pun menoleh, diikuti Tiara yang juga penasaran dengan si pemilik suara. Perempuan itu dengan cepat menghampiri Amalia, dan berkata "akhirnya ketemu!!"

Seorang lelaki berkacamata dan gadis tanpa ekspresi pun turut berjalan mendekati Amalia.

"Mm.. kakak-kakak ini siapa ya?" Tanya Amalia sopan.

"Kita temen-temennya Fikri, gue Sabella.." katanya sambil menunjuk dirinya sendiri. Kemudian menunjuk dua teman dibelakangnya sambil berkata "tuh cowok culun, namanya Devano.. terus yang mukanya datar kek tembok itu, Randa.. yah, harap maklum.. mukanya emang gitu dari lahir.."

"Anj*r culun!", umpat Devano. "Heh, gini-gini gua punya fans, banyak! Se-RT!", sambungnya berbangga diri.

"Ah, elah! Se-RT aja bangga Lo! Followers ig aja gak nambah-nambah!" Komentar Randa dengan wajah datarnya yang membuat Devano ngelus-ngelus dada.

"Untung temen lu!", kata Devano berusaha sabar.

"Yah, ternyata temen..", sahut Randa tetap datar.

"Lah, iya.. lu maonya apa? Pacar?" Tanya Devano nantangin.

"Enggak, gue kira bos.." balas Randa sedikit menarik bibir seolah tersenyum bangga.

Devano hanya dapat mengumpat pelan dan berusaha tanah. Sedangkan Sabella nampak cukup heran dengan tingkah Randa yang mulai banyak omong. "Sebenernya tadi gue mao ngomong gitu, eh keduluan si Randa.. haha.. emang tuh anak kagak ketebak..", gumamnya pelan yang cukup terdengar di telinga Amalia.

"Oh iya!" Cetus Sabella berusaha mengubah topik. "Lea!" Panggilnya sampai Amalia menoleh. "Gue itu temen sekelas Fikri dari SD, gue juga tetanggaan sama Lo pada dari waktu itu, Lo gak tau?", ujar Sabella antusias.

Amalia tercengang sesaat, lalu menggeleng sambil berkata, "enggak kak.. lagian Lea dari TK sampe lulus SD tinggalnya di rumah eyang... Terus SMP Lea homeschooling.. kata Mama, Lea gak boleh maen keluar, jadi kalo Fikri maen keluar Lea gak ikut.."

"Tapi heran juga sih, kita gak pernah ketemu, padahal kita tetanggaan.. gua juga baru tau kalo si Fikri punya adek.." kata Sabella bingung sendiri.

"Terus kak Sabella tau aku darimana?", tanya Amalia heran.

Devano pun mulai angkat suara, "oh itu! Kita berempat punya grup WA, di grup Fikri bac*t banget minta kita bantuin Lo di hari perdana Lo SMA.. sampe dia ngirimin foto Lo segala Le!"

Randa mengangguk-angguk datar, lalu berkata "ya.. pokoknya ini semua gara-gara Fikri.

Lalu Sabella berkata, "iya, kalo Lo ada masalah telepon kita aja! Lo udah tau nomor telpon kita, kan?"

Amalia terdiam, semua pun fokus menunggu jawaban gadis itu. Sampai-sampai Tiara yang sejak awal berdiri disebelah Amalia pun melirik fokus teman barunya itu. Setelah yakin, dia menjawab, "hehe.. gak tau.."

"HAAAH?!!", seru Sabella, Devano, bahkan Randa bersamaan.

...

To be continued~
//Abis ini flash back selesai...//
//Yeay..//
Udah..
makasih buat yang udah baca..
...

KAKAK ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang